webnovel

Es Kutub Yang Mencair

Apa yang akan kamu lakukan jika, ada orang yang tiba-tiba bertanya "apa itu takdir?" dan bagaimana jika ternyata dialah takdirmu?. berkisah tentang seorang remaja perempuan yang tidak ingin jatuh cinta pada laki-laki, karena perlakuan ayahnya di masa lalu, dia bahkan tumbuh menjadi perempuan yang dingin. menjauhkan dirinya dari sekolah campuran adalah pilihannya agar tidak berdekatan dengan laki-laki, tapi takdir berkata lain... tiba-tiba dia bisa merasakan rasa suka, yang sampai bisa merubah kepribadiannya, rasa luka yang bisa dia rasakan, dan bahkan dia bisa merasakan betapa sakitnya sebuah perpisahan. siapa? siapa dia? yang bisa membuat seorang perempuan dingin, yang anti akan cinta, bisa menangis tersedu-sedu karena luka yang mulai membakar hatinya yang beku?.

Hana_Hiromi · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
18 Chs

"A...aku Serius..."

"Eri..." panggil Aiko, sambil mengelus pipiku.

" ohayo" sapaku saat membuka mata.

" apa tidurmu nyenyak?" tanyaku.

" hm~ nyenyak" jawab Aiko yang langsung memelukku.

" aku juga nyenyak" jawabku, dan membalas pelukan Aiko.

" aku akan mandi, dan kita pulang, tunggulah sebentar" kata Aiko, seraya bangun dari ranjang.

...

"hm?" tanya Aiko saat aku memegang jarinya.

" ma..mau mandi bersama?" tawarku.

" baiklah, ayo" ajak Aiko.

Sensasi semalam masih terbayang di pikiranku, bahkan bukan hanya otakku yang masih mengingatnya, melainkan tubuhku juga masih mengingatnya, karena itu aku tidak ingin Aiko jauh dariku.

(di bak mandi)

" apa yang kamu lakukan selama kita pisah?" tanya Aiko sambil memegang tanganku di dalam air.

" tidur" jawabku singkat.

" kamu?" tanyaku.

" jalan-jalan dengan mommy" jawab Aiko santai.

"jalan-jalan?" kataku, sambil memutar tubuhku menghadap Aiko, dengan ekspresi terkejut.

" hm~jalan-jalan" jawab Aiko sambil tersenyum.

" saat hubungan kita se-"

DEG!

"aku hanya tidak ingin melihat mommy sedih, karena hubungan kita yang berakhir" jelas Aiko sambil memelukku.

"aku pikir aku yang paling tersakiti, ternyata dialah yang paling tersakiti" batinku.

chuu,~ sebuah ciuman singkat dariku untuk bibir Aiko yang sedikit basah karena air mandi.

"eh?" batinku saat Aiko membalas ciumanku.

dan entah kenapa aku sangat terangsang ketika lidah Aiko yang menari di dalam mulutku.

chuu~

hsshhh~ hssshh~

"desahan di pagi hari?" batinku.

"a.. aiko, ini masih pa-"

DRRRT.... DRRRT...

"Si..siapa yang telfon sepagi ini?" tanyaku sambil mengambil telfon genggamku.

"a..Aiko... berhentilah sebentar, aku harus mengangkat telfon" kataku, yang sedang berusaha mengambil telfon genggamku.

" hmm~ baiklah" kata Aiko sambil melepaskan ciuman di leherku, dan hanya merangkul ku.

"oh fumio" kataku, saat melihat nama di layar telfon.

"hallo..."

" kapan kamu akan pulang?" tanya fumio.

" pulang?" tanyaku.

" pulang? aku tidak ingin jauh dari Aiko" batinku, saat melihat wajah Aiko yang tersenyum padaku.

" apa maksudmu? apa kamu tidak ingin pulang?" tanya fumio.

" oh! pulang jam berapa?" tanyaku.

" jam 9 kami akan menunggumu di bawah" kata fumio.

" baiklah, aku akan bersiap-siap" jawabku, seraya mematikan telfon.

" sudah mau pulang?" tanya Aiko.

" begitulah, mereka akan menungguku di bawah" jelasku.

" baiklah, ayo selesaikan mandi kita, dan bersiap-siap" kata Aiko.

hening~

" kenapa dengan wajah dingin ini?" tanya Aiko sambil memegang kedua pipiku.

" bukankah kita akan bertemu besok, di sekolah" jelas Aiko.

aku hanya diam sambil menatap wajahnya yang tersenyum.

" aku takut, besok kamu akan meminta pisah lagi denganku" kataku yang tertunduk melihat air.

" aku ingin kamu selalu di sampingku, agar kata pisah tidak pernah keluar dari mulutmu" sambungku.

" Eri..." panggil Aiko, sambil mengangkat wajahku, dan mendekatkan dahinya dengan dahiku.

" apa aku harus berjanji padamu?" tanya Aiko.

"hm" jawabku singkat.

" aku janji!" kata Aiko dengan serius.

...

" aku akan mengeringkan tubuhku duluan" kata Aiko seraya berdiri dan keluar kamar mandi.

" Hmph!, Apa dia tidak mengerti?" Batinku.

Entah sudah berapa lama aku terendam di dalam bak, tiba-tiba...

"Eri...apa kamu belum selesai?" Tanya Aiko saat membuka pintu kamar mandi.

" Ini sudah jam 9 dan kamu belum juga keluar?" Tanya Aiko sambil berjalan menghampiriku.

Tanpa mengatakan sesuatu, aku hanya diam dan menunduk melihat bayanganku di air.

" Eri..." Panggil Aiko, yang duduk menatapku.

" Kamu kenapa?" Tanya Aiko.

"..."

DRRRT... DRRRT....

" Itu pasti teman mu" kata Aiko, saat telfon genggamku bergetar.

"..."

"Hallo?" Jawab Aiko.

"Apa Eri sudah turun?" Tanya suara di seberang.

" Aku yang akan mengantarnya pulang,maaf merepotkanmu" kata Aiko.

" Baiklah, bye-bye"

" Bye" jawab Aiko, dan menutup telfonnya.

[Tersenyum]

"Kenapa?" Tanya Aiko saat meilhat senyum lebar di wajahku.

" Ada apa dengan putri es ini?" Tanya Aiko sambil mengelus kepalaku.

" Apa kita benar-benar akan pulang?" Tanyaku pelan.

" Apa kamu tidak ingin pulang?" Tanya Aiko balik.

"..."

" Eri...aku sedang bertanya padamu..." Kata Aiko, sambil mengangkat wajahku.

" Kamu masih takut?" Tanya Aiko

"Hm" jawabku singkat.

" Bukankah aku sudah berjanji, masihkah itu kurang?" Tanya Aiko.

" Tidak tahu sejak kapan aku mulai semanja ini dengan Aiko" batinku.

" Ayo keluar dari bak mandi, akan aku keringkan tubuhmu, nanti bisa sakit" kata Aiko sambil membantuku berdiri.

[Diruang tengah]

Hening~

" Apa kamu masih tetap ingin diam?" Tanya Aiko, yang sedang mengeringkan rambutku.

" Oh! Aku harus menelfon mommy...sebentar ya" kata Aiko, dan pergi meninggalkan ku yang duduk di sofa.

"Hallo mom..." Sapa Aiko dari telfon.

"..."

" Ah... aku belum bisa pulang sekarang" kata Aiko sambil berjalan ke arahku.

"..."

" Hm~ entahlah" kata Aiko, sambil mengelus pipiku, dan tersenyum.

"Dari mana mommy tahu?" Tanya Aiko.

"..."

"Aku tutup telfonnya" kata Aiko dengan nada sedikit tinggi, dan mengakhiri telfonnya.

"Hmm~ sekarang apa yang harus aku lakukan?" Tanya Aiko, sambil memegang tanganku.

" Kita pulang be-"

"OH!! Aku lupa memberitahu mommy sesuatu!" Teriak Aiko,sambil mengetikkan sesuatu di telfon genggamnya.

...

" Kamu ingin mengakatan apa tadi?" Tanya Aiko, yang kembali fokus padaku.

" Aku ingin kita pulang besok...boleh?" Batinku.

Aku hanya menjawabnya dengan gelengan kepala.

" Apa kamu ingin kita pulang besok?" Tanya Aiko.

"Eh? Kamu bisa baca pikiranku?" Tanyaku keheranan.

" Entahlah" jawab Aiko.

DRRRT...

"Oh itu pasti dari mommy" kata Aiko seraya mengambil telfon genggamnya.

" Aku akan mengantarmu pulang, jika kamu tidak mengatakan sesuatu" kata Aiko.

"Kita pulangnya besok, boleh?" Tanyaku.

Chuu~ ciuman singkat dari Aiko.

"NO!" kata Aiko tegas.

" Kenapa?" Tanyaku.

"Besok sekolah sayang..." Jawab Aiko lembut.

"Hm" jawabku singkat.

"Ayo, sudah ada yang menunggu kita" jelas Aiko.

"Siapa?" Batinku.

" Ayo" ajak Aiko.

" Kemana?" Tanyaku.

" Pulang" jawab Aiko santai.

" [Membaringkan tubuh di sofa] tidak!" Jawabku.

" Eri...ayolah..." Rayu Aiko.

" Hmph!"

" Baiklah..." Kata Aiko.

...

"Hallo..." Kata Aiko di telfon.

"Hm?siapa yang dia telfon?" Batinku

"Di kamar 204..." Kata Aiko yang memberitahukan nomor kamar kami.

"Apa dia berencana, memanggil seseorang untuk membawaku pulang?" Batinku.

Beberapa menit berlalu dan tiba-tiba...

Tok...tok...tok...

"Oh sudah ada" kata Aiko yang langsung pergi menuju pintu.

Entah kenapa saat seorang perempuan masuk dengan menggandeng tangan Aiko, membuatku merasa ada sesuatu yang aneh di hatiku.

" Oh hy!" Sapa perempuan itu.

" Yang ini?" Tanya perempuan itu pada Aiko.

"Hm" jawab Aiko sambil tersenyum.

" Siapa dia?" Tanyaku dengan nada suara yang datar.

" Oh dia ma-"

" Aku akan pulang sendiri" kataku yang langsung berdiri.

" Maaf jika mengganggu" lanjutku dan langsung berjalan mengambil pakaianku di kamar mandi.

...

"Eri..." Panggil Aiko, yang berada dibelakang ku.

" Apa kamu cemburu pada perempuan itu?" Tanya Aiko, sambil merangkul tubuhku dari belakang.

" Siapa dia? Pacar barumu saat kita berpisah?" Tanyaku.

" Eri...dia itu ma-"

" Sudahlah , aku akan pulang, jadi karena dia kamu ingin aku pulang?" Kataku.

Chuu~ sebuah ciuman di bibirku.

" Coba dengarkan aku...dia mama ku" jelas Aiko.

"Heh?"

" Aiko..apa masih lama?" Teriak perempuan yang Aiko sebut mama itu.

"Ayo ikut aku" ajak Aiko sambil menggenggam tanganku untuk bertemu mamanya.

"Mama?" Tanyaku.

" Aku akan mengajakmu makan malam di rumahku" jelas Aiko.

Saat sampai di depan mamanya aku hanya bisa diam, aku sudah menunjukan sifat tidak sopan pada mamanya, dan itu membuatku merasa malu.

" Hy!" Sapa mamanya Aiko.

" Aku Azumi Nanami" perkenalannya.

"Azumi Nanami?Azumi Chuya? Mommy? Mama? JANGAN-JANGAN??!!!!" batinku.

"Hello?" Sapa perempuan itu lagi yang memecahkan lamunanku.

" Oh, aku Ayano Eri" kataku sambil membungkukkan badan.

" apa kita sudah bisa, pergi sekarang?" tanya perempuan yang di sebut mama itu.

" aku sudah siap ma" kata Aiko.

" ayo" ajak Aiko, sambil menggandeng tanganku.

(di dalam lift)

Hening~

" kita makan malam apa sebentar?" tanya perempuan yang bernama Nanami.

" hm~ apapun itu aku pasti makan" jawab Aiko dengan senang.

" bukankah hari ini kamu terlalu senang?" tanya Nanami.

" apa karena dia?" tanya Nanami, sambil melihat ke arahku.

dan spontan aku hanya tertunduk malu.

"mama..." panggil Aiko.

(di rumah keluarga Azumi)

" Eri!" panggil mommy saat aku sampai.

" oh! Tante" kataku di dalam pelukan mommy.

" panggil aku Mommy" katanya dengan tegas.

" mo...my" panggilku dengan malu-malu.

"mommy..." panggil Aiko.

"eh...eh...eeeeeh jangan lupa yang tadi aku katakan" kata mommy sambil tersenyum licik.

" ayo masuklah" ajak mama.

" aku sangat senang, akhirnya Aiko membawamu" kata mommy.

" aku sudah masak banyak sekali menu makanan, semoga kamu suka" kata mommy dengan girang.

" oh..hm" jawabku singkat.

(di meja makan)

" siapa namamu tadi?" tanya mamanya Aiko.

" Ayano Eri..." jawabku singkat.

" oh~ apa ibumu yang bernama Ayano Yuki?" tanyanya.

"eh? iya...Tante mengenalnya?" tanyaku.

" ah...aku hanya pelanggan di roti kalian" jawabnya.

" oh! roti yang sering kamu bawa Nami!" kata mommy tiba-tiba.

" eh~"

"a...aku ingin bertanya" kataku terbata-bata.

"hm?" tanya mamanya Aiko.

"dimana ayahnya Aiko?" tanyaku.

"oh...ini" jawab mamanya Aiko, sambil menunjuk mommy.

"eh?" aku hanya bisa menunjukkan ekspresi bingung ku.

" hy..." sapa mommy.

"kamu harus memanggilku mama" kata mamanya Aiko sambil tersenyum.

"eh?"

"ma...ma...mama" panggilku.

" oh ma...mom...bolehkah Eri menginap di sini?" tanya Aiko

"eh? tidak perlu...aku harus pulang, mama menungguku di rumah" kataku.

" oh...aku sudah memberitahukan ibumu, kamu akan menginap di sini" jelas mamanya Aiko.

" eh?"

" aku sudah selesai.." kata Aiko seraya berdiri.

" mengobrol lah dengan mommy dan Mama, aku akan kembali" kata Aiko, dan berjalan pergi meninggalkan meja makan.

"apa kamu serius?" tanya mamanya Aiko tiba-tiba.

" Nami..."

" kenapa? bukankah waktu SMA kita sudah serius?" kata mamanya Aiko.

" aku sungguh mencintainya...bahkan sekarang aku hanya ingin Aiko di sisimu, ingin aku menguncinya di suatu tempat agar dia hanya menjadi milikku" batinku.

" A...aku serius..." kataku terbata-bata.

" eh?"

" baiklah..." jawab mamanya Aiko singkat.

tanpa sadar sudah pukul 23.46 kami berbincang dari tema ke tema hingga tidak sadar akan waktu.

" aku akan mengantarmu ke kamar Aiko" kata mamanya Aiko, seraya berdiri dan memegang tanganku.

" Chuya...kamu pergilah sikat gigi sebelum tidur" kata mama.

tok...tok...tok

"Aiko.." panggil mama dari luar.

" apa dia sudah tidur?" tanya mama sambil melihatku.

" mungkin" jawabku.

"masuklah" kata mama, sambil membuka pintu kamar Aiko.

"aku harus pergi memastikan Chuya menggosok giginya atau tidak" jelas mama.

" selamat malam" kata mama dan beranjak pergi.

(masuk kamar)

" Aiko?" panggilku

" oh sudah tidur" kataku saat melihatnya tertidur dengan pulas.

"Eri..." panggil Aiko.

" oh kamu sudah bangun" kataku.

"ayo tidur" ajak Aiko, sambil menepuk-nepuk bantal di sebelahnya.

chuu~

" apa yang kalian bicarakan, aku menunggumu sangat lama" kata Aiko, sambil memelukku.

" hanya bercerita, tentangmu" jawabku.

" haha... menceritakan orang lain itu tidak baik" Aiko.

" aku pikir mama mu adalah wanita yang dingin, ternyata tidak" kataku.

"oh mama...dia memang dingin, tetapi tidak di rumah" jawab Aiko.

" kenapa mommy adalah ayahmu?" tanyaku.

" oh aku tidak punya ayah, bahkan ingin tahu siapa ayahku saja tidak, bagiku ayahku adalah mommy, karena..."

"karena apa?" tanyaku,saat Aiko memberhentikan perkataannya.

" mommy selalu di atas" jawab Aiko singkat.

" hm?" aku melihat Aiko dengan heran.

" maksudnya seperti saat kita di penginapan, bukankah aku yang di atas?" tanya Aiko

"oooh~" kataku.

" tidurlah, besok aku akan mengantarmu pulang" kata Aiko, sambil memelukku.

" hm"

" good Night" bisik Aiko.

"hm" jawabku singkat.

" apa kita harus tinggal sendiri?" tanya Aiko memecahkan keheningan.

" sungguh?" tanyaku sambil menatap wajah Aiko.

" yah, jika kamu" jelas Aiko.

" bahas besok ya, aku mulai mengantuk, i love you" kataku yang langsung tertidur di dekapan Aiko.