Tori yang melihat sosok Yuki secara langsung di depannya semakin terdiam kaku ditempatnya dengan kedua bola matanya yang membulat terkejut.
"K-kau! Tetsuya Yuki?!" Seru Tori dengan meninggikan nada suaranya, membuat perhatian semua anggota club basket kini kearah mereka.
Yuki yang namanya di panggil oleh Tori dan menyadari kini dirinya menjadi pusat perhatian para anggota club basket Kitsunema pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya, lalu kembali menundukan kepalanya.
"Salam kenal semuanya. Namaku Tetsuya Yuki salah satu anggota club memasak SMA Natsu, senang bertemu kalian."
Suasana hening kini menyelimuti ruangan lapangan indoor karena para anggota club basket Kitsunema termasuk Tori masih terdiam ditempat mereka masing-masing untuk mencerna perkataan yang di katakan oleh Yuki tadi.
Eita yang melihat keterdiaman para anggota clubnya pun menghela nafas panjang, lalu mengulurkan sebelah tangannya menepuk pundak Yuki.
Tap.
"Seharunya kau tidak usah menyebutkan club apa yang kau daftarkan Yuki-kun. Kau membuat mereka semua diam terkejut." Ujar Eita yang membuat Yuki menaikan sebelah alisnya heran.
"Aku hanya ingin mengatakan jika aku sudah resmi menjadi anggota club memasak saja. Jadi kalian tidak dapat membujuk ku untuk mendaftar masuk kedalam club kalian." Sahut Yuki membalas perkataan Eita.
"A-apa?? Kenapa?? Kenapa kau tidak mendaftar masuk kedalam club basket?!" Tanya Tori yang sudah tersadar dari keterkejutannya setelah mendengar pernyataan langsung dari Yuki.
Yuki pun menolehkan kepalanya kearah Tori. "Kenapa? Karena aku ingin memperdalam kemampuan memasak ku? Apa itu tidak boleh?"
Dengan cepat Tori langsung menggelengkan kepalanya tegas. "Tentu saja tidak boleh! Takdir mu adalah bersama tim basket! Bukan tim memasak."
Aida yang mulutnya sudah tidak di bekap oleh Yuki pun langsung berdecak kesal dan melayangkan tatapan tajam pada Tori.
"Tsk! Siapa dirimu berani mengatakan jika takdir Yu-kun ada bersama tim basket?!"
Kini Aida melipat kedua tangannya di depan dada. "Takdir Yu-kun adalah pilihannya sendiri. Bukan atas perkataan mu ataupun opini orang lain."
Yuki mengulurkan sebelah tangannya untuk merangkul pundak Aida. "Sudahlah Ai-chan, kau tidak boleh berkata seperti itu pada senior."
"Aku merasa kesal dengan dirinya yang dengan seenaknya mengatakan jika takdir mu adalah bersama tim basket!" Keluh Aida yang masih melayangkan tatapan tajam kepada Tori.
Tori kembali terdiam ditempatnya, mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Eita yang melihat keterdiaman Tori ingin sekali tergelak geli. Karena baru kali ini dirinya melihat anggota satu tim nya sampai diam tidak berkutik seperti itu.
Yuki yang meyadari jika saat ini suasana hati Aida sedang tidak bagus pun memilih mengarahkan tatapannya kearah Eita.
"Eita-senpai, aku rasa sudah saat nya kami berdua pulang. Maaf jika kami sudah membuat keributan disini." Ujar Yuki pada Eita yang membuat Aida merasa tidak senang.
Baru saja Aida ingin membuka suara, Yuki sudah lebih dulu menepuk-nepuk puncak kepalannya, membuat dirinya dengan masih memiliki perasaan kesal, mengurungkan niatnya untuk membuka suara.
Eita yang meliat Aida tidak berkutik dibawah pengawasan Yuki pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya. Dirinya jadi teringat kembali momen saat dirinya masih berada di tim yang sama seperti Yuki, Aida dan para anggota washida club dulu.
"Baiklah Yuki-kun dan Ai-chan. Terimakasih sudah datang mengunjungi club basket kami. Lain kali jika kalian memiliki waktu luang, berkunjunglah lagi kesini." Sahut Eita yang di balas dengan anggukan kepala oleh Yuki, namun di balas dengan dengusan oleh Aida.
Kini tatapan mata Yuki kembali mengarah pada para anggota club basket yang ternyata masih tertuju kearah dirinya.
"Semuaya sampai jumpa lagi! Tetap bersemangat berlatih basketnya, kalian pasti akan menjadi atlet basket yang bersinar suatu hari nanti." Ucap Yuki dengan seulas senyum di wajahnya.
Setelahnya tanpa menunggu respon balasan dari para anggota club basket Kitsunema, Yuki dan Aida lansgung melangkahkan kaki mereka keluar dari ruangan lapangan basket itu.
Para anggota club Kitsunema yang melihat Yuki dan Aida sudah berjalan keluar pun secara bersamaan langsung menghela nafas lega. Ternyata sedari tadi mereka tengah menahan nafas saat melihat Aida yang memarahi Tori.
Eita yang mendengar helaan nafas lega dari para anggota club nya pun terkekeh pelan.
"Hahaha ada apa dengan kalian? Apa sedari tadi kalian menahan nafas melihat Yu-kun dan Ai-chan?" Tanya Eita yang di balas dengan anggukan kepala serempak oleh para anggotanya.
"Perempuan tadi benar-benar menyeramkan! Aku baru pertama kali bertemu perempuan semenyeramkan itu!" Ujar salah seorang anggota club basket yang semakin membuat Eita terkekeh geli.
"Apa kalian mengenal Washida club? Jika kalian mengenal mereka, pasti kalian tahu siapa perempuan yang kalian sebut menyeramkan tadi."
Para anggota club Kitsunema menaikan sebelah alisnya heran, karena setahu mereka, didalam Washida club tidak ada perempuan semenyeramkan itu, yang ada hanyalah seorang manajer cantik yang selalu berada bersama dengan anggota Washida club kemana pun mereka pergi.
Toma yang merasa penasaran dengan perkataan Eita pun langsung mencari profil dari Washida club di internet.
Setelah menemukan halaman yang tepat, Toma menggerakan jarinya untuk menscroll layar ponselnya.
Tatapan matanya mengarah pada satu profil seorang perempuan yang menjadi manajer Washida Club dan biasa dipanggil Yama-sensei.
Seketika kedua bola mata Toma membulat terkejut melihat nama asli dari Yama-sensei yaitu Matsuyama Aida.
"Huwaa!" Seru Toma terkejut bukan main dan kini menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian dari para anggota yang lain.
"Ada apa Toma-kun? Apa kau suda menemukan identitas perempuan menyeramkan tadi?" Tanya Shuhei yang berada tepat di sebelah Toma dan mewakilkan pertanyaan dari para anggota yang lain.
Dengan cepat Toma menganggukan kepalanya dan mengulurkan ponselnya kearah depan agar seluruh temannya dapat melihat hasil pencarian yang dirinya lakukan.
"Perhatikan baik-baik nama lengkap Yama-sensei!" Ucap Toma menyuruh semua temannya untuk memperhatikan baik-baik apa yang ada di ponselnya.
Tomo yang berada di hadapan Toma pun menyipitkan kedua matanya untuk membaca apa yang ada di layar ponsel temannya itu.
"Matsuyama Aida, manajer cerdas dan cekatan dari Washida Club. Berkat dirinya juga Washida Club berhasil mencapai kemenangan selama tiga tahun berturut." Ucap Tomo membaca apa yang tertera pada layar ponsel Toma.
"Matsuyama Aida." Ucap Shuhei mengulang apa yang dikatakan oleh Tomo tadi, begitu pun juga dengan anggota club yang lain, termasuk Tori.
"Matsuyama Aida. Aida-chan, Ai-chan." Gumam Tori sambil mengingat-ngingat panggilan yang di sebut oleh Eita dan Yuki untuk Aida.
Seketika kedua bola mata Tori pun membulat terkejut setelah menemukan kemiripan dari nama panggilan yang disebutkan oleh Yuki dan Eita dengan nama lengkap dari sang manajer Washida Club.
"Astaga! Jadi perempuan menyeramkan tadi adalah Yama-sensei?!"