webnovel

Enjoy Life In The New Era (Bahasa Indonesia)

Di awali sekelompok anak muda beranggotakan 5 orang yang secara tidak sengaja menemukan ruang misterius di dalam gua, dan mencoba memasuki ruang itu. Mereka tidak tahu, dalam proses mencoba masuk, mereka telah membangunkan seseorang yang sedang hibernasi di dalamnya, yang tidak lain adalah Shi Qiang, seorang immortal dari zaman kuno. Suasana ruangan itu yang sangat menyeramkan mengakibatkan proses bertemunya kelompok itu dengan Shi Qiang secara tak sengaja memakan 1 korban, yaitu Su Yun. Kebetulan, Shi Qiang yang merupakan orang zaman kuno membutuhkan identitas untuk hidup di zaman sekarang, dan terpaksa digunakanlah identitas Su Yun itu. Menggunakan sebuah artefak, Shi Qiang membuat pil yang dapat merubah segala macam tentang dirinya menjadi Su Yun, baik penampilan, suara, dan bahkan ingatan. Apa yang akan Shi Qiang lakukan dengan identitas barunya? Silahkan baca! ============================================================================================== *Buy me a coffee: -https://saweria.co/xiaokedun -https://trakteer.id/kedun/tip =============================================================================================== *Cover : Gambar di dalam cover bukan milikku, jika kamu merasa itu milikmu, dan ingin aku menghapusnya, silahkan PM saja atau kontak di email: xiaokedun@outlook.com

xiaokedun · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
22 Chs

Feng Gang

Su Meixiang merasa marah mendengar itu. Rencana awal selama liburan tengah semester ini, dia ingin kembali ke sekolah 3 hari lebih awal dari jadwal masuk sekolah yang telah ditentukan untuk pergi berlatih di Dojo bersama Cui Xue. Eh tak tahunya Cui Xue yang merupakan sahabat kental bisa membocorkan rencana yang mereka buat kepada orang luar, yaitu Feng Gang.

Untung itu dulu, sekarang rencananya harus berubah total semenjak Su Yun mengubah dia menjadi wanitanya. Setidaknya dia membutuhkan sisa hari libur yang kurang lebih 3 minggu untuk memulihkan diri. Terutama bagian veginanya, jika veginanya belum pulih selama itu pasti akan terlihat aneh saat berjalan nanti. Dia tidak ingin itu terjadi karena pasti sangat memalukan.

"Oh tidak, bateraiku habis! Maaf Ketua, harus ku tutup dulu!" Su Meixiang mengakhiri panggilan itu tanpa menunggu balasan dari Feng Gang, sekaligus dia juga mematikan ponselnya agar Feng Gang tidak menelepon lagi.

Di saat Su Meixiang yang begitu saja menutup telepon, ada seseorang yang sedang emosi mendengar nada sambungan telepon yang di putus. Yap, seseorang itu adalah Feng Gang, dia sekarang berada di dalam salah satu kamar tempat karaoke di Kota Bultol.

Di ruangan ini dia tidak sendirian. Selain dia, ada 1 pria lagi dan 2 orang wanita yang sedang melakukan kegiatannya sendiri-sendiri. Wanita pertama terlihat sibuk memaju-mundurkan kepalanya yang sedang berada di antara selangkangannya, sementara satunya lagi melakukan hal yang sama kepada pria yang sedang duduk di sofa depannya.

Tak perlu dijelaskan para wanita itu sedang melakukan apa, tentu saja blowjob. Berbeda dengan pria satunya yang menikmati pelayanan wanita itu, dia sama sekali tidak merasakan apa-apa lantaran masih emosi gara-gara panggilannya yang di putus tiba-tiba dan fokus mencoba menghubungi Su Meixiang lagi. Akan tetapi berapa kali mencoba yang didapatkan hanya balasan dari operator yang memberitahu nomor tidak dalam jangkauan.

Kesabaran Feng Gang sudah habis, emosi yang ditahannya pun meluap. "Pelacur kecil sialan!" Refleks saat sedang emosi, ponsel merek kLephone yang digunakannya untuk menelepon tadi dilemparkannya ke dinding hingga membuatnya hancur.

Ponsel itu merupakan ponsel yang sering digunakan orang-orang kaya. merek kelas dunia dengan ikonnya yang khas sebuah durian yang bagian atas sisi kanannya ada bekas gigitan.

Mendengar suara benturan keras, pria yang sedang duduk di sofa lainnya membuka sedikit matanya, dari yang awalnya tiduran sambil bersandar pada sandaran sofa untuk menikmati blowjob yang ada.

Pria itu menatap Feng Gang yang ada di depannya. "Mending, ikuti saja saranku dulu! Culik dia, kemudian kita gangbang bersama-sama!" Pria itu mengatakan kalimatnya dengan santai, seakan pembahasan hal seperti itu sudah biasa di antara mereka berempat.

Sekilas tanpa disadari, ada ekspresi iba yang terlintas di wajah wanita yang sedang memberikan blowjob pria itu ketika pembahasan mengarah untuk menculik Su Meixiang.

Siapa lagi yang mempunyai rasa iba terhadap Su Meixiang kecuali orang itu benar-benar memiliki hubungan yang sangat dekat dengannya.

Ya, wanita itu adalah Cui Xue, sahabatnya Su Meixiang. Sedangkan pria yang penisnya sedang berada di dalam mulut Cui Xue bernama Duan Qi, temannya Feng Gang, yang juga menjabat sebagai wakil ketua di klub pencak silat.

Cui Xue memiliki kisah yang sangat panjang mengapa bisa berada disini berkumpul bersama mereka. Singkatnya, kurang lebih 2 bulan yang lalu pada saat Cui Xue sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya akibat ditabrak orang tak dikenal, terpaksa menjual keperawanannya kepada Feng Gang yang juga sebelumnya telah menawari bantuan dengan imbalan tubuhnya.

Cui Xue tidak mengerti dari mana Feng Gang bisa tahu keadaannya yang pada saat itu sangat membutuhkan uang. Karena dalam posisi mendesak dia mengabaikan hal itu, dan menerima tawarannya tanpa pikir panjang.

Hingga akhirnya apa yang diabaikannya mengakibatkan nasib buruk yang tidak berkesudahan padanya. Dia memang diberi uang untuk biaya operasi, tapi setelahnya dia menjadi budak seksnya Feng Gang secara gratis. Jika tidak menuruti, video seks saat dia menjual keperawanannya akan di sebar.

Cui Xue yang takut akan ancaman itu hanya bisa menerima nasibnya, dan mau tak mau harus membiasakan diri dengan peran barunya sebagai seorang pelacur. Ya, dia tidak lagi menyebutnya sebagai budak seks, melainkan pelacur lantaran Feng Gang memperlakukannya dengan sangat buruk, seperti di suruh memuaskan kenalan, teman, sahabat, tamu-tamu yang berkunjung, dan semua yang intinya tertarik pada tubuhnya.

Setelah sekian lama bersama kelompoknya Feng Gang, satu per satu pemahaman mengenai sifat asli Feng Gang mulai berdatangan, baik yang didapatkannya secara sengaja atau sebaliknya.

Mengerikan, ternyata Feng Gang sering mengambil gadis yang menurutnya menarik dengan cara kotor seperti menculik, mengancam, atau membuat kehidupan wanita incarannya menjadi susah sampai wanita itu menyerah tentang hidupnya sebelum akhirnya Feng Gang datang bak superhero.

Cui Xue menduga bahwa dia juga menjadi salah satu korbannya. Lalu apa jika Feng Gang memang pelakunya, dia tidak bisa membalas dendam, dia hanya seorang wanita yang hidup miskin bersama ibunya yang sedang terbaring di rumah sakit.

Yang bisa dilakukan Cui Xue hanya menyimpan perasaan dendam itu jauh di lubuk hatinya, tetap berpura-pura seperti belum menyadari apapun demi kebaikannya.

Lambat laun tibalah waktu dimana Cui Xue mendapatkan perintah yang sangat tidak ingin dilaksanakannya, yaitu memata-matai Su Meixiang. Dia tahu bahwa Su Meixiang pasti menjadi target Feng Gang selanjutnya yang masa depannya pasti hancur seperti dirinya.

Sebagaimana dugaannya, Su Meixiang mengalami kejadian yang sama dengan awal dirinya terjun ke dalam perangkap jurang tak berdasar ini, Ayahnya Su Meixiang di tabrak oleh orang misterius hingga membuat nyawanya melayang. Tanpa perlu mencari tahu pelakunya, jawabannya sudah ada di depan mata.

Mungkin, penyebab Su Meixiang masih belum jatuh ke tangan Feng Gang selama ini adalah ayahnya langsung meninggal, cerita akan menjadi berbeda jika ayahnya Su Meixiang koma di rumah sakit seperti ibunya.

"Culik matamu! Kalau bukan gara-gara orangmu yang tidak becus melaksanakan perintahku, Pelacur itu sudah berada di selangkanganku hari ini!" Feng Gang yang marah mengambil segenggam kacang kulit dari atas meja lalu melemparkannya ke arah Duan Qi yang mana semua kacang itu malah mengenai punggung Cui Xue.

Gara-gara emosinya sedang meluap, dia secara tak sengaja mengucapkan hint dari sebuah kejahatannya di depan Cui Xue, yang juga sahabat kentalnya Su Meixiang.

Kalau Cui Xue pintar akan dapat mudah menyimpulkannya bahwa ini berhubungan dengan kematian ayahnya Su Meixiang, dan dari kasus ayahnya Su Meixiang dapat ditarik benang persamaan dengan kasus yang terjadi pada ibunya Cui Xue.

Walau begitu, sama sekali tidak ada rasa khawatir akan Cue Xue yang melaporkannya ke polisi atas tindak kejahatannya atau memberitahu Su Meixiang tentang hal tersebut.

Sementara itu, Cue Xue yang masih sibuk dengan penisnya Duan Qi hanya bisa menahan air matanya agar tidak keluar. Terkonfirmasi sudah praduganya mengenai Feng Gang sebagai pelaku di balik kecelakaan yang dialami ibunya.

Meski tahu, tak ada yang bisa dilakukannya untuk mendapatkan keadilan. Melaporkannya ke kantor polisi, cuma orang bodoh yang akan melakukan hal itu. Feng Gang adalah anak orang kaya, ada banyak cara untuk membuat laporannya di kantor polisi menjadi tak berguna. Selain itu Feng Gang masih memegang video skandal miliknya, mustahil dia melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan kemarahannya.

"Enak aja salah orang-orangku, yang ada gara-gara si tua bangka itu yang terlalu lemah!" Nada bicara Duan Qi juga ikut ngegas.

Dia marah saat orang-orang itu disebut tidak becus oleh Feng Gang. Orang-orang itu adalah teman se-Gengnya, menghina mereka sama saja dengan menghina dia.

Takut sama Feng Gang, tak pernah sekalipun terlintas di pikirannya. Dia menganggap mereka berdua memiliki kedudukan yang sama, sama-sama jago bela diri, sama-sama punya bekingan yang mana Feng Gang punya keluarga kaya sedangkan dia punya Geng Kingcobra yang lumayan besar.

"Arghh!" Feng Gang tambah emosi saat Duan Qi berani membalas omongannya. "Minggir kau bitch!" Sebagai bentuk pelampiasan emosinya, wanita yang sedang mengulum penisnya didorongnya ke samping kanan dengan keras hingga membuatnya terjungkal.

Tanpa memedulikan keadaan wanita itu, dia buru-buru membenarkan celananya, sebelum akhirnya meninggalkan ruangan itu beserta emosinya yang masih meluap-luap. Tak ketinggalan sebelum pergi, dia memberikan dengusan kepada Duan Qi sebagai tanda kebenciannya.

Duan Qi mengabaikannya, seraya tak terpengaruh oleh dengusan Feng Gang barusan. Dia masih tetap fokus dengan apa yang sekarang dilakukannya, menikmati mulut Cui Xue yang mengulum penisnya.

Kembali di mana sepasang saudara dan saudari incest tadi sedang berada. Setelah mematikan ponselnya, Su Meixiang menaruhnya di atas meja yang berada di dekatnya, tepatnya meja berukuran 30x30cm sebagai tempat untuk menaruh lampu tidur.

Niat awal sih sehabis menaruh ponselnya ingin kembali tiduran. Namun tak tahunya, saat ingin membalikkan badan untuk mengecek apa yang sedang dilakukan Su Yun, tiba-tiba ada tangan yang memeluknya dari belakang. Tanpa perlu menengok sudah tahu siapa pelakunya, dia pun melupakan niat awalnya dan memilih merebahkan tubuhnya ke pelukannya.

Di dalam pelukannya, sebuah kalimat pertanyaan 'Mungkinkah kakak ingin melakukan seks lagi?!' selalu terngiang-ngiang di otaknya. Ini membuatnya takut setengah mati, mustahil dia bisa menanggung berahi Su Yun saat vaginanya dalam keadaan seperti ini.

Ternyata apa yang ditakutkannya adalah salah, penis Su Yun yang menempel di punggungnya terasa lembek, artinya ini pelukan biasa dan sama sekali tidak mengandung nafsu ingin melakukan seks.

"Sepertinya Feng Gang ini bukan orang yang baik! Kamu harus hati-hati!" Su Yun memulai pembicaraan dengan sebuah peringatan.

Tadi di telepon terdengar suara aneh, atau lebih tepat dia menyebutnya suara kecapan mulut seseorang yang sedang memberikan blowjob. Meski sangat lirih, sangat mudah bagi seorang kultivator untuk mendengarnya, apalagi bila kultivator tersebut adalah orang mesum seperti dirinya, auto langsung paham makna dari suara aneh itu.

Bahkan tak tanggung-tanggung, ada 2 suara kecapan dan 1 erangan cowok, berarti di sekitar Feng Gang ada 3 orang lagi. Apakah mereka sedang melakukan pesta seks, sepertinya tebakannya tidak jauh-jauh dari sana. Berdasarkan pengalamannya, orang yang melakukan pesta seks kemungkinan besar merupakan seorang penjahat, contohnya bandit, tuan muda pesolek, dan bangsawan korup.

Peringatan dari Su Yun membuat Su Meixiang terheran-heran. Dia mendongak untuk melihat ekspresi Su Yun yang serius, dapat di konfirmasi itu bukan ungkapan dari rasa cemburu, mungkin saja itu naluri Su Yun sebagai seorang kakak.

"Iya, aku akan berhati-hati!" Su Meixiang akan menuruti perkataan Su Yun, meskipun menurutnya Feng Gang selama ini tidak pernah menunjukkan gelagat ingin mencelakai dirinya.

Su Yun tersenyum kecil. "Mari kita ganti topik yang tidak penting ini dengan yang lebih penting! Lihat, ada apa di tanganku?!" Su Yun menggunakan matanya sebagai tanda menyuruh Su Meixiang untuk melihat ke bawah. Bersamaan dengan itu, kedua telapak tangan yang awalnya tertutup langsung dibukanya.

Su Meixiang menurunkan pandangannya, hal pertama yang dilakukannya saat melihat tumpukan perhiasan berwarna putih dengan berliannya yang begitu gemerlap di kedua telapak tangan Su Yun adalah membuka matanya lebar-lebar sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.

Dia benar-benar terkejut melihat perhiasan yang begitu memukau, ini bahkan lebih indah dari koleksi perhiasan desainer terkenal yang selama ini dilihatnya di internet.

Butuh beberapa saat bagi Su Meixiang untuk tersadar dari keterkejutannya. "Kakak mendapatkan semua ini dari mana?! Jangan bilang padaku kakak mencurinya!" Semua gemerlap perhiasan itu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan Su Yun, dia tidak ingin Su Yun melakukan kejahatan hanya untuk menyenangkan dirinya.

Melihat wajah Su Meixiang yang khawatir membuat Su Yun tertawa. "Tenang, aku tidak sebodoh itu mempertaruhkan masa depan kita berdua cuma buat perhiasan semata! Kebetulan, ini semua aku dapatkan pas perjalananku ke Hutan Bambu Emas!" Su Yun merasa jujur, memberikan penjelasan berdasarkan fakta yang ada.

Tidak ada yang salah kan, dia memang mendapatkannya di Hutan Bambu Emas, yaitu kotak harta karun miliknya yang ditaruhnya di tempat hibernasi.

Su Meixiang percaya pada penjelasan yang diberikan Su Yun. Alasannya simpel, Hutan Bambu Emas, sudah banyak berita yang viral di internet tentang seseorang yang beruntung bisa mendapatkan harta karun di sana. Makanya sekarang tempat itu sudah beralih fungsi, dari yang sebelumnya digunakan hanya sebagai tempat liburan menjadi tempat peruntungan mencari harta karun.

Mengapa bisa ada harta karun di sana tak lepas dari sejarah Hutan Bambu Emas itu sendiri, yang mana dijadikan sebagai medan pertempuran bagi kerajaan-kerajaan masa lampau. Dengan banyaknya prajurit yang gugur, sangat tak mengherankan bila terdapat banyak harta karun yang terkubur di sana.

Su Meixiang mengajukan pertanyaan sembari satu per satu mengagumi keindahan perhiasan yang ada di kedua telapak tangan Su Yun. "Apakah kakak sudah mengecek keasliannya di toko perhiasan?!" Takutnya perhiasan ini adalah barang palsu yang diletakkan oleh orang-orang yang frustasi tidak bisa mendapatkan harta karun apapun di sana, tak sedikit pula yang sudah terjebak dalam jebakan batman seperti ini.

Su Yun mengangguk. "Sudah! Hasilnya 100% asli, hanya saja kalau ingin dijual harga yang didapat bisa sangat murah! Soalnya perhiasan ini tidak memiliki sertifikat, dan biasanya mereka melakukan jual-beli berdasarkan berat emasnya saja! Entah itu merupakan barang antik, produk desainer terkenal, atau pahatan serta ukiran yang begitu sempurna, mereka tidak peduli semua itu!" Su Yun berbohong, penjelasan yang diucapkannya karangan belaka berdasarkan adegan di dalam Anime yang kebetulan sama dengan dirinya saat ini.

Su Meixiang menghentikan gerakan tangannya yang sedang memeriksa salah satu perhiasan. "Kenapa kakak bertanya sampai ke harga jualnya segala, apakah ini artinya pas menemukan perhiasan ini yang pertama ada di pikiran kakak untuk menjualnya, bukan untukku?!" Su Meixiang mengembalikan perhiasan yang tadi dipegangnya ke tangan Su Yun.

Merasa tak lebih berharga dari sekedar harta benda membuatnya sangat marah. Berbeda dengan kemarahannya sebelum menjadi wanitanya Su Yun, yang mana langsung menonjoknya. Sekarang setelah menjadi wanitanya, dia memilih menggunakan ekspresi saat sedang ngambek, memiringkan kepalanya ke samping kiri untuk membelakangi wajahnya Su Yun sambil melipat tangannya di dada.