Kepulangan abang ke kota tidak sendiri sebenarnya karena Rahmat menemani, ada suatu hal yang akan mereka lakukan atas keinginan abang. Rahmat mengijinkan dan menemani anaknya untuk bertemu dengan ibu kandungnya, dia bilang ingin meminta maaf sekaligus meninggalkan kesan baik pada ibu kandungnya yang di beritahu oleh penjaga lapas jika beliau menjadi gila.
Walau tidak ada kesan baik dan hanya meninggalkan trauma, abang tetap ingin menutup semua lembaran buruk itu dari ingatannya.
Di dalam mobil menuju ke kota, Rahmat diam menunggu anak sulungnya berbicara. Dari raut wajahnya yang sedikit tertekan, dia bisa menerka jika sebenarnya masih ada rasa cemas di diri abang untuk bertemu dengan Siska secara langsung. Selama Siska di jerat pasal, dia tidak pernah menemuinya. Hanya Farrel dan juga Rahmat yang datang ke pengadilan ketika hakim menjatuhi hukuman pada Siska yang berterika tidak terima, dia mulai kehilangan akal dan menjadi brutal ketika itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com