webnovel

Ex-First Love : Pertemuan Kedua

Bercerita tentang seorang wanita yang dulu pernah mencintai seorang pria yang tidak pernah mencintainya balik dan akhirnya ia menyerah. Dan bercerita tentang seorang pria yang mencintai seorang wanita yang mencintai oranglain dan wanita itu tidak pernah menyadari bahwa pria itu mencintainya. Serta, bercerita tentang seorang pria yang pernah sangat mencintai seorang wanita yang kini telah tiada dan mengabaikan segala kehadiran wanita lain di sisinya. Mungkinkah salah satu dari cinta mereka akan bertemu? Jika seperti itu, kepada siapa hati wanita itu pada akhirnya akan menetap? Dan bagaimana usaha kedua pria yang lain untuk mendapatkan cinta dari wanitanya?

lenzluph · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
29 Chs

Chapter 23 ( Terus Menatap )

Sunny melihat jam tangannya. Sunny menepuk keningnya karena terkejut. Sudah berapa lama ia mengobrol dengan eonnie di sini?

"Eonnie, kenapa kau tidak menegurku karena aku bicara terlalu lama? Haizz!! Aku hampir saja lupa! Bukankah aku masih harus ke lokasi syuting?" seru Sunny panik, "Eonnie, kapan-kapan kita lanjutkan lagi 'ya!! Aku harus segera pergi. Jika tidak si rambut landak itu pasti akan berkoar-koar. Dia paling benci kalau harus terlambat masuk kerja. Baginya itu pamali. Kau tentu tahu hal itu 'kan? Oke kalau begitu sampai jumpa. Aku akan menemuimu lagi nanti. Bye 'eonnie."

Pamit Sunny sambil memberi senyum simpul gaya khasnya.

Dan benar saja apa yang dikatakan Sunny tadi. Begitu ia sampai ke tempat parkir, Minho sudah menunggunya dengan raut muka tidak biasa. Dan karena mengira pria itu marah karena harus menunggu Sunny terlalu lama, Sunny memilih tak banyak bicara.

Sebenarnya sejak tadi Minho berada tidak jauh dari tempat makam, sehingga ia dapat dengan jelas mendengar semua percakapan Sunny dengan alm. YeonNa. Karena itu Minho sekarang berkutat dengan pikirannya sendiri.

Minho menatap Sunny sejenak lalu berpaling.

Melihat itu, Sunny menatapnya heran.

"Hei! Kau ini kenapa? Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau marah karena aku bicara terlalu lama dengan eonnie? Aku rasa ini tidak terlalu lama mengingat waktu yang kuhabiskan untuk menunggumu tadi saat kau bicara berdua dengan Eonnie. Kau seperti sedang pergi untuk berpidato saja. Jika tadi aku tidak menghampirimu, kau pasti tidak akan selesai," seru Sunny.

Minho tak menggubrisnya. Ia memilih masuk ke dalam mobil kemudian menyalakannya.

Sunny mengerutkan kening.

"Ada apa dengannya? Apa suasana hatinya sedang buruk?" gumam Sunny heran dan mengira Minho masih dalam suasana berkabung karena YeonNa Eonnie. Tanpa bicara apapun lagi, Sunny mengikuti Minho masuk ke dalam mobil.

***

Lagi! Lagi!! Lagi!!

Sunny fokus berbicara dengan salah-satu kru. Tapi ujung matanya terus menatap ke satu arah yang lain. Dengan sekali gerak, Sunny langsung melayangkan pandangannya lurus ke arah Minho yang agaknya berada cukup jauh darinya dengan tatapan kesal. Tapi pria itu pura-pura tak melihat.

Kali berikutnya saat ia berbicara dengan Soohyun, ia kembali mendapati tatapan mata Minho itu padanya. Tapi seperti sebelum-sebelum ini, pria itu kembali bersikap pura-pura dan sibuk dengan kegiatannya sendiri, tiap kali Sunny menangkap basahnya.

Sunny menyikut Soohyun, "Apa kau tidak merasa ada yang aneh dengannya?" tanya Sunny sambil menunjuk ke arah Minho. Soohyun menoleh dan menatap Sunny dengan bingung.

"Apanya yang aneh?" tanya Soohyun.

"Apa kau tidak merasa... dia terus melihat kemari? Ke arahku?" jelas Sunny.

"Ya!! Untuk apa dia terus melihat ke arahmu? Itu pasti hanya perasaanmu saja. Mungkin dia sedang menghafalkan skrip dan untuk itu dia melihat-lihat sekeliling sambil menghafal," balas Soohyun.

"Annyeo, aku yakin sekali kalau sejak tadi dia terus memperhatikanku. Apa kau tidak merasakan sesuatu yang aneh padanya?" ujar Sunny lagi, masih tak percaya.

Soohyun terkekeh, "Aneh bagaimana? Apa jika dia terus memperhatikanmu itu namanya aneh? Ah, aku tahu. Mungkinkah dia tertarik padamu?"

Sunny berdecak, "Itu jelas tidak mungkin! Bertanya padamu malah semakin ngawur saja!" bantahnya, "Sebaiknya aku memastikannya sendiri,"

Sunny bangkit lalu menghampiri Minho begitu saja tanpa sempat dicegah Soohyun. Soohyun menatapnya ngeri.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan? Kenapa kau terus memperhatikanku? Apa maksud tatapanmu itu, huh?" tanya Sunny dengan nada tak senang pada Minho begitu ia sudah ada tepat di depan Minho.

"Aku tidak memperhatikanmu," sangkal Minho dengan sikap santainya.

"Tidak memperhatikanku? Kau jelas sudah memperhatikanku terus tapi kamu masih juga menyangkalnya?" ujar Sunny dengan yakin.

Minho tak bisa berkelit, ia memilih diam dan terus mengalihkan pandangannya dari Sunny.

"Di saat aku berada jauh darimu, kau terus saja memperhatikanku. Tapi di saat aku sekarang menghampirimu, kau malah tidak berani menatapku?" sindir Sunny yang tahu Minho sengaja tak melihat ke arahnya.

Minho merespon ucapan Sunny dengan langsung mendekatkan dirinya ke arah Sunny dan menatap wajahnya dari dekat.

"Siapa yang bilang aku tidak berani menatapmu?" tantang Minho. Sunny spontan mundur.

Sunny mendadak salting, "L-lalu, kenapa kau terus melihat ke arahku? Apa ada yang ingin kau sampaikan padaku?"

"Tidak," jawab Minho singkat.

Sunny tersenyum sinis, "Tidak ada yang ingin kau katakan tapi kau terus melihat ke arahku. Itu aneh bukan? Jika memang tidak ada yang ingin kau katakan, berhenti menatapku dengan tatapan seolah mencurigaiku. Apa aku sudah mengambil sesuatu barang milikmu tanpa sepengetahuanmu? Atau, apa mungkin aku sudah melakukan sesuatu padamu yang lainnya?"

"Tidak," sanggah Minho lagi.

"Lalu kenapa kau terus menatapku?"

Minho mendengus menanggapi sikap Sunny yang begitu keras kepala dan bersikukuh mempertanyakan alasan ia terus saja menatapnya sejak tadi.

Dasar gadis keras kepala!

Minho melirik luka di kaki Sunny, "Apa lukamu sudah membaik?" tanyanya.

"Apa?" Sunny tampak terkejut dengan pertanyaan Minho yang tidak disangka-sangkanya.

"Kau terlihat sangat sibuk. Aku belum pernah melihat ada seorang pemain yang terus berkeliaran kesana kemari seperti monyet liar dan bukannya duduk dengan tenang membaca skrip dan juga berlatih. Apa kau tidak bisa sedikit lebih serius dengan apa yang seharusnya kau kerjakan?" ujar Minho.

"Apa??" Sunny merasa tersinggung sehingga ia meninggikan suaranya.

"Apa yang kau katakan??!!"

***