webnovel

Es Kutub Yang Mencair

Apa yang akan kamu lakukan jika, ada orang yang tiba-tiba bertanya "apa itu takdir?" dan bagaimana jika ternyata dialah takdirmu?. berkisah tentang seorang remaja perempuan yang tidak ingin jatuh cinta pada laki-laki, karena perlakuan ayahnya di masa lalu, dia bahkan tumbuh menjadi perempuan yang dingin. menjauhkan dirinya dari sekolah campuran adalah pilihannya agar tidak berdekatan dengan laki-laki, tapi takdir berkata lain... tiba-tiba dia bisa merasakan rasa suka, yang sampai bisa merubah kepribadiannya, rasa luka yang bisa dia rasakan, dan bahkan dia bisa merasakan betapa sakitnya sebuah perpisahan. siapa? siapa dia? yang bisa membuat seorang perempuan dingin, yang anti akan cinta, bisa menangis tersedu-sedu karena luka yang mulai membakar hatinya yang beku?.

Hana_Hiromi · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
18 Chs

Mommy dan Mama

[ Hari kelahiran Azumi Aiko ]

" Mohon maaf pak, anda tidak boleh masuk" suara seorang suster di luar ruangan.

" SAYA INGIN BERTEMU DENGAN PEREMPUAN ITU!!"

" BIARKAN SAYA MASUK!!" teriak seorang laki-laki di luar ruangan.

DUBRRRAAAK!!!!

" NANAMI!!" Panggil Seorang lelaki, sambil berjalan menuju tempat tidur pasien yang bernama Nanami.

" A...Anata?( Dalam kamus bahasa Jepang yang artinya sayang)" jawab perempuan bernama Nanami.

" Mohon maaf pak, an-"

" KITA CERAI!" kata lelaki itu dengan nada suara yang tinggi.

"Kenapa? " Tanya Nanami.

" Apa kamu lupa, apa yang kamu katakan padaku?, Tentang siapa dirimu sebenarnya! "

" Oh, aku menahannya selama ini, dan sekarang saatnya,aku ingin kita cerai" jelasnya.

" Tapi, bukannya kamu sudah menerima aku?" Tanya Nanami.

" Kamu pikir aku akan terima semudah itu? Jangan bodoh, aku hanya menunggu anak ini lahir dan berpisah denganmu" jelas lelaki itu.

" Ba..bagaimana bisa kamu meninggalkan aku dengan kondisi seperti ini?"

" Bukankah aku sudah ju-"

" Aku akan pergi..aku merasa jijik melihat lesbian seperti kamu!" Kata lelaki itu dan beranjak pergi keluar ruangan.

Hening~

" Sus...apa saya boleh melihat anak saya?" Tanya Nanami. Dengan raut wajah yang sangat sedih.

" sebentar ya bu, karena ini sudah jam pergantian shift malam, suster lain yang akan berjaga" jelas suster dengan lembut.

" Mohon maaf ya Bu, karena tugas saya yang tidak becus, ketenangan ibu terganggu" kata suster.

" [ Menggeleng ] tidak apa-apa" kata Nanami sambil tersenyum kepada suster.

" Oh! Saya keluar dulu ya Bu" kata suster dan beranjak dari tempatnya berdiri.

Hening~

DRRRT...DRRRT

"Halo ma" kata Nanami

" bagaimana kondisi kamu?" Suara seseorang dari telefon.

" Aku sudah putuskan apa yang akan aku lakukan setelah ini" jelas Nanami.

"Jangan bilang kamu-"

" Aku akan mencarinya" kata Nanami dan mematikan telfonnya.

"Aaah dimana aku harus mencari" kata Nanami sambil menghela nafas panjang.

Tiba-tiba raut wajah sedih Nanami berubah.

" Lelaki bajingan! Dia tidak tahu hari yang aku tunggu-tunggu selama ini adalah hari ini" kata Nanami sambil tersenyum licik.

" Aku pikir dulu saat aku memberitahukannya dia langsung menceraikan ku... ternyata butuh waktu selama ini"

" [Sambil memperbaiki posisi duduknya] hah! Dia kira aku akan jatuh cinta semudah itu pada laki-laki?"

" Hah! Dia bilang aku bodoh? Bukankah dia yang bodoh karena pernah mencintaiku?"

" APA YANG SALAH DARI LESBIAN?!"

"DASAR LAKI-LAKI BODOH! Apa dia pikir aku selemah itu?!"

ngomel Nanami dan senyum licik tergambar di wajahnya.

[Pintu terbuka]

" Selamat malam ibu Nanami" sapa suster.

" Selamat malam" sapa Nanami yang tiba-tiba berubah menjadi perempuan lemah lembut.

" Saya periksa dulu ya, sebentar lagi dokter akan datang untuk cek kondisi ibu ya" kata suster lembut.

" [Tersenyum] kapan saya boleh lihat anak saya?" Tanya Nanami.

" Sebentar ya Bu, nanti akan di bawa sama dokternya sekalian" jelas suster.

" [Selesai periksa] saya permisi dulu ya Bu" kata suster dan beranjak pergi.

Lima menit kemudian

" Selamat ya ibu Azumi Nanami, anaknya cantik seperti ibunya" kata dokter sambil menuju tempat tidur Nanami.

" teri-"

" Apa kabar Nanami?" Tanya dokter.

Nanami hanya diam terpaku, melihat dokter yang berdiri di hadapannya.

" Saya periksa dulu ya" kata dokter sambil memegang tangan Nanami.

" Ketemu" bisik dokter tepat di telinga Nanami.

"Eh?" Nanami hanya melihat dokternya tanpa berkedip sedikitpun.

" Apa kamu melupakanku?" Tanya dokter yang sedang sibuk memeriksa Nanami.

" sa...saya tidak mengerti apa yang anda katakan dok" kata Nanami terbata-bata.

" Kejam sekali" kata dokter sambil tersenyum

" Nanami! Bukannya tadi kamu bilang pada ibumu kalau kamu akan mencarinya! Sekarang dia berada di depanmu Nanami!" Batin Nanami.

" Azumi Nanami aku tanya sekali lagi apa kamu melupakan aku?" Tanya dokter sambil mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Nanami.

" Aku-"

" Dokter, ini obatnya" kata seorang suster yang tiba-tiba muncul.

" Aku akan datang jam 2 " bisik dokter di telinga Nanami.

" Ba...bagaimana ini? Eh? Kenapa jantungku berdebar kencang?" Batin Nanami.

"Apa wajahku terlihat memerah, setelah sekian lama bisa bertemu dengannya lagi?" Batin Nanami.

" Tapi...a...apa yang akan dia pikirkan saat tahu aku sudah mempunyai anak?"

" Apa dia akan menjauhiku?"

" Apa dia tidak akan membawaku pulang bersamanya?"

Tanya Nanami pada dirinya sendiri.

(02.35)

Cklek!

"Nanami..." Bisik seseorang di telinga Nanami.

" Chu...Chuya?" Kata Nanami yang setengah sadar

" Nanami...[memeluk Nanami] aku sangat merindukanmu" bisik perempuan bernama Chuya.

" Chuya?...[terdiam dalam pelukan Chuya] CHUYA?!" Nanami terkejut.

" Chu- [ sebuah ciuman mendarat di bibir Nanami] "

~~~~

"Hssshh... Chu...Chuya..." suara Nanami yang tercampur desahan.

"Ah..aku sangat merindukan tubuh ini [sambil mengendus di leher nanami dan memasukkan tangannya ke dalam pakaian Nanami ] "

" Chu...Chuya...kita di rumah sakit... berhentilah " kata Nanami sambil mencegah tangan Chuya.

" Apa kamu ingin aku berhenti?" Tanya Chuya.

Nanami hanya terdiam, dia sangat merindukan mantan kekasihnya itu tetapi dalam kondisi dia yang tidak vit, haruskah dia berhenti?

"Chu...Chuya..." Panggil Nanami sambil menatap wajah Chuya dengan wajah yang merona, hingga membuat Chuya terpesona.

" Aahh...apa kamu sedang menggodaku? " Tanya Chuya.

"[Melihat Chuya yang Ingin menaiki tempat tidurnya] Chuya? Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Nanami heran.

"Aku ingin tidur di atasmu seperti dulu" jawab Chuya sambil naik ke tempat tidur.

" A...apa kamu ingin bersetubuh denganku dalam kondisi seperti ini?" Tanya Nanami dengan raut wajah keheranan.

" DASAR DOKTER MESUM!" teriak Nanami sambil mendorong Chuya dari atas tempat tidur.

" Chuya...aku baru saja melahirkan dan aku masih memakai selang ini [sambil menunjukan selang infus yang terhubung di tangannya] bagaiman bisa kamu melakukan ini?" Jelas Nanami kesal.

" Aku hanya merindukanmu " kata Chuya, sambil menunduk merasa bersalah.

" Apa kam-"

" Ayo pulang " kata Chuya memotong perkataanku.

" Heh? " Nanami keheranan.

" Ba..bagaiman bisa kamu membawa seseorang yang sudah menyakiti hatimu, apa lagi seseorang itu sudah mempunyai anak " jelas Nanami dan memalingkan wajahnya dari chuya.

" [Memegang pipi Nanami dan menatap wajahnya] apakah itu masalah besar? Aku tidak perduli dengan mantan suamimu, aku tidak perduli kamu sekarang punya anak atau tidak, tapi hanya satu yang ingin aku pastikan..." Jelas Chuya dan tiba-tiba terdiam.

Melihat jauh ke dalam mata nanami dan berkata.

" Apa kamu masih mencintaiku?" Tanya Chuya

" [ Air mata yang menetes ] aku...aku sangat mencintaimu...aku sangat mencintaimu Chuya...aku sangat merindukanmu...aku berencana akan mencarimu setelah keluar dari rumah sakit.. tapi..."

" Tapi... bagaimana jika saat bertemu denganmu, kamu menolak ku, dan pergi jauh dari hidupku...Chuya aku sangat mencintaimu" jelas Nanami dengan air mata yang terus mengalir.

" Hm [ memeluk Nanami ] aku tidak akan pernah melepaskanmu seperti dulu lagi" bisik Chuya di pelukan Nanami.

"Mau ikut denganku?" Bisik Chuya.

" Heh?"

(Membawa Nanami ke kamar mandi)

" Ah..hsshhh... Chuya~ " desah Nanami

" Chu... Chuya...ah...ahhh~"

"Hsh! Hsh! hsh! "

Chuu~Chuu~Chuu~Chuu~Chuu~Chuu~

Tiba-tiba...TOK..TOK...TOK... cklek!

" Selamat ma-eh? Ibu Nanami?" Panggil seorang suster dari luar.

" [Berdiri di depan pintu kamar mandi] ibu Nanami...apa anda di dalam?" Tanya suster.

" [Dalam posisi duduk di pangkuan Chuya] i...iya, saya sedang membersihkan tubuh saya" jawab Nanami terbata-bata.

" Apakah anda kesusahan? Akan saya ban-"

" TIDAK! sa...saya baik-baik saja kok,saya bisa membersihkan tubuh saya sendiri" jawab Nanami dengan nada khawatir, sedangkan Chuya terus saja meraba di dalam pakaian Nanami, hingga membuat Nanami grogi.

" Baiklah...jika anda ada keperluan bisa panggil saya, karena saya bertugas menjaga anda" jelas suster.

" Ba...baiklah" jawab Nanami.

" Chu... Chuya berhentilah...aku harus di beri obat" kata Nanami.

" biar ibu dokter ini yang memberikanmu obat " kata Chuya memegang dagu Nanami.

" Buka mulutmu" kata Chuya.

" Chuya..."

" Panggil aku ibu dokter" kata Chuya.

" Kenapa?" Tanya Nanami.

" Ibu dokter ini akan memberimu obat" kata Chuya sambil mengelus bibir Nanami.

" Berhentilah, aku harus kembali ke tempat tidur " kata Nanami dan berdiri dari pangkuan Chuya.

"Baiklah"

Deg!

" Aku mencintaimu Azumi Nanami..." Kata Chuya dengan posisi merangkul pinggang Nanami .

" Hm aku tahu itu...' jawab Nanami, dan mengusap kepala Chuya.

" Aku akan keluar sekarang, kamu tetap di situ[menunjuk kursi kecil] hingga aman baru bisa keluar, paham!" Jelas Nanami, dan beranjak pergi.

Hening~

" [ terkejut ] su..suster? Kenapa dia masih di sini? " Batin Nanami, karena melihat suster yang masih menunggunya.

" Oh ibu Nanami, anda sudah keluar? Akan saya bereskan kamar man-"

" Ah! Tidak usah, sudah saya bereskan " jawab Nanami khawatir

" Tolong bawa saya ke tempat tidur saja " kata Nanami, agar menjauhi suster dari kamar mandi.

(4 hari kemudian)

" ibu Nanami, hari ini anda sudah boleh pulang, karena kondisi anda sudah membaik " jelas dokter yang berdiri di kaki tempat tidur Nanami.

" baik dok " jawab Nanami.

" mari Bu, akan saya bantu beres-beres" kata seorang suster.

" [sedang membereskan pakaian dan menemukan secarik kertas] eh apa ini?" batin Nanami.

" untuk para suster boleh keluar sebentar, saya ingin bicara dengan wanita ini sebentar" Kata dokter.

" baik dok" jawab para perawat.

[mengunci pintu] cklek!

hening~

" jam berapa kamu pulang?" tanya Nanami, memecahkan keheningan.

" sekarang juga bisa" jawab Chuya.

[ memutar badan Nanami ] chuu~

" Chuya! lagi-lagi kamu menciumku" kata Nanami kesal.

" di rumah? boleh?" tanya Chuya.

" aku harus mengurus anak ku" jawab Nanami.

" anak kita" kata Chuya.

"heh?"

" hm, anak kita berdua,apa salah?" tanya Chuya.

" kamu menerimanya?" tanya Nanami.

" ya" jawab Chuya sambil tersenyum.

" terimakasih" kata Nanami dan langsung memeluk Chuya.

(dalam perjalanan pulang)

" siapa namanya?" tanya Chuya.

" aku belum tahu, aku masih memikirkannya" jelas Nanami.

" bagaimana jika Aiko!" kata mereka berdua serempak.

" apa kamu membaca pikiranku?" tanya Nanami.

" entahlah" jawab Chuya, yang sedang memperhatikan di depan.

"Aiko kah..." gumam Chuya.

beberapa menit berlalu dan akhirnya sampai di sebuah rumah besar yang indah.

[ masuk garasi]

" dirumah mu?" tanya Nanami.

" rumah kita" jawab Chuya singkat.

" aku baru saja membelinya, saat hari pertama kita bertemu" jelas Chuya.

terkejut dengan jawaban Chuya, Nanami hanya bisa diam tanpa sepatah katapun.

" Aiko...kita sampai di rumah sayang" kata Chuya, sambil mengelus pipi si bayi Aiko.

Nanami hanya tersenyum melihat Chuya yang terlihat lembut kepada bayinya.

" dimana kamar ku?" tanya Nanami.

" ayo ikut aku" jawab Chuya sambil menarik tangan nanami.

" [membuka salah satu pintu] ini kamar kita" jelas Chuya sambil menunjukan isi kamar yang rapih.

" kamar kita?" tanya Nanami keheranan.

" hm, kamar Aiko ada di sebelah" jawab Chuya sambil mengajak Nanami melihat kamar sebelah.

"ini dia tadaaaa!!! [ membuka pintu kamar Aiko]" kata Chuya, sambil memperlihatkan kamar anak perempuan yang lucu.

" bagaiman jika dia menangis di tengah malam?" tanya Nanami.

" untuk sekarang dia akan tidur dengan kita Nanami" jawab Chuya sambil mengacak-acak rambut Nanami.

" hm" jawab Nanami, sambil tersenyum.

(22.40)

" Chuya..." panggil Nanami.

"hm" jawab Chuya yang sedang memeluk Nanami.

" apa kamu membenciku?" tanya Nanami.

" kenapa? karena kamu bersetubuh dengan suami mu? tanya Chuya.

" hm"

" saat mendengar kamu hamil, duniaku hancur,ingin sekali aku membenci mu, tapi entah kenapa aku tidak bisa [ sambil memeluk tubuh Nanami dengan erat]"

" apa kamu masih ingin melakukannya seperti dulu denganku?" tanya Nanami.

" apa kamu mau?" tanya Chuya balik.

" hm" jawab Nanami dengan malu-malu.

( Azumi Aiko berumur 3 bulan )

" Chuya!" panggil Nanami dari dapur.

" bentar [ sambil berjalan ke dapur] kenapa?" tanya Chuya.

" coba rasa kue ini" kata Nanami sambil menyodorkan sesendok kue.

" [ mencicipi ] oke" kata Chuya sambil mengedipkan mata sebelahnya.

" yang serius Chuya" kata Nanami sambil mengambil piring makan untuk Chuya dan Aiko

tiba-tiba...

"mom..my..."

terdengar suara anak bayi.

" heh?" Nanami dan Chuya melihat Aiko dengan keheranan.

" apa dia baru saja panggil mommy?" tanya Chuya, sambil menatap Nanami dengan wajah kebingungan.

" mom...my..." panggil Aiko lagi.

" Aiko sayang coba panggil lagi, mommy..." ajak Chuya lagi.

" mom...my....mom....my....mom....my" panggil Aiko seraya melompat-lompat di kereta bayinya.

"eeh anak mommy pintar" kata Chuya sambil mengelus rambut Aiko.

" [ berdiri dan menatap wajahnya Nanami dengan serius] sudah aku putuskan, Aiko akan panggil aku Mommy, dan istri cantikku ini Mama...chu~ [sebuah ciuman di bibir Nanami] " jelas Chuya.

Nanami hanya membalas semua dengan senyuman di wajahnya.