webnovel

Every Story Needs a Beginning, Right?

Pertarungan antara dua ras besar sudah berlangsung selama 500 tahun, manusia melawan vampir. Raja vampir sudah dikalahkan, tetapi manusia harus membayar harga yang setimpal. Namun, apakah hanya dengan mengalahkan raja vampir akhir dari pertempuran panjang ini dapat dipastikan?

akai_mashiro · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
22 Chs

Taring IV

Danilo's Wish, tahun 516.

Tepat satu minggu kemudian.

"Kenapa aku harus terseret akan hal ini?"

Perempuan setinggi satu setengah meter setara dengan Exxone berdiri selagi memegang pinggangnya dengan kedua tangannya, dia terlihat tidak senang.

"Kalau aku membawa tiga orang itu aku akan kerepotan sendiri pada akhirnya. Hanya kau yang kupercaya, Rotania"

"Hanya… kupercaya?"

Mata merahnya melebar dan mulutnya ternganga mendengar kata-kata laki-laki itu.

"Kenapa kau? Kau kesal? Aku minta maaf kalau begitu. Kalau begitu aku panggil setidaknya Ohm yang lebih te-"

"Ahh!! Tidak! Tidak! Biarkan aku saja yang menjadi juri!"

Rotania tersenyum percaya diri. Kedua pipinya terlihat sedikit memerah dan telinganya melebar sedikit.

"Kau benar-benar menerima permintaanku ya? Kukira kau akan kabur"

Dari seberang mereka berdiri vampir laki-laki berambut abu yang lebih tinggi dari mereka berdua.

"Kalau hanya untuk adu kekuatan semata aku tidak masalah. Ini bisa jadi pelajaran baru untukku melawan anak terbaik dari kelas petarung"

Exxone bersiap untuk melawan Richard.

"Aku akan melawanmu dengan serius. Aku harap kau juga begitu"

"…."

"X-Dragon!"

Keluar sebuah tongkat kecil dari kantung kanan Richard.

SINGG!!!

Tongkat kecil itu berubah menjadi tombak panjang dengan pisau di ujungnya.

Tombak satu meter setengah lebih dengan diameter silinder tiga sentimeter, terlihat ukiran naga diujung atas mengarah bilah pisaunya.

Ukiran mata naga itu memiliki batu permata berwarna kuning yang menyala.

"Wah! Tombak apa itu? Aku merasakan energi sihir yang besar datang dari dalamnya"

"Kau siap?"

Exxone mengambil satu langkah kedepan. Dia mengangkat kedua tangannya yang dikepal mengarah Richard.

"Eh? Kau tidak punya senjata Exxone? Dia membawa tombak!"

"Apa kau pernah melihatku membawa senjata dalam latihan tempur?"

"Ehmm…hmmm… Eh?"

Rotania menyadari hal itu dan hanya bisa kaget.

"Tunggu dulu! Yang benar saja!"

"Penyihir tidak perlu membawa senjata andalan"

"Begitu ya. Aku tidak akan menahan diri"

Richard mengambil kuda-kuda kaki kanan kedepan dan menyodorkan tombaknya kearah Exxone.

Muncul kilatan listrik keluar dari ujung pisau X-Dragon.

FWETT!! WUUSHHH!!

"!!"

Dalam satu detik Richard sudah sampai didepan Exxone.

Ayunan penuh diarahkan ke kepala laki-laki pendek itu.

FUASHHH!!!! BZZZTTT!!!

Exxone langsung melompat ke kiri menjauh dari ayunan X-Dragon.

Detik berikutnya, Richard sudah menapakkan kakinya di sebelah kanannya.

"!!"

"Dia cepat sekali!"

FWUSSHHH!! BBZZTTT!!

Exxone langsung jongkok menghindari ayunan cepatnya.

Membalas serangannya, Exxone memberikan tendangan sapuan lutut dari bawah.

FWEET!! WUSHH!!

Richard melompat kebelakang untuk mengatur jarak.

Kali ini, Exxone lah yang menghampirinya.

"Hembusan elemen penghangus! Berikanlah kekuatan penghancurmu! Arielz Vatra!!"

Kedua kaki Exxone mengeluarkan kobaran api merah yang mendorongnya maju menghampir Richard.

Maju kehadapannya, kedua tangan Exxone mengeluarkan kobaran api.

"IXENITRA!"

"Cih!"

Tak sempat menghindar karena masih mengudara, Richard mengayunkan X-Dragon untuk bertahan dari gempuran pukulan api Exxone.

BLARR!!!

BRAKK!!

Richard mendarat dengan kedua kakinya, dia masih terlempar kebelakang akibat hantaman Exxone.

WHUOSSHHH!!!

"!!"

Exxone terbang melingkar dan membelakangi Richard di detik berikutnya disaat dia masih mengembalikkan keseimbangannya.

"TIDAK SEMUDAH ITU!"

Richard langsung mengayunkan X-Dragon ke titik butanya.

TAK!!!

Exxone menangkap bilah pisau X-Dragon yang mendarat diatas kepalanya.

DUAG!!

Tendangan telak mengenai perut Exxone.

"GILIRANKU!"

Tebasan beruntun langsung didaratkan ke tubuh Exxone.

FWUUTT! FWEH! FWESHH!! WUSH!!

Exxone kewalahan menghindari serangan beruntun Richard.

Kemeja sekolahnya mulai tergores-gores dan berlubang langsung mengenai kulitnya.

BUAK!!

"Uhk!!"

Tendangan lainnya mengenai dada Exxone.

Kecepatan tendangan Richard tak bisa ditangkap mata siapapun yang berada disana.

Sebelum Exxone sempat terjatuh ke tanah, Richard langsung melompat ke udara dan menagangkat X-Dragon keatas kepalanya.

"Ravdger Dragon!!"

X-Dragon mengeluarkan cahaya kuning yang menyilaukan.

"??!"

Sebelum Exxone sempat bersiap akan serangan selanjutnya, ujung pisau X-Dragon sudah mendarat menancap ke tanah tepat di depannya.

ZZTT!! BLARRZZTT!!! KZZTTT!!!

Keluar banyak pilar listrik dari bawah tanah dengan cepat mengarah pijakkan Exxone.

Listrik itu mengelilingi Exxone dan langsung menikamnya.

"UWAKK!!"

"BELUM SELESAI!"

"EXXONE!!"

BUAKK!!!

Tongkat tombak Richard menghajar langsung pinggang Exxone dan melemparnya menabrak batu.

Cip!! Cip!! Cip!!

Banyak burung terbang menjauh dari dekat mereka setelah Exxone menabrak batu itu. Mereka bertarung di dekat hutan yang banyak sungainya.

"Exxone!! Kau tidak apa-apa?!"

Rotania bergegas ketempat Exxone.

Exxone hanya terduduk dan tak bersuara akibat hantaman Richard barusan. Masih banyak sisa listrik yang menyengat tubuhnya.

Mata merah berairnya menatap Richard kesal.

"Bukankah yang barusan itu sudah keterlaluan?! Kau sudah melihatnya terkena seranganmu dengan telak!"

"….."

Tatapan mata hitamnya tak bergeming mendengar kata-kata perempuan itu.

Richard melihat Exxone terduduk di depan batu tempat dia terlempar. Dia sudah tidak bergerak.

"Exxone!! HEI!!"

Rotania masih menunggu jawabannya.

"Exxone Valiant! Penyihir peringkat tiga dari belakang. Vampir yang mampu menangkis serangan sihir tingkat atas dan menyelamatkan banyak orang. Aku penasaran jika vampir penyihir dengan peringkat tiga dari belakang saja bisa melakukan hal itu, bagaimana dengan vampir penyihir berperingkat satu? Pasti jauh lebih menarik"

"Kau masih membahas itu sekarang?! Itu hanyalah angka!"

"Harga diriku tidak bisa menerimanya! Aku tahu aku ditolong olehnya, tapi tetap saja rasa ganjil ini sangat menggangguku. Karena itu aku berduel dengannya untuk memastikan segalanya!"

"Apa-apaan itu? Itu membuatmu sama saja seperti anak kelas dua kemarin!"

"Aku tahu ini terdengar egois. Tapi inilah yang ingin kulakukan. Ternyata pada akhirnya, dia hanyalah murid terbelakang"

"!!"

"…."

"Tarik ucapanmu itu! TARIK UCAPAN ITU!!"

Kedua mata merah permata Rotania menyala-nyala, urat di dahinya mengencang dan menegang, rambut kucir kudanya pun mulai melambai-lambai ke kanan dan kiri.

Tubuhnya megeluarkan aura merah yang terlihat kasat mata.

"Hoo… Kau juga ingin melawanku?"

"Exxone bukanlah murid terbelakang! Kau belum tahu seberapa kuat dirinya! Hanya aku yang tahu kekuatan sejatinya!"

"Kekuatan sejati?"

"Aku pernah berfikir sepertimu dulu. Semua orang kupandang rendah dan lemah, hanya akulah yang spesial. Kemudian aku ikut mendaftar ke sekolah ini. Pada hari ujian kekuatan tempur salah satu orang yang kupercayai ingin membunuhku. Darisana aku sadar….."

Rotania mengepal kedua tangannya dan membuang padangannya kesamping.

"…."

"Lalu Exxone menolongmu? Seperti yang dia lakukan kemarin?"

"Itulah yang membuatku sadar sifatku iniah penyebab segalanya. Sebaiknya kau buang sifat puas dirimu itu sebelum itu membunuhmu!"

Rotania mengambil satu langkah lagi kedepan untuk bersiap melawan Richard.

"Hmm. Akan kupikirkan setelah mengalahkanmu"

"Rix!"

Rotania mengeluarkan sebuah pedang pipih sepanjang satu meter dari tangan kanannya.

"!!"

"Maju"

FWUT!!

WUSH!!

Mereka berdua melangkah maju selagi megayunkan senjata mereka masing-masing.

BAM!!!

Sebelum kedua senjata mereka beradu, ada tangan yang menepuk bahu mereka.

"!!"

"Exxone?"

Vampir pendek itu menghentikan pertikaian mereka tepat sebelum itu dimulai.

"Inilah alasan kenapa aku memilihmu menjadi juri"

"Eh? EH!"

Semua amarah Rotania menghilang sekejap setelah mendengar kata-kata Exxone.

"Simpan mainanmu itu sekarang"

"HA?! MAINAN APA KATAMU! Aku sudah repot-repot membelamu tadi!"

"Aku tahu. Terimakasih"

"Oh. Eh. Ehm"

Senyuman kecil muncul dari mulut merah muda Rotania.

"Maaf menunggu. Ayo kita lanjutkan duel kita"

Exxone kembali lagi berdiri berhadapan dengan Richard.