webnovel

Enjoy Life In The New Era (Bahasa Indonesia)

Di awali sekelompok anak muda beranggotakan 5 orang yang secara tidak sengaja menemukan ruang misterius di dalam gua, dan mencoba memasuki ruang itu. Mereka tidak tahu, dalam proses mencoba masuk, mereka telah membangunkan seseorang yang sedang hibernasi di dalamnya, yang tidak lain adalah Shi Qiang, seorang immortal dari zaman kuno. Suasana ruangan itu yang sangat menyeramkan mengakibatkan proses bertemunya kelompok itu dengan Shi Qiang secara tak sengaja memakan 1 korban, yaitu Su Yun. Kebetulan, Shi Qiang yang merupakan orang zaman kuno membutuhkan identitas untuk hidup di zaman sekarang, dan terpaksa digunakanlah identitas Su Yun itu. Menggunakan sebuah artefak, Shi Qiang membuat pil yang dapat merubah segala macam tentang dirinya menjadi Su Yun, baik penampilan, suara, dan bahkan ingatan. Apa yang akan Shi Qiang lakukan dengan identitas barunya? Silahkan baca! ============================================================================================== *Buy me a coffee: -https://saweria.co/xiaokedun -https://trakteer.id/kedun/tip =============================================================================================== *Cover : Gambar di dalam cover bukan milikku, jika kamu merasa itu milikmu, dan ingin aku menghapusnya, silahkan PM saja atau kontak di email: xiaokedun@outlook.com

xiaokedun · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
22 Chs

Cemburu? Apa itu, tidak pernah ada dalam kamusku!

Su Yun kini sudah dalam posisi di depan tumpukan pakaian, dan berhasil menemukan baju Hem adik perempuannya yang tertumpuk dengan bajunya. Dari situ, dia mengambil sebuah ponsel jadul dengan merek Samsul.

Meski mereknya kelas dunia, ponsel yang dimiliki adik perempuannya benar-benar ketinggalan zaman, alias belum smartphone seperti kebanyakan orang pakai di zaman modern ini.

Mau bagaimana lagi keluarga mereka kan miskin, jika bukan hasil dari Su Yun lama yang kerja part-time hingga banting tulang tidak mungkin ada barang semewah ini di keluarga mereka.

Melihat ponsel ini, tiba-tiba mengingatkannya akan ponselnya Su Yun lama yang lupa diambilnya dari mayatnya. Tapi dia tak ambil pusing, tidak ada sesuatu yang penting di sana, jadi kapan saja bisa diganti dengan yang baru.

"Sepertinya orang itu tidak menelepon lagi!" Su Yun menyerahkan ponsel yang diambilnya tadi ke adik perempuannya yang sudah menunggunya dengan posisi bersila di tepi ranjang.

Su Yun tidak penasaran tentang siapa yang menelepon adik perempuannya, malah terlihat tidak peduli. Dia bukanlah orang berpikiran sempit yang akan langsung marah saat mengetahui kekasihnya memiliki teman dekat yang ternyata seorang laki-laki.

{Tilutit... Tilulit... Tilulit...} Ponsel itu berbunyi lagi setelah berganti tangan yang memegang.

Su Meixiang menatap ke layar ponsel, {Feng Gang} nama si pemanggil yang muncul di layar ponsel. "Ku pikir siapa, ternyata malah dia!" Su Meixiang merasa tambah jengkel mengetahui yang menelepon ternyata Feng Gang.

Menurut kebiasaan, pagi-pagi begini biasanya yang menelepon kalau bukan Pak Guru Wali Kelas, ya sahabatnya. Tak pernah sekalipun terpikir bahwa orang ini yang menelepon, dan ini membuatnya bimbang antara harus menjawabnya atau tidak.

"Kenapa tidak dijawab?!" Su Yun dibuat heran dengan kelakuan adik perempuannya, ada panggilan telepon bukannya buru-buru dijawab malah kayak orang kebingungan.

Su Meixiang mengarahkan layar ponsel ke kakaknya. "Ini dari Feng Gang!" Su Meixiang menyerahkan keputusan apakah harus menjawabnya atau tidak kepada kakaknya.

Dia bimbang, menjawab panggilan itu dengan risiko membuat Su Yun cemburu gara-gara berbincang dengan cowok lain, atau tidak menjawab yang berarti tidak menghormati Ketua Klub sendiri, yang pasti akan berakibat buruk pada karir di Klub Martial Arts-nya.

"Feng Gang?!" Su Yun menaikkan salah satu alisnya, mencari nama itu dalam ingatannya. "Maksudmu, Feng Gang yang menjabat Ketua Klub Martial Arts di sekolah kita?!" Su Meixiang yang ada di depannya mengangguk, dari anggukan itu Su Yun menyadari arti di balik tingkah aneh adik perempuannya yang tidak buru menjawab panggilan itu. "Jawab aja, gak usah nunggu izin dariku! Kakakmu ini tidak serendah itu, yang mana akan cemburu saat tahu wanitanya punya teman cowok!" Cemburu, perasaan macam apa itu, Su Yun sama sekali tidak mengenalnya.

Bahkan, sejak dari dulu dia selalu memberi kebebasan mutlak pada wanitanya dalam hal pertemanan. Mau punya teman cowok sebanyak-banyaknya terserah, yang penting tidak memberinya topi hijau.

"Terima kasih!" Su Meixiang tersenyum bahagia mengetahui kakaknya bukanlah orang yang cemburuan.

Ini sekaligus memecahkan masalah yang mengganggu pikirannya setelah dia menjadi milik kakaknya. Awalnya dia ingin keluar dari Klub Martial Arts yang mana anggotanya 90% adalah cowok, dan tentu ini akan berakibat pada cita-citanya yang mustahil di raih, yaitu menjadi juara nasional martial arts.

Su Yun hanya memberikan senyum kecil sebagai balasan, sebelum akhirnya kembali ke atas ranjang sambil membawa celana yang diambilnya dari tumpukan pakaian tadi. Bukan untuk memakainya, melainkan mengambil perhiasan yang kemarin telah disiapkannya. Dia bermaksud menyiapkan kejutan menggunakan perhiasan itu sembari menunggu Su Meixiang selesai menjawab panggilan telepon.

Sementara Su Yun sibuk dengan kegiatannya sendiri, Su Meixiang yang sekarang dalam posisi membelakangi Su Yun sudah menerima panggilan dari Feng Gang.

"Halo pagi, ada apa ketua, kok pagi-pagi sudah nelpon?!" Su Meixiang berbicara dengan nada seperti orang bangun tidur, sesekali juga menguap agar terlihat lebih nyata aktingnya.

Maaf saja harus berbohong, dia terlalu malas berbicara kepada orang yang telah mengganggu waktu santainya bersama Su Yun. Masih beruntung dia mau menerima panggilannya, andai Feng Gang bukan ketua Klubnya bakal diabaikannya atau mungkin memblokir nomornya langsung.

"Pagi, Mei! Apakah aku ganggu?!" Feng Gang yang ada di seberang tertipu aktingnya Su Meixiang.

Su Meixiang memutar matanya, sekarang baru jam 6.26 pagi, cuma orang bodoh dan idiot yang akan bertanya tentang mengganggu atau tidak. Jawabannya sudah jelas mengganggu, aktivitas normal seperti berangkat sekolah atau kerja aja dimulai dari jam 9.

"Tidak ganggu kok, aku malah berterima kasih! Berkat panggilan ketua, aku bisa bangun buat menuhi janjian joging! Jadi, jika ketua ada urusan bisa cepat diomongin, soalnya aku mau siap-siap!" Su Meixiang sengaja mengarahkannya untuk segera pergi ke inti dari panggilan ini agar cepat selesai.

"Joging sama siapa?" Feng Gang keceplosan berbicara menggunakan nada bak seorang cowok yang cemburu saat pacarnya pergi sama cowok lain.

"Sama kakakku lah, masa sama pedagang siomay?!" Su Meixiang masih baru dalam urusan cinta sehingga begitu saja membalasnya tanpa tahu arti dari nada itu.

"Owh sama kakak!" Feng Gang terdengar sangat lega mengetahui Su Meixiang pergi bukan sama pacar atau cowok selain saudaranya.

"Kalau gak ada yang penting aku tutup lho, ketua!" Feng Gang yang tidak buru-buru menjelaskan maksud tujuan dari panggilannya mulai membuat Su Meixiang jutek.

"Tunggu, jangan ditutup!" Feng Gang gelagapan saat Su Meixiang ingin menutup teleponnya. "Ada hal penting yang mau aku pastiin ke kamu!" Sekarang nada Feng Gang terdengar seperti seorang kasim yang memohon ke ratunya.

"Bicara!" Su Mexiang membalasnya dengan singkat sebagai tanda tidak ingin basa-basi.

Dalam batinnya, dia akan langsung menutup panggilan ini seumpama Feng Gang kali ini tidak benar-benar memanfaatkan kesempatan bicara yang telah diberikannya.

Dia tidak takut akan kemarahannya, ini bukan pertama kalinya Feng Gang meneleponnya, dan hampir 80% panggilan yang dilakukannya berakhir dengan dia yang begitu saja menutupnya.

"Begini, apa benar kamu mau kembali ke sekolah lebih awal?! Soalnya aku denger dari Cui Xue bilangnya begitu!" Feng Gang sedikit ragu-ragu mengucapkan kalimatnya, takut salah kata yang akan menyebabkan Su Meixiang menutup teleponnya.

Su Meixiang mengerutkan kening mendengar nama Cui Xue yang dibawa-bawa. "Kalo benar emangnya kenapa?!" Su Meixiang semakin jutek, bukan Feng Gang penyebabnya melainkan Cui Xue, sahabatnya.