webnovel

EADLE

seseorang yang merasakan kesedihan yang sedang ia alami,adalah kesedihan yang oaling menyedihkan. Namun,ia merasa beruntung,setidaknya kebahagiaan yang pernah di alami adalah satu-satunya kebahagiaan yang paling istimewa.

_Zahetic · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
5 Chs

03.Perlawanan Eadle

Eadle mengelap keringat,hari jumat dengan mata pelajaran olahraga di akhir jam pelajaran.

Queenzie menyodorkan pop ice,"Gratis mak." Eadle menerimanya dengan senang hati.

Seragam olahraga berjaket,celana panjang. Membuat hawa panas begitu menusuk.

Ghea menghampiri Queenzie,"Kata pak Dito kelas kita olahraga bebas aja." Selalu saja di suruh olahraga bebas,eh tapi tidak apa-apa. Dengan begitu Eadle akan beristirahat di kelas.

"Queenzie,ayo gabung sama anak lain." Ajak Ghea.

Dilihat nya murid XII Ipa 1,tengah bergulung membentuk sebuah tim basket.

Queenzie mengangguk,"ayo Edl".

Eadle menggeleng,"gue gasuka olahraga. Capek,mau ke kelas aja."

°°°

"Lo gak bisa bersikap normal?" Princess Agatha bersama dayang nya,jangan lupakan geng Narumi yang juga ikut-ikutan melabrak Eadle di kelas.

Eadle menghela nafas,"Dari mana nya sikap gue gak normal?".

"Sebutin girls," titah Princess kepada dayang nya.

Anne membenarkan helaian rambut,"pertama,lo bersikap sok misterius. Kedua lo gak punya banyak temen. Ketiga lo gak sopan sama kita-kita. Keempat,lo sok jual mahal sama cowok-cowok yang nembak lo." Anne ngos-ngosan di buatnya.

Kerutan keheranan tercipta jelas di dahi Eadle. What the hell?,hanya itu?yang membuat dirinya selalu menjadi incaran empuk dua geng sinting ini. Lalu murid-murid lain yang ikutan tidak suka padanya,hanya ini?.

Terlalu tidak masuk akal untuk di jadikan alasan.

Eadle memasang muka datar,yang membuat Narumi ingin segera mencakar muka itu. Ah jangan lupakan rasa ingin menginjak muka tersebut dengan sepatu cantik tujuh ratus ribunya.

Mahal kan?ya emang seperti itu standar mahal di sekolah ini,maklum sekolah negeri. Barang yang di pakai ratusan ribu sudah di anggap orang kaya.

Bahkan yang memakai ponsel berlogo apel di gigit,di cap sebagai sultan.

"Muka lo nyebelin banget anjing!!,lo mau gue injek muka lo? Hah?!." Narumi ngegas,Eadle terkejut.

"Pake sepatu kw itu?,gak level." Eadle tersenyum mengejek.

Narumi tiba-tiba menjadi darah tinggi dadakan. Dengan semangat 45,ia melangkah menerjang Eadle.

Eadle terkejut,Narumi mencakar wajahnya. Goresan kecil terlihat di bawah mata. Perlahan goresan itu mengeluarkan darah hingga menetes ke lantai.

Mata princess seperti ingin keluar,"Sivia!Frysta! Cepet bawa Narumi!" Namun yang di suruh masih mematung,tidak berani menyentuh Narumi.

Lagi,Narumi menjambak Eadle dengan sekuat tenaga membuat rambut harum dan halus itu rontok.

"Lawan dong belegug!" Princess mengepalkan tangannya,hei Eadle tidak melawan.

"Minggir." Nada dingin Eadle membuat Narumi sedikit ketakutan,namun ia mengabaikan titah Eadle.

"Minggir gue bilang," Masih dengan jambakan Narumi dan wajah datar ,Eadle bersuara untuk kedua kalinya.

Eadle membenci orang seperti Narumi.

Tidak boleh ada yang menyentuh rambut,bahkan kepalanya. Eadle menganggap itu tidak sopan,atau lebih tepatnya Eadle memang membenci jika kepalanya terkena pukulan oleh tangan.

Eadle menekan urat nadi,membuat Narumi melepaskan tangannya dari rambut Eadle.

Rambutnya sudah seperti singa,cocok dengan wajah Eadle yang berubah menjadi garang.

Princess gelagapan,ia memegang lengan Anne dengan kuat.

"Berani lo sama gue?" Eadle memandangi Narumi dengan intens.

"Berani lo nyentuh rambut cantik gue?"

"Lo mau mati di tangan gue?"

Narumi menatap berang,meski sejujurnya ia mulai merasakan ketidak nyamanan berada dekat Eadle. Ah ralat,ketakutan.

Eadle menyisir rambutnya ke belakang,sedetik kemudian ia menampar Narumi telak.

Sudut bibir Narumi berdarah,bahkan di pipi nya tercetak jelas bekas tangan Eadle.

Princess,Anne,Sivia dan Frysta melotot kaget,gila,ini gila.

Adik kelas berambut sebahu dengan kacamata bulat,merekam kejadian tersebut dengan ponselnya di jendela XII Ipa 1.

Narumi menjerit,ia tidak terima dengan tamparan Eadle.

Bangkit,tangan nya terayun untuk menampar balik.

Dengan emosi yang mengebu,Eadle menahan tangan Narumi,memelintir tangan tersebut ke belakang.

Lalu dengan dorongan kuat,Eadle menghempaskan Narumi kedepan.

Terjerembab dua kali,oleh tamparan dan dorongan kuat dari Eadle.

Eadle maju,menjambak rambut lurus tersebut.

"Akh!,lepasin cewek sinting!sakit!," Eadle menggusur Narumi,membawa kehadapan kaki Princess serta Anne,Sivia dan Frysta.

"Mau lihat?gue injek muka dia dengan sepatu berharga fantastis gue?" Princess menelan ludah.

"Gila,gue laporin ya lo ke guru!" Sivia berteriak.

Sivia menarik lengan Frysta,mengajak nya untuk mengadu kepada guru.

Braak!

Baru beberapa langkah menuju pintu kelas,sebuah kursi terlempar mengenai punggung kedua cewek itu.

Sivia dan Frysta memekik kesakitan.

Princess dan Anne yang melihatnya sudah kelabakan.

"Ada yang keluar,gue bener-bener injek muka dia." Eadle menekan setiap kata-katanya.

Decitan kursi terdengar,Eadle mulai mengangkat kursi itu tinggi-tinggi.

"LO GILA?!" Princess berteriak histeris,pelipisnya sudah bercucuran keringat dingin.

Sivia dan Frysta berbalik badan,sedangkan Eadle tersenyum smirk.

"Satu...dua....ti..."

Brakk!

Eadle membanting kursi tersebut ke dinding,membuat kursi itu hancur menjadi dua bagian.

Narumi sudah terisak,kepalanya pusing dan kakinya lemas seperti jelly.

"Jangan macem-macem sama gue,Narumi Nashilla." Suara rendah Eadle membuat Narumi semakin terisak,ia bersumpah akan mengadu kepada kedua orang tuanya,dan kepsek.

Narumi sudah tidak sabar membuat Eadle di keluarkan dari sekolah ini.

Eadle memandang Princess dengan tajam,"Dan lo!" Princess mematung ketakutan.

"Jangan harap lo gak akan sama nasibnya kaya dia," Setelah nya Eadle berjalan keluar kelas.

Berhenti di ambang pintu,melirik ke arah siswi berambut sebahu dengan kacamata bulatnya.

Yang di lirik sudah ketakutan,ingin berlari namun kakinya seakan menjadi batu tiba-tiba.

Eadle menghampiri siswi tersebut,merampas ponsel nya.

"Mau di sebarin?" Eadle bertanya dengan santai,kesantaian nya itu membuat adik kelas semakin ketakutan.

Adik kelas bernama Dwia Pratiwi itu menggeleng cepat.

"Terus ngapain lo rekam kalo gak akan di sebarin?." Dwia terdiam.

Dalam sekejap Eadle melempar ponsel tersebut,lalu menginjak nya kuat-kuat.

Di luar kelas tentu saja banyak pasang mata yang melihat,mereka terkejut dengan tindakan Eadle.

Dwia sudah menahan tangis melihat ponsel nya hancur,ponsel yang di belikan dua hari lalu oleh ayah nya.

Eadle tersenyum kecil. "Jangan jadi orang CEPU."

°°°

Terimakasih sudah membaca tanpa melewatkan beberapa kalimat. 💙

See u next chapter ...