webnovel

Enjoy Life In The New Era (Bahasa Indonesia)

Di awali sekelompok anak muda beranggotakan 5 orang yang secara tidak sengaja menemukan ruang misterius di dalam gua, dan mencoba memasuki ruang itu. Mereka tidak tahu, dalam proses mencoba masuk, mereka telah membangunkan seseorang yang sedang hibernasi di dalamnya, yang tidak lain adalah Shi Qiang, seorang immortal dari zaman kuno. Suasana ruangan itu yang sangat menyeramkan mengakibatkan proses bertemunya kelompok itu dengan Shi Qiang secara tak sengaja memakan 1 korban, yaitu Su Yun. Kebetulan, Shi Qiang yang merupakan orang zaman kuno membutuhkan identitas untuk hidup di zaman sekarang, dan terpaksa digunakanlah identitas Su Yun itu. Menggunakan sebuah artefak, Shi Qiang membuat pil yang dapat merubah segala macam tentang dirinya menjadi Su Yun, baik penampilan, suara, dan bahkan ingatan. Apa yang akan Shi Qiang lakukan dengan identitas barunya? Silahkan baca! ============================================================================================== *Buy me a coffee: -https://saweria.co/xiaokedun -https://trakteer.id/kedun/tip =============================================================================================== *Cover : Gambar di dalam cover bukan milikku, jika kamu merasa itu milikmu, dan ingin aku menghapusnya, silahkan PM saja atau kontak di email: xiaokedun@outlook.com

xiaokedun · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
22 Chs

Hanya ada satu Su Yun, yaitu aku

Adiknya Su Yun memandang ke arah sumber suara setelah mendengar suara Shi Qiang yang sama persis dengan suara Su Yun, suara yang selalu dirindukan oleh adiknya Su Yun selama ini.

Adiknya Su Yun tidak tahu bahwa yang ada di depannya adalah Shi Qiang, bukan Su Yun. Tentu saja tidak mungkin tahu atau menyadari sekecil perbedaannya, bahkan untuk semua umat manusia yang ada tidak akan bisa membedakannya. Alat yang digunakan Shi Qiang buatan Dewa, sudah pasti yang bisa membedakannya cuma Dewa seorang.

"Kak!!!" Tanpa pikir panjang adiknya Su Yun melompat ke pelukan Shi Qiang. Dia memeluk dengan erat serasa ingin menyatu dengan tubuh Shi Qiang biar tidak bisa ditinggalkan sendirian di sini lagi.

"Kenapa kamu menangis?!" Shi Qiang mengulangi sekali lagi pertanyaannya sambil mengelus punggungnya dengan lembut, sebisa mungkin membuatnya merasa nyaman sehingga tangisannya dapat berhenti secepatnya.

Melihat tetesan air mata itu seketika menghilangkan niat dari tujuannya datang kemari. Awalnya dia hanya ingin bersenang-senang dengan adiknya Su Yun kemudian meninggalkannya ketika waktu cooldown Mirroringme telah usai.

Sekarang tujuan pertamanya telah batal, tujuan-tujuan lainnya yang sedang menunggu di otak juga mengikuti. Benar-benar tidak ada mood untuk melaksanakannya, tak tahu mengapa moodnya tiba-tiba bisa turun begini setelah melihat wajah sedih yang dimilikinya.

Apakah penyebabnya wajah adiknya Su Yun yang tampak mirip dengan ibunya atau ingatan Su Yun yang ikut tercopy telah mempengaruhi perasaannya. Entah apapun alasannya juga tidak peduli lantaran baru saja dia memutuskan untuk hidup sebagai Su Yun.

Lagian enggak buruk-buruk amat hidup sebagai Su Yun, dia menemukan dalam ingatannya Su Yun bahwa kehidupan sehari-hari yang dijalani Su Yun cukup menarik, termasuk juga orang-orang disekitarnya, terutama wanita.

Kini tujuan hidupnya telah diperbaharui yaitu hidup sebagai Su Yun. Sebagai bukti dari komitmen barunya ini, hal pertama yang ingin dilakukannya adalah mencintai serta mengayomi adiknya Su Yun bak adik kandung sendiri, meski sebelumnya tak pernah sekalipun merasakan bagaimana memiliki seorang saudari.

'Sekarang tidak ada lagi Shi Qiang, yang ada hanya Su Yun!' Shi Qiang mengawali kehidupan barunya dengan menyebut dirinya sebagai Su Yun.

Su Yun balas memeluk dengan erat adik perempuannya yang sedang berada di dalam pelukannya. Yap, sekarang yang ada di pelukannya adalah Su Meixiang, adik perempuannya yang saat ini sudah menginjak usia 16 tahun, lebih muda 1 tahun darinya. Dia memiliki tinggi badan 145cm dengan payudara berukuran C-cup, dan pinggang yang langsing, serta pinggul yang lebar membuat pantatnya terlihat berisi.

Selain bentuk tubuh yang terlihat seperti jam pasir, wajahnya juga terlihat sangat manis dengan gaya rambut kucir kuda sepinggang berwarna hitam. Tampilannya ini sungguh membuat para lelaki yang bertemu dengannya berasa ingin melindungi dan menjaganya, tapi kenyataan yang ada Su Meixiang lah yang melindungi. Karena di balik wajah manisnya tersimpan sifat yang sangat menakutkan di saat marah.

"Hiks... M-Maafin aku, kak! Aku berjanji tidak akan marah lagi!" Masih dalam tangisannya yang tak berkurang sedikitpun. "Aku juga berjanji akan akur dengan pacarmu! Hanya saja... Aku mohon... Jangan tinggalin aku sendirian lagi!" Su Meixiang memeluk lebih erat lagi serta tangisannya bertambah keras.

Dia benar-benar menyesali perbuatannya, dalam hatinya telah terukir bahwa ini adalah yang pertama dan terakhir kalinya melakukan hal itu kepada kakaknya. Dia tidak ingin merasakan perasaan itu lagi, perasaan dicampakkan oleh orang yang sangat dicintainya.

"Pacar dari mana? Kemarin aku belum sempat jelasin kalau aku menolak tawaran itu!" Untung Su Yun mengcopy semua ingatan yang ada, jadi dia bisa mengikuti arus pembicaraan yang sedang di bahas oleh adik perempuannya.

Penjelasannya Su Yun disambut dengan tangisannya Su Meixiang yang mereda. "Bohong! Lalu kenapa kakak pergi tanpa pamit, bawa banyak pakaian lagi, pasti kakak pergi ke rumah pacarmu karena marah denganku kan?!" Su Meixiang menatap lekat-lekat wajah kakaknya dengan maksud mencari tanda kebohongan, apakah yang dikatakannya tadi benar atau tidak.

"Aku pergi camping bersama teman seklub tau! Bukankah kamu juga di sana saat mereka mengajakku?!" Su Yun menjentik dahi adik perempuannya.

Su Meixiang mengusap dahinya bersamaan dengan wajahnya yang mulai memerah. Dia merasa malu melupakan hal itu lantaran saking panik dan sedihnya saat tidak bisa menemukan kakaknya dimanapun, bahkan panggilan telepon darinya tidak diangkat.

"Sekarang percaya?!" Pertanyaan Su Yun dijawab sebuah anggukan oleh Su Meixiang "Dan it~!" Kalimat Su Yun berikutnya terpotong oleh suara perut Su Meixiang yang keroncongan.

Su Yun berakting seperti sedang mencari sesuatu, matanya berkeliling di sekitar ruangan sambil kadang-kadang juga melirik Su Meixiang. "Aku mendengar suara aneh, pasti ada monster yang bersembunyi di sini!" Su Yun melanjutkan kalimat yang terpotong tadi dengan sebuah candaan.

Wajah Su Meixiang menjadi semakin memerah, rasa malunya bertambah gara-gara bunyi perutnya. "Puk!!!" Su Meixiang memukul dada Su Yun dengan lembut sebagai bentuk kekesalan. "Kakak nakal! Mana ada monster, yang ada suara perutku!" Su Meixiang melepaskan pelukannya, lalu menghadap ke kanan sambil melipat tangannya di depan dada, bersamaan dengan ekspresi wajahnya yang sudah berubah cemberut.

Su Yun tidak khawatir Su Meixiang ngambek, malah terkesan sangat suka dengan tingkah lakunya yang lucu begitu. Ini merupakan pertama kalinya dia merasakan perasaan memiliki seorang adik perempuan.

Su Yun membayangkan seandainya keluarganya tidak dihancurkan pasti dia akan memiliki seorang adik. Dia sangat percaya akan memilikinya, bahkan mungkin akan lebih dari 5 adik, melihat bagaimana pada saat itu ibunya masih di usia 20-an.

Su Meixiang merasa sedikit jengkel, lama menanti tapi Su Yun tak kunjung menghiburnya seperti yang biasa dilakukannya saat dia ngambek. Dia sedikit menurunkan egonya untuk melirik Su Yun, jika bukan karena sebelumnya pernah berbuat salah kepadanya, dia akan terus berdiam diri di situ seperti patung, tidak akan bicara sebelum dihibur.

Namun perasaan jengkelnya menghilang waktu melihat ekspresi kakaknya yang melankolis sambil menatap dirinya dengan tatapan kosong.

"Maaf kak! Apakah aku membuat kesalahan lagi?!" Su Meixiang beranggapan ekspresi yang Su Yun tampilkan merupakan bentuk kekecewaan padanya.

Terbangun dari lamunannya, Su Yun menatap wajah adiknya. "Tidak, aku hanya merasa sedikit sedih acara camping harus dibatalkan, padahal sudah ngeluarin banyak uang buat sewa transport!" Di jeda ini ekspresi Su Yun berubah menjadi sebuah senyuman hangat. "Tapi ada sisi baiknya sih, aku jadi bisa tahu kalau adik perempuanku yang paling cantik sedang merindukanku!" Su Yun mengatakan kalimat terakhirnya bersamaan dengan mencubit kedua sisi pipi Su Meixiang, dan baru melepaskannya di akhir kalimatnya.

Dia sengaja berbohong, lagian juga tidak mungkin dia menceritakan isi lamunannya yang sesungguhnya, ini akan berakibat pada identitasnya yang terungkap.

"Oh iya, ada sesuatu untukmu!" Su Yun tidak ingin ada pembahasan lebih lanjut mengenai lamunannya, jadi dia mencoba mengalihkannya dengan barang yang diambilnya dari Kantong Penyimpanan yang ada di saku celana sebelah kanan.

Barang yang diambilnya merupakan sebuah pil yang bentuknya masih sama dengan pil-pil sebelumnya, hanya saja warnanya sedikit berbeda, pil ini berwarna seperti kacang hijau. Pil ini memiliki khasiat untuk membuat perut kenyang, seakan-akan habis makan sepiring warteg dengan porsi kuli.

"Pasti kamu lapar kan?! Coba makan ini, aku jamin langsung kenyang!" Su Yun memperlihatkan sebuah pil kepada Su Meixiang.

Su Meixiang terheran-heran menatap pil yang ada di tangan Su Yun. Perasaan tidak percaya tentu saja ada, hanya saja pengalaman mengatakan kepadanya bahwa Su Yun tidak pernah sekalipun melakukan hal-hal konyol seperti mengerjainya, jadi dia sangat yakin apa yang dikatakan Su Yun adalah benar.

Dia menutup mata dengan posisi mulut sedang terbuka agar Su Yun dapat memasukkan pil itu ke dalam mulutnya. Tanpa perlu memberitahu, dia yakin Su Yun mengerti maksud dari apa yang sedang dilakukannya.

Menatap lidah imut nan menggoda di dalam mulut Su Meixiang memunculkan sebuah senyum jahat di wajah Su Yun.

Dia memasukkan pil itu ke dalam mulut Su Meixiang, tidak menggunakan tangan, melainkan dengan cara menaruh pil itu di lidahnya sendiri lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

Su Meixiang membelalakkan mata, secara refleks menggigit lidah Su Yun yang mencoba menginvasi mulutnya untuk menghentikannya. Hatinya masih belum siap menerima ciuman itu, namun saat matanya terbuka tadi secara kebetulan berpapasan langsung dengan mata Su Yun yang tampak mengandung sebuah kalimat {Jadilah milikku!}.

Tatapan itu benar-benar melelehkan hatinya, sedikit demi sedikit dia mengendurkan gigitannya agar lidah Su Yun dapat maju lebih dalam ke dalam mulutnya.

Su Yun yang sebelumnya sempat tertahan mulai bisa melanjutkan lagi hingga akhirnya kurang lebih sampai di pangkal lidah, dia menjatuhkan pilnya di sana. Sedangkan Su Meixiang yang merasakan sesuatu di pangkal lidahnya langsung menelannya, dia tahu bahwa itu pasti pil yang di tunjukkan Su Yun tadi.

Setelah menaruh pil itu, Su Yun tidak menyudahi apa yang dilakukannya. Begitupun juga Su Meixiang yang tidak berpikir ingin berhenti, dia malah melanjutkan bersama dengan tangannya yang melingkar di leher Su Yun.

Mereka berdua melanjutkan dengan ciuman perancis yang intens. Su Yun mulai mengekplorasi mulut Su Meixiang seperti mempermainkan lidahnya, membentuk sebuah huruf di permukaannya, hingga memutarinya. Sementara Su Meixiang hanya bisa mengikuti gerakkan Su Yun lantaran ini pertama kali baginya.

Tak berhenti sampai di situ, merasa masih belum puas dengan bagian mulut, Su Yun mulai menyelipkan tangan kirinya ke selangkangan Su Meixiang dari belakang, beruntung hari ini yang dikenakannya adalah rok pendek sehingga tidak perlu repot melepaskannya. Dia dengan lembut membelai bagian luar bibir vagina yang masih tertutup celana dalam.

Meski tertutup, Su Meixiang masih dapat merasakannya, ini terlihat dari tubuhnya yang gemetar setiap kali Su Yun mengerakkan jari. Rangsangan ini sungguh membuat gairahnya semakin bertambah sehingga menjadikannya semakin berani, tidak lagi pasif. Dengan bekal pengetahuan yang baru dipelajarinya, dia mulai berani memasukkan lidahnya ke dalam mulut Su Yun.

Su Yun sedikit terkejut dengan keberanian Su Meixiang. Tak mau kalah, dia menghentikan pergerakan lidah Su Meixiang dengan cara mengisapnya. Sementara Su Meixiang tidak tinggal diam, dia juga ingin melakukan seperti yang Su Yun lakukan kepadanya, jadi dia berusaha untuk melarikan diri dari isapan kakaknya. Akan tetapi semua usahanya sia-sia, dia terengah-engah, tidak punya banyak kekuatan lagi, terutama setelah kakaknya berganti membelai bagian klitorisnya.

Su Meixiang pun menyerah, dia hanya fokus menikmati belaian kakaknya sambil menumpukan semua kekuatan pada tangannya yang melingkar di lehernya agar tidak terjatuh.

Su Yun tahu adik perempuannya akan segera klimaks, hanya perlu sebuah momentum untuk membuatnya muncrat. Jadi dia menghentikan ciumannya, lalu berganti mencium leher sebelah kanannya dengan lembut.

"Kak, sesuatu mau keluar!" Tubuh Su Meixiang menjadi tegang, membuatnya lebih erat lagi mengaitkan tangannya di leher kakaknya.

Su Yun sekarang tahu bahwa area paling sensitif Su Meixiang adalah leher, baru beberapa ciuman darinya sudah membuatnya ingin klimaks.

"Ah!!!" Su Meixiang muncrat setelah Su Yun menghembuskan napas hangat di sela-sela ciumannya.

Kali ini Su Meixiang benar-benar tidak memiliki tenaga lagi, dia menjatuhkan tubuhnya yang lemas seperti bubur ke pelukan Su Yun. Dia tidak khawatir akan jatuh ke lantai lantaran dia bisa merasakan tangan Su Yun ada di pantat serta pinggang untuk menopang dirinya.