Aku setengah berlari keluar dari lobi apartemen. Hari ini aku terlambat. Pencapaian yang payah. Belum genap dua minggu magang tapi aku sudah telat datang. Siap-siap kena omel Mbak Anin.
"Nona apel!" aku memutar bola mata. Siapa lagi yang memanggilku dengan sebutan itu kalau bukan si kutu kupret. Dia pasti terlambat juga. Kalau dia sih memang langganan telat. Dia terkekeh begitu menjajari langkahku.
"Lu telat juga? Tumben banget."
Aku mengabaikan dan lebih memilih untuk melebarkan langkah.
"Kita sarapan dulu yuk."
Sinting. Dia memang sudah nggak waras dan nggak punya otak. Sudah tau terlambat masih sempet-sempetnya ngajakin sarapan. Gue rasa otaknya memang sudah berpindah ke dengkul.
"Gue tadi belum sempat sarapan, laper nih."
"Bodo amat, Pak. Gue mau cepat-cepat sampai di kantor. Kerjaan neter. Lu juga kan Pak yang demen ngomel kalau kerjaan gue nggak beres? Jadi tolong jangan nyesatin gue dengan ngajak sarapan."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com