webnovel

Ex-First Love : Pertemuan Kedua

Bercerita tentang seorang wanita yang dulu pernah mencintai seorang pria yang tidak pernah mencintainya balik dan akhirnya ia menyerah. Dan bercerita tentang seorang pria yang mencintai seorang wanita yang mencintai oranglain dan wanita itu tidak pernah menyadari bahwa pria itu mencintainya. Serta, bercerita tentang seorang pria yang pernah sangat mencintai seorang wanita yang kini telah tiada dan mengabaikan segala kehadiran wanita lain di sisinya. Mungkinkah salah satu dari cinta mereka akan bertemu? Jika seperti itu, kepada siapa hati wanita itu pada akhirnya akan menetap? Dan bagaimana usaha kedua pria yang lain untuk mendapatkan cinta dari wanitanya?

lenzluph · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
29 Chs

Chapter 7 ( Insiden Kecil )

"Dan jika kau memang tak suka denganku, kau bisa mengundurkan diri hari ini juga," Minho memberi usulan.

"Aku tidak akan mundur dalam drama ini," seru Sunny.

"Kenapa aku yang harus mundur? Kenapa tidak kau saja. Itu benar. Lebih baik kau saja yang mengundurkan diri sekarang juga. Bukannya kau juga sangat tidak menyukaiku?!" tantang Sunny balik.

Minho kembali melototi Sunny, "Kau.. yang benar saja?!!" serunya, "Aku? Tidak akan! Jika memang harus ada yang mundur, itu adalah kau. Aku akan tetap bermain tak peduli siapapun lawan mainku. Itu namanya profesionalitas!"

Sunny menghela nafas. Jika Minho tak ingin mundur dalam drama ini, itu artinya mereka akan bersama-sama sepanjang drama ini berlangsung. Dan tentu saja Sunny juga tak bisa mundur dalam drama ini, mengingat apa yang dikatakan Manager Kim tadi padanya. Ia tak mungkin membuang kesempatan ini begitu saja.

Apalagi Sutradara Jung yang ia hormati secara langsung menunjuknya untuk menjadi pemeran utama wanita dalam dramanya ini. Tidak. Ia tidak mau berkorban. Untuk apa dan untuk siapa? Minho? Tidak akan. Ia sudah tak memiliki perasaan apapun padanya. Lalu apa yang ia takutkan?!

"Oke. Aku juga tidak akan mundur dari drama ini. Aku akan tetap bermain. Bukan karena kau. Ini demi profesionalitas seorang artis. Arraeseo?" balas Sunny tak mau kalah.

Minho ingin membalas ucapan Sunny, tapi tepat saat itu salah seorang kru memanggil mereka.

"Sunny, Minho kalian sudah siap?" tanya orang itu sambil memberi kode agar mereka mengikutinya.

"Ye.." jawab keduanya bersamaan sambil bangun dari kursinya dan hendak berjalan pergi. Tapi tak sengaja tubuh mereka bertubrukan.

"Aduh!" Sunny merintih.

"Kenapa kau berjalan ke arah sini? Kau harusnya ke arah satunya," maki Minho yang kesal karena harus bertubrukan dengan Sunny.

"Kenapa kau menyalahkanku? Kau yang seharusnya berjalan ke arah satunya!" balas Sunny kesal. Mereka saling menjauh.

Sayang, rambut Sunny tak sengaja tersangkut di salah satu kancing kemeja Minho saat tubrukan itu terjadi. Sunny jadi panik dan berusaha melepaskan diri.

"Hei! Pelan-pelan menarik rambutmu. Kau bisa merusak kancing bajuku," protes Minho memperingatkan.

Sunny mengutuki dirinya karena melakukan hal bodoh seperti ini. Bagaimana hal ini bisa terjadi. Dengan situasi seperti ini dengan si bodoh ini pula?!!

"Aku tak percaya, rambutmu sudah pendek begini tapi masih saja bisa tersangkut juga," gumam Minho lagi yang membuat Sunny jadi teringat akan kejadian di masa lalu mereka.

Sunny ingat dulu pernah juga ada kejadian seperti ini. Saat itu rambut Sunny masih panjang dan memang sedikit susah diatur sehingga secara tak sengaja juga pernah tersangkut di kancing baju Minho. Masih ingatkah pria itu?

Pria itu menangkap ekspresi bingung Sunny, "Kenapa lihat-lihat? Cepat singkirkan rambut menyebalkanmu ini!" serunya tak sabaran.

Sunny langsung menatapnya dengan kesal. Memangnya hal ini juga diinginkannya? Mendekatkan rambutnya yang indah ini dengan tubuh tiang menyebalkannya itu?

"Ini semua karenamu! Karena kau terlalu tinggi, makanya hal ini sampai terjadi."

"Apa? Bukannya ini karena kau yang terlalu pendek sehingga kau bisa tersangkut di kancing bajuku begini? Kalau kau sedikit lebih tinggi hal ini tak akan mungkin terjadi," balas Minho yang langsung membuat Sunny kesal bukan main.

Dengan kasar Sunny berusaha melepaskan diri. Perlu usaha yang menyulitkan memang, tapi akhirnya ia berhasil menyelesaikan masalah sangkut-menyangkut itu.

Ia menatap Minho kesal lalu berbalik ingin pergi. Tiba-tiba keseimbangannya goyah. Kakinya tak sengaja menabrak kursi yang didudukinya tadi.

"Oohh~"

Sunny hampir saja jatuh jika saja Minho tidak dengan sigap menangkapnya.

Tatapan keduanya saling bertemu. Untuk beberapa saat mereka sama-sama terpaku. Sunny bisa lihat dengan jelas bayangan dirinya dalam mata coklat Minho. Begitu pun Minho, ia bisa melihat bayangannya juga di bola mata Sunny.

"Apa yang kau lakukan?~" seru Sunny merasa tak senang.

Minho reflek tersadar lalu tanpa sengaja melepaskan pelukannya dari Sunny. Alhasil, Sunny akhirnya terjatuh juga ke lantai.

Upz..

Keduanya melongo.

"Haaaahhh~ benar-benar..." teriak Sunny kesal. Ia merintih kesakitan. Kakinya cukup keras menabrak kursi dan sekarang pantatnya pun ikut sakit. Sungguh lengkap sudah.

"Kau ini! Apa ini caramu menolong orang yang hampir jatuh?! Kau menahanku lalu menjatuhkanku begitu saja?" teriak Sunny frustasi.

Minho menutupi gugup, "I-itu karena kau terlalu berat."

"Apa?" Sunny tak percaya, "Apa yang kau katakan barusan?"

"Kau itu berat," ujar Minho lagi membuat Sunny kesal bukan main.

Pria ini benar-benar tak ada bagus-bagusnya, maki Sunny dalam hati.

Ia berusaha bangkit berdiri. Minho melihat itu, mengulurkan tangannya mencoba membantu. Sunny menepisnya.

"Tak usah!!" Sunny berusaha bangun sendiri, "Apa kau pikir aku ini bodoh? Menerima uluran tanganmu yang mungkin saja akan menjatuhkanku kembali? Lagi? Kata-kataku memang tidak salah. Kau memang menyebalkan!"

Minho bersikap masa-bodoh.

Sunny melotot tajam lalu berjalan pergi dengan kesal.

Sesaat Sunny memegang dadanya dan mengelusnya. Aneh, kenapa sesaat jantungnya bisa berdegup saat melihat Minho. Apa ada sesuatu yang salah padanya? Sunny menggelengkan kepalanya, berusaha menjauhkan pikirannya itu.

Anniyeo.. pasti ada yang salah, batin Sunny.

Sementara Minho terus melihat kepergian Sunny dengan ekspresi yang tak bisa dimengerti. Sepertinya Minho juga bingung, kenapa ia tiba-tiba merasa gugup saat bersama Sunny sampai ia menjatuhkan gadis itu seperti tadi. Minho menepis pikirannya itu dan berjalan mengikuti Sunny menuju lokasi.

***

Syuting pun dimulai di salah satu taman yang ada di dekat gedung mereka tadi.

"Oke. Kita mulai dari adegan pertama." Sutradara Jung memberi aba-aba.

***

Jangan lupa dibantu power stone nya ya ^^

lenzluphcreators' thoughts