webnovel

Es Kutub Yang Mencair

Apa yang akan kamu lakukan jika, ada orang yang tiba-tiba bertanya "apa itu takdir?" dan bagaimana jika ternyata dialah takdirmu?. berkisah tentang seorang remaja perempuan yang tidak ingin jatuh cinta pada laki-laki, karena perlakuan ayahnya di masa lalu, dia bahkan tumbuh menjadi perempuan yang dingin. menjauhkan dirinya dari sekolah campuran adalah pilihannya agar tidak berdekatan dengan laki-laki, tapi takdir berkata lain... tiba-tiba dia bisa merasakan rasa suka, yang sampai bisa merubah kepribadiannya, rasa luka yang bisa dia rasakan, dan bahkan dia bisa merasakan betapa sakitnya sebuah perpisahan. siapa? siapa dia? yang bisa membuat seorang perempuan dingin, yang anti akan cinta, bisa menangis tersedu-sedu karena luka yang mulai membakar hatinya yang beku?.

Hana_Hiromi · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
18 Chs

Kencan Pertama

Tok...Tok...Tok

[membuka pintu]

" Eri...bu-"

" mama, aku sedang buru-buru" kataku yang menerobos masuk ke dalam rumah.

" e..Eri!!" panggil mama.

[ masuk kedalam kamar ]

"a..apa yang harus aku pakai?" kataku sambil melihat seisi kamar ku.

" Eri...kamu kenapa?" tanya mama.

" eh? a...aku sedang mencari sesuatu ma" jawabku terbata-bata.

" sedang mencari ap-"

[ menutup pintu dengan cepat]

"se..sesuatu ma!! sesuatu!" jawabku dari dalam kamar

" baiklah, cari pelan-pelan pasti ketemu" kata mama dari luar kamarku.

" apa yang harus aku pakai?" batinku.

dengan perasaan tak karuan, semua baju aku keluarkan dari lemari, hingga membuat tempat tidur ku seperti lautan pakaian.

" apa yang ini?" tanyaku pada diriku di depan cermin.

" atau yang ini?" masih mencocokkan pakaian yang pas untuk pergi.

"Eri..." panggil mama, dari sela pintu yang terbuka kecil.

"Eri!" panggil mama, sambil membuka pintu lebar-lebar.

" kenapa berantakan begini? kamu mau kemana sampai harus mencari baju seperti ini? baru pernah mama lihat kamu bertingkah aneh" jelas mama.

" a..aku..."

" KENCAN?!" tanya mama dengan nada suara tinggi.

"Bu..bukan ma..." jawabku terbata-bata.

"hmmm~" gumam mama, sambil menatapku dengan senyum mengejek.

(beberapa jam yang lalu, sebelum pulang ke rumah)

(saat pulang sekolah)

" apa yang harus aku katakan?" batinku.

" Eri! ayo pulang bersama" ajaknya.

"baiklah" jawabku singkat.

" tapi tunggu sebentar, aku harus ke ruang OSIS mengambil daftar nama anggota baru" jelasku.

" baiklah aku tunggu di bawah" jawab Aiko, dan pergi meninggalkanku.

( berjalan ke ruang OSIS)

" apa aku dan Aiko resmi berpacaran?" tanyaku pada diri sendiri.

" tapi, tadi dia menciu-"

" apa yang aku pikirkan!" teriakku.

cklek!(membuka pintu ruang OSIS)

" hm dimana berkasnya?" tanyaku, sambil membuka laci mejaku satu persatu.

" Ayano..." panggil seseorang.

" Kana?" tanyaku memastikan.

" iya" jawabnya.

" untung kamu disini, apa kamu tahu dimana berkas yang berisi daftar nama anggota baru?" tanyaku sambil berjalan ke arah Kana.

" oh sebentar akan aku ambil" jawab Kana, dan berjalan ke lemari buku.

"ada apa dengannya? sedikit aneh" batinku.

karena melihat Kana yang bersikap tidak seperti biasanya.

"Kana.." panggilku

" apa kamu tidak enak badan?" tanyaku.

" kenapa?" tanyanya.

" aku hanya khawatir" jawabku.

"ooh~"

"ini berkasnya" kata Kana, sambil menyodorkan berkas.

" oh makasih, aku pergi dulu" kataku sambil tersenyum dan berjalan pergi.

" [ berlari ] kenapa ekspresi Kana seperti itu? apa aku melakukan kesalahan?" batinku.

"aku sampai lupa, Aiko menunggu ku dibawah,apa aku terlalu lama? apa dia pulang duluan?" batinku.

(sampai di halaman sekolah)

"masih ada ternyata" batinku, saat melihatnya duduk di bangku taman.

" Eri!" panggilnya dari kejauhan sambil melambaikan tangan.

" perempuan yang aneh" batinku.

aku berjalan mendekatinya, dan tiba-tiba...

"eh?" tanpa melihat jalan dengan benar, aku terlalu fokus pada Aiko hingga tanpa sadar aku tersandung batu.

"hati-hati Eri..." kata Aiko, saat memeluk tubuhku.

" ah! maafkan aku" jawabku sambil berdiri dengan baik.

"hap! " kata Aiko sambil menggenggam tanganku.

" eh? Aiko? lepaskan, kita masih di sekolah" kataku sambil berusaha melepaskan genggaman tangannya.

" No!" kata Aiko tegas.

(perjalanan pulang)

" ayo kita kencan!" kata Aiko memecahkan keheningan.

"eh?" sambil melihatnya.

" aku tidak menerima kata tidak" katanya, sambil tersenyum.

" ba...baiklah" jawabku sambil menutup mulutku, karena tersipu malu.

" yaaah...kita sudah sampai di depan asrama, masuklah, aku akan menunggumu masuk" kata Aiko.

" eh? kita sudah sampai depan asrama?" batinku.

" cepat sekali" batinku lesuh.

chuu~[ mencium pipi ku]

" A.. Aiko!" teriakku sambil melihat sekeliling.

" makanya jangan melamun, masuklah" kata Aiko.

tanpa merespon, aku hanya diam dan melihat Aiko.

" kita pergi jam berapa?" tanyaku.

" hmm jam 4 gimana?" tanyanya balik.

" baiklah" jawabku singkat.

" jam 4, sekarang jam 1, aku perlu beberapa jam untuk ke rumah, apa aku harus pergi bersamanya" batinku, sambil melihat Aiko.

" ba...ba..."

" ada apa Eri?" tanyanya.

" ba...ba...bagaiman jika kita berdua naik kereta bersama, aku harus mengunjungi seseorang" jelasku.

" baiklah" jawabnya singkat.

(dan sekarang inilah aku, berdiri depan cermin mencari baju yang cocok).

"mama..." panggilku.

" hm" jawab mama yang sedang sibuk memasak.

" aku tidak tahu harus memakai pakaian apa" mengeluhku, sambil memeluk mama.

mataku melihat jam dinding, dan....

"MAMA!!!!" panggilku histeris.

" kenapa lagi Eri" jawab mama pelan.

" SUDAH JAM 3 MA...DAN ERI BELUM TAHU HARUS PAKAI PAKAIAN APA" teriakku.

tanpa merespon anaknya yang sedang panik, mama hanya berjalan ke kamar.

" bagaimana dengan yang ini?" tanya mama sambil menyodorkan sebuah dress putih yang menawan.

"bukankah ini terlalu bagus?" tanyaku, saat melihat dress putih mama.

" apa...mama mau mendandani ku?" tawarku pada mama.

" kenapa, tiba-tiba aku berfikir harus terlihat cantik di depan Aiko?" batinku.

" baiklah" jawab mama singkat.

(10 menit berlalu)

" lihatlah anak mama, cantik sekali" puji mama di depan cermin.

" perempuan itu pasti akan terpesona" goda mama, dan tersenyum.

" jika dia bisa membuat Eri bahagia, terimalah...mama tidak masalah" jelas mama, sambil menyisir rambutku.

"dan...jika dia membuat Eri terluka, tinggalkan lah" jelas mama.

" apa suatu hari nanti Aiko akan melukai hatiku?" batinku.

" Apa mama harus menyuruh tetangga kita, memberi tumpangan?" tanya mama, sambil memberikan sepatu berwarna putih.

"eh?tetangga baru?" tanyaku.

" ya..dia baru saja menikah dan pindah di sebelah.

" apa dia searah denganku?" tanyaku.

" akan mama tanya, ayo" kata mama sambil membuka pintu.

"oh deku!" panggil mama.

" iya Tante.. jawab tetangga kita yang bernama deku.

"seorang lelaki? tampan juga" batinku

" wow, siapa ini? cantik sekali" jelasnya.

" deku bisakah kamu memberinya tumpangan?" jelas mama.

" tapi, Tante saya sama istri saya" jawab deku.

" oh, dia juga datang?" tanya mama.

" hallo Tante" sapa istrinya deku.

betapa terkejutnya aku melihat istrinya lelaki bernama deku.

" wait...seorang lelaki? tidak!seorang perempuan?dia seorang lelaki,tetapi kenapa cantik sekali?" batinku.

"apa ini anak Tante?" tanya lelaki cantik itu.

" namaku Hattori Deku panggil saja deku" sambil tersenyum.

" ini istriku, Hattori Fumio, panggil saja Mio" jelasnya sambil memperkenalkan istrinya.

"i...istri? bukankah harusnya disebut suami? apa yang membedakan istri dan suami, untuk 2 lelaki yang berpasangan?" batinku.

" Ayano Eri, panggil saja Eri" kataku memperkenalkan diri.

" oh ya, kamu ingin kemana, biar kita sama-sama" kata lelaki bernama Fumio.

" oh aku i-"

" dia akan berkencan" jawab mama.

" mama..." gumamku.

"wow! baiklah kami akan mengantarmu tuan putri" kata Fumio sambil tersenyum.

" hati-hati ya" kata mama.

(di dalam mobil)

" pernikahan sesama jenis? wah!!! di depan mataku?!!" batinku.

" seperti apa pria yang membuat kamu jatuh hati?" tanya lelaki bernama Deku.

" ya..aku juga ingin tahu" kata Fumio.

" apa aku harus katakan dia seorang perempuan seperti ku?" batinku.

" siapa yang top?siapa yang bot?" tanya Fumio.

" hah? top? bot? apa itu" tanya Fumio.

" kamu tidak tahu?!" tanya Fumio sambil membalikkan badannya ke belakang.

" Mio, tenanglah..." kata deku yang sedang fokus ke depan.

" baru berpacaran?" tanya deku.

" ya.." jawabku singkat.

" aku ingin mendengar ceritamu.." kata Fumio, yang pindah duduk di belakang bersamaku.

" hati-hati Mio" kata deku.

" ceri-"

" dimana kalian akan bertemu?" tanya deku.

" oh di cafe kohi-kan bizan( sebuah tempat ngopi di Osaka)" jawabku.

"bukankah itu tempat yang ingin kita datangi deku?" tanya Fumio.

" ya...berarti Kita di tempat yang sama" jawab deku.

" kita hampir sampai" kata deku, yang fokus menyetir.

waktu menunjukkan pukul 03.55 dan aku belum juga sampai.

" apa dia sudah datang?" batinku.

" apa ini pertama kalinya kalian berkencan?" tanya Fumio.

" be..begitulah" jawabku malu-malu.

(sampai di depan cafe)

" kita sampai" kata Fumio sambil keluar dari mobil

" ayo tuan putri" kata Fumio di depan pintu mobil.

" jantungku sepertinya akan terlepas" kataku pada Fumio.

" santai saja, dulu deku juga seperti kamu" kata Fumio.

" berhentilah mengejek Mio" jawab deku.

Kring!!

(suara bel ketika membuka pintu cafe)

" yang mana pacar kamu?" tanya Fumio.

" aku juga belum tahu"jawabku.

" Mio, berhentilah mengganggunya" kata deku.

"Eri!!" panggil seseorang di bangku sudut ruangan.

" AH! itu dia" kataku.

" eh? seorang perempuan?" tanya Fumio.

" ya...ya begitulah" jawabku malu.

" baiklah...aku yang akan menilainya" kata Fumio sambil berjalan ke arah Aiko.

" apa aku terlalu lama?" tanyaku saat berdiri di depan Aiko.

" tidak juga" jawab Aiko, dan tersenyum padaku.

" apa dia pacarmu?" tanya Fumio.

" y...ya bisa di bilang seperti itu" jawabku.

" Eri, siapa dia...dan dia juga?" tanya Aiko,sambil menunjuk pada Fumio dan deku.

" di-"

" hmm..cantik... rambut pirang atau di warnai? matamu...apa memakai softlens?" tanya Fumio saat melihat Aiko dengan jarak yang sangat dekat.

" Mio... berhentilah"

" bukankah kamu ingin minum kopi di sini" jelas deku, dan menarik Fumio menjauh dari kita berdua.

" aku akan memanggilmu, jika akan pulang" jelas deku dan beranjak pergi.

" baiklah" jawabku.

" bye...bye Eri" teriak Fumio.

aku hanya tersenyum dan melambaikan tanganku.

hening~

" Aiko?" panggilku, karena melihat Aiko yang hanya diam tidak seperti di sekolah.

" kamu ingin minum apa?" tanya Aiko dengan sifat yang dingin.

" ada apa dengannya, baru beberapa menit yang lalu, dia terlihat sangat senang, sekarang malah diam" batinku.

" aku ini, kamu?" tanyaku sambil menunjuk menu yang aku pilih.

" baiklah" jawab Aiko singkat.

" permisi..." panggil Aiko, ke salah satu pelayan.

" saya pesan ini, dan ini" kata Aiko kepada pelayan.

aku hanya melihat sifat Aiko yang berubah dalam hitungan menit.

" ada apa dengannya?" batinku bertanya-tanya.

hening~

" apa kencan itu seperti ini?" batinku.

tiba-tiba...

" oh Ayano!" panggil seseorang.

" ka...Kana?" jawabku dengan ekspresi terkejut.

" apa kalian berdua sedang belajar kelompok?" tanya kana.

" ya...begitulah" jawabku singkat.

" ketua OSIS kita yang dingin ini bisa belajar kelompok bersama?" tanya kana.

" oh! apa kalian berdua berpacaran? be-"

" berhentilah Kana, kami tidak pacaran, kami hanya belajar kelompok" jawabku sambil melihat Kana dengan sorot mata yang tajam.

" oh..benar juga, Ayano mana mau pacaran, bye Ayano!" kata Kana, dan berjalan pergi.

"A...APA AKU MENGATAKAN SESUATU YANG SALAH?!" batinku.

saat melihat Aiko yang hanya membolak-balikkan buku menu.

"apa ka-"

"oh maaf Eri...aku harus pergi...ada sesuatu yang mendadak harus ku urus" kata Aiko seraya berdiri dan berjalan pergi meninggalkan ku.

" apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" batinku.

" Eri!!!" panggil Fumio yang berjalan ke arahku.

" apa kalian sudah selesai kencan?" tanya Fumio

" entahlah" jawabku datar.

"Eri!" panggil deku.

" hm" jawabku singkat.

" apa kamu tahu kesalahanmu?" tanya deku.

" salahku?" tanyaku balik.

" kita berdua sudah mendengar percakapan kalian, dan kamu tahu apa yang membuat pacarmu pergi?" tanya deku.

"A..apa?" tanyaku.

" kenapa kamu tidak memberitahukannya bahwa aku dan Fumio pasangan? dia cemburu karena di hari kencan pertama kalian, kamu membawa 2 pria sekaligus" jelas deku.

"eh?"

" kenapa kamu bilang pada anak perempuan tadi bahwa kalian berdua tidak pacaran, apa kamu malu?" tanya Fumio.

" A...aku-"

" dia pasti berfikir kamu malu pacaran dengannya,karena itu dia pergi" jelas Fumio.

" dulu waktu kita ketahuan teman sekelas, deku malah bangga" kata Fumio sambil menepuk pundak deku.

" kenapa harus malu, jika dia sumber kebahagiaanmu" jelas deku.

" oh iya Eri...bisakah sifat dinginmu itu di hilangkan?" kata Fumio.

" Mio, itu sudah sifat aslinya, jika pacarnya menerimanya berarti pacarnya itu tulus" jelas deku.

" tapi aku bisa membuatmu tidak dingin lagi" jawab Fumio.

" bukankah aku dingin hanya kepada orang lain" jelas deku.

" ya...ya...ya..." kata Fumio.

" apa yang aku lakukan? bukannya mengejar Aiko, malah melihat kemesraan dua pasangan ini" batinku.

" coba telfon dia" kata Fumio.

" eh?"

" HEH?!!!AKU SUDAH BERPACARAN DENGAN AIKO TAPI TIDAK PUNYA NOMOR TELFONNYA?!!" batinku histeris.

" A...aku belum punya nomor telfonnya" jawabku.

" aku memakluminya Eri... dulu aku juga seperti mu" kata Fumio sambil merebahkan kepalanya di meja.

" apa selanjutnya?" tanya deku.

" aku tidak tahu" jawabku datar.

" ITU DIA!" bentak Fumio seketika.

" itu dia Eri, berhentilah bersikap dingin" jelas Fumio.

" ba...baiklah" jawabku.

" ayo kita pulang" ajak deku seraya berdiri memperbaiki bajunya.

" ayo Eri, malam ini kamu harus bersama aku dan deku, kita berbagi cerita" jelas Fumio.

" he?"

" tidak boleh menolak, aku akan ajarkan mu tentang cinta" jelas Fumio.

(sampai di apartemen)

" bye...Eri" teriak Fumio dari sebelah.

"bye"

"Eri? cepat sekali, apa kencanmu berhasil?" tanya mama.

" tidak berjalan lancar ma..." jawabku sambil merebahkan tubuhku di sofa.

" kenapa?" tanya mama.

" entahlah..." jawabku singkat.

" bersihkan dirimu, mama akan menyiapkan makan malam" kata mama.

" oh tidak usah menyiapkan banyak-banyak ma..." kataku.

" loh kenapa?" tanya mama.

" Fumio dan deku mengundangku makan malam di sebelah" jelasku.

" ooh baiklah, kalau begitu mama akan buatkan makanan agar kamu membawanya ke sebelah" jelas mama.

" baiklah..." jawabku singkat.

"Eri.."

"hmmm"

" bangun...bukankah kamu akan malam di sebelah?" tanya mama.

" ooh iya..." jawabku seraya bangun dari sofa.

"bergegaslah, lihat sudah jam berapa?" kata mama.

" [ sambil melihat ke arah jam dinding] baru juga jam 7 ma..." kataku, yang berjalan menuju kamar mandi.

" apa mama tidak takut, anak mama akan pergi ke sebelah?" kataku sambil menaruh pasta gigi.

" takut kenapa?" tanya mama yang sedang sibuk mengangkat cucian.

" aku akan bersama 2 orang laki-laki ma" jelasku.

" hahahaahha" tawa mama terbahak-bahak.

"kenapa?" tanyaku.

" untuk apa mama takut, mereka berdua kan sudah menikah" jelas mama.

"ba...bagaimana bisa mereka berdua menikah, kan mereka berdua laki-laki ma" jelasku.

" apa kamu tidak tahu?" tanya mama

" apa?"

" Fumio itu sedang mengandung" jelas mama

" heh? seorang laki-laki bisa hamil?" batinku.

" mama bercanda ya" kataku yang sibuk membersihkan wajahku.

" Fumio dan Deku adalah Alpha dan Omega, ya jelas saja jika Fumio bisa mengandung" jelas mama.

" ta-"

" sudah cepat ganti pakaian mu, dan pergi ke sebelah" kata mama.

" ba...baiklah" jawabku.

setelah selesai siap-siap aku mengambil kotak makanan yang akan aku bawa ke sebelah.

" aku pergi dulu ma!" teriakku sambil memakai sendal rumahku.

" ya..." jawab mama dari kamar mandi.

tok...tok...tok

" sebentar.." teriak seseorang dari dalam.

" oh sudah datang, ayo masuk" ajak Deku.

betapa terkejutnya aku melihat isi apartemen mereka, sangat rapi dan bersih.

"Fu... Fumio..." panggilku saat melihat Fumio yang sedang duduk di sofa dengan jajan di sekelilingnya.

" oh! Eri kamu sudah datang, ayo kita ke meja makan, aku sudah menyiapkan banyak sekali makanan" jelas Fumio sambil berjalan ke dapur.

"Mio..pakai bajumu" kata deku.

tanpa basa-basi aku membuka bicara.

" kata mama, Fumio sedang hamil" jelasku.

" hm, ya... sudah 2 bulan" jawab fumio sambil tersenyum dan mengangkat 2 jarinya.

" aku kira mama berbohong" kataku tak percaya.

" oh! aku bisa hamil karena aku adalah Omega, sedangkan deku adalah Alpha" jelas fumio.

" ooohh~" aku hanya menganggukkan kepalaku pertanda mengerti.

" habis makan ayo ceritakan tentang pacarmu" kata fumio.

" ba...baiklah" jawabku.

" dan kita harus cari cara agar kalian berdua baikan" kata deku.

" apa aku dan Aiko bertengkar?" tanyaku.

pertanyaanku membuat fumio dan deku mekihatku, dan kembali fokus pada makanan mereka

" eh? apa aku salah?" tanyaku heran.

" entahlah" jawab fumio.

dan akhirnya pada malam itu setelah kami makan bersama, aku, fumio, dan deku bercerita tentang kisah cintaku dengan Aiko, begitu juga dengan fumio yang menceritakan kisah perjalanan hubungannya dengan deku.

tanpa sadar waktu menunjukkan pukul 00.00

"oh sudah larut, aku harus kembali" kataku yang membereskan tasku.

" oke, jika terjadi sesuatu datanglah, aku dan deku akan mendengarkan ceritamu Eri" jelas fumio.

" hm, aku pergi" kataku dan menutup pintu apartemen mereka

" kisah cinta yang penuh lika-liku, apa aku dan Aiko juga akan seperti mereka?" batinku.

" tadaima~" kataku saat membuka pintu.

" apa mama sudah tidur?" gumamku.

cklek!

" aah~ Azumi Aiko..." gumamku seraya merebahkan tubuhku di atas kasur.