webnovel

DxD : Strongest Spear Master [Bahasa Indonesia]

seorang otaku meninggal dalam kecelakaan, ketika dia terbangun dia sudah berpindah ke tubuh anak kecil yang merupakan putra baptis Sirzech Lucifer. Saksikan perjalanan MC mencari kitab suci- *batuk* menjadi kuat dengan menantang musuh dan rekannya di perjalanan, dan saksikan mc mengumpulkan haremnya ಡ ͜ ʖ ಡ penafian, bahan cerita adalah milik Ishibumi - sensei. kecuali, mc dan beberapa plot yang saya tambahkan sendiri.

G_Pambudiarto · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

BAB 4

Di suatu tempat di belantara hutan.

Sebuah rune sihir iblis berwarna merah muncul di tanah, lalu naik dan diikuti dengan kemunculan sepasang iblis berambut merah. Mereka adalah Runeas Gremory dan Ardius Gremory - Orobos.

Setelah melakukan teleportasi, Ardius melihat sekeliling dimana itu adalah hutan dengan pepohonan koniver tinggi.

'Sepertinya aku juga harus belajar sihir kedepannya...' Pikir Ardius merasakan manfaat penggunaan sihir teleportasi.

"Jadi, kemana kita? Runeas Nee - chan?." Tanya Ardius melihat Runeas yang lebih tinggi darinya.

"Hmm.... sebentar, Sayangku." Jawab Runeas melihat sekeliling lalu melihat ke bawah arah Ardius.

*Ohm*

Tiba - tiba energi sihir yang besar dan kuat bergejolak keluar dari tubuh Runeas, dimana itu juga menciptakan siklon kecil dan tanah serta daun berterbangan ke segala arah.

Beberapa waktu kemudian, sebuah suara marah terdengar.

"IBLIS! APA YANG KAMU LAKUKAN DI TANAH SUCI INI?!." Suaranya sangat kencang dimana Ardius harus menutupi telinganya.

"Ara ara~ Lugh - chan sudah lama tidak bertemu, dan kamu menyambutku seperti ini?." Ucap Runeas dengan santai, dia mengidentifikasi bahwa itu suara Lugh, Dewa Cahaya Celtic.

"Lugh?!." Tentu saja Ardius terkejut, dia sudah membaca banyak buku akal sehat dunia DxD yang dimiliki Keluarga Gremory.

Tapi setelah mengetahui suara Runeas, suara galak nan garang tersebut menjadi takut dan tergagap.

Siapa yang tidak takut dengan Runeas? walaupun tidak terlalu terlihat di perang besar, dia adalah ciptaan awal Satan Lucifer dan Lilith.

Dia juga generasi awal iblis yang hidup, kekuatannya ada di kelas satan, tapi karena dia jarang terlihat dan melakukan aktivitas diluar dia tidak masuk dalam 10 besar Top Player dunia.

Mungkin hanya Michael yang bisa menandingi kekuatan dari fosil hidup ini, jadi tentu saja Lugh ketakutan terutama semenjak pantheonnya menurun.

Lalu seberkas cahaya muncul di depan Runeas dan Ardius, kemudian sosok pria kekar dengan pakaian celtic kuno, dia bertelanjang dada tapi mengenakan jubah yang terbuat dari beruang kutub. Dia memiliki rambut biru tua yang ditata ke belakang, pupil merah dengan retina seperti reptil, ada juga tato khas celtic di seluruh tubuhnya.

'Kek akrab tapi dimana?.' Pikir Ardius melihat sosok Lugh, yang mengingatkan Ardius dengan sosok tertentu. Untuk mengisi kepenasarannya, dia lalu bertanya.

"Um... Lugh - sama, siapakah Cu Chulainn bagi anda?." Tanya Ardius penasaran, karena samar dia ingat, Cu Chulainn! di legenda irlandia dia disebut putra dari Lugh yang dikenal sebagai....

"Cu Chulainn? Maksudmu Sétanta? dia anakku, ngomong - ngomong siapa kamu, boy?." Jawab Lugh agak bingung, lalu mengangguk mengonformasi, dia kemudian berbalik bertanya.

"Oh, maaf tidak sopan. Perkenalkan nama saya Ardius Gremory - Orobos." Ardius menyadari kekasarannya, dia meminta maaf dan membungkuk khas bangsawan memperkenalkan diri.

"hm! hm! nama yang bagus! Jadi kamu anak angkat dari Sirzech ya...." Lugh mengangguk, lalu menatap Ardius dengan tatapan samar.

"Yah, seperti itu. Ngomong - ngomong Lugh - chan, bisakah aku meminta bantuanmu?." Runeas menggantu topik dan meminta bantuan Dewa Cahaya dan Raja Dewa Celtic tersebut.

"Jangan tambahkan 'chan' itu memalukan, yah... ada apa?." Lugh tertawa canggung dan tak berdaya dengan sebutan untuknya dari Runeas, tapi jika berbicara tentang umur memang wajar karena Lugh lebih muda dari Runeas.

Pantheon Celtic memang pantheon termuda diikuti oleh China, Jepang dan Mesoamerika, Celtic memiliki pantheon sekitar beberapa ribu tahun yang lalu dan Runeas sendiri sudah setua peradaban manusia itu sendiri, setidaknya selisih beberapa milenium dengan perdaban manusia awal yang didirikan manusia pertama, Adam.

"Aku ingin kamu mengantarkan kami ke Negeri Bayangan, ini adalah keturunanku. Dia sangat tertarik dengan bertombak, jadi aku merasa yang paling cocok untuk menjadi pelatihnya ada gadis itu." Ucap Runeas menjelaskan kedatangannya ke Pantheon Celtic.

"Begitu.... Baik, kita akan ke sana." Lugh mengangguk, dia lalu menghentak tanah dan akar pohon mulai membentuk sebuah portal. Lugh kemudian mulai menulis rune celtic kuno di kayu, berikutnya cahaya memadat dan membentuk portal.

"Ikut aku." Lugh menoleh ke Runeas dan Ardius yang hanya mengangguk.

Setelah Ardius melewati portal bersama Runeas, apa yang menyambutnya adalah sebuah hamparan luas tundra yang di tutupi salju, langit berwarna abu - abu dimana tidak ada mata hari dan bulan, dia dapat mendengar lolongan makhluk disana.

"Jadi, ini Negeri Bayangan?." Tanya Ardius penasaran, tangannya masih menggandeng Runeas.

"Ya, boy. Ini adalah Negeri Bayangan, tempat tinggal gurumu." Jawab Lugh lalu berbalik dan menatap Runeas.

"Runeas - dono, setelah ini anda akan kembali ke dunia iblis atau bersamanya?." Tanya Lugh lalu menatap Ardius.

"aku akan bersamanya, lagipula aku juga ingin mengajaknya ke dunia manusia untuk melihat - lihat." Jawab Runeas merenung sejenak lalu mengangguk.

"Aku mengerti, kalau begitu aku akan meninggalkan kalian. Jika ingin menemui penguasa negeri bayangan kalian bisa mengikuti jalan setapak ini, itu akan mengarahkan kalian ke istananya." Lugh mengangguk, dia lalu berjalan ke arah portal tapi sebelum itu dia memberitahu Runeas dan Ardius ke arah mana yang harusnya di tuju.

"Terima kasih, Lugh - chan." Runeas mengangguk dengan senyumnya.

"Terima kasih, Lugh - sama." Ardius membungkuk sopan.

"Um, sampai jumpa lagi." Ucap Lugh lalu berpisah dan menghilang bersama portalnya.

Setelah itu Ardius ditemani Runeas menelusuri jalan setapak, mereka harus melewati hutan konifer yang ditutupi salju, Ardius melihat sekeliling dimana dia bisa merasakan tatapan bermusuhan dari makhluk di Negeri Bayangan.

'jika lugh memiliki wajah seperti Cu Chulainn dari seri Fate.... apakah Ratu Negeri Bayangan disini memiliki hal yang sama seperti di Fate?.' Pikir Ardius penuh tanda tanya dan penasaran.

Perjalanan mereka dilanjut melewati sungai berwarna merah, hutan dan naik bukit menuruni lembah dan melintasi pegunungan tinggi yang membuat Ardius kelelahan bahkan harus digendong Runeas.

'Istananya sejauh mana sih?!.' pikir Ardius yang kelelahan.

Lalu tak lama kemudian, mereka sampai ke sebuah tempat dimana ada istana tua yang terbuat dari batu. Runeas lalu menurunkan Ardius dari gendongan putrinya.

"Nah, kita sampai. Ayo~." Ucap Runeas dengan riang lalu mulai berjalan ke arah kasti tua tersebut.

"Um." Ardius mengangguk dan mulai mengikuti langkah kaki Runeas.

Sesampainya di depan kastil, Ardius melihat bahwa pintu kastil agak terbengkalai dimana ada celah terbuka.

"Ini sepertinya tidak pernah dirawat?" Tanya Ardius penasaran, tapi dia mendengar suara wanita lain selain Runeas. Itu berasal dari belakang.

" Maaf jika tidak terawat, karena hanya wanita tua ini yang hidup sendirian di kasti itu." Jawab wanita itu.

Ardius merasa agak deja vu, terutama suaranya. Karena mengingatkannya dengan game ponsel dimasa lalunya bernama Fate: GO. Dia lalu berbalik dan terkejut dengan sosok wanita tersebut.

Itu adalah seorang wanita sekitar 20 hingga 30 tahunan, rambut merah anggur, wajah cantik, mata merah ruby dan dia memakai seperti skinsuit berwarna ungu gelap yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi. Lalu mata Ardius terfokus dengan apa yang dipegang wanita tersebut, itu adalah sebuah tombak berwarna merah darah yang mengkilat.

" Gáe Bolg...." Ucap Ardius tanpa sadar yang menarik perhatian wanita tersebut, lalu matanya beralih ke Runeas.

"Aku tidak tahu apa yang diinginkan Nenek Moyang Gremory disini?." Tanya Wanita tersebut.

"Yah.... aku kemari untuk membiarkan salah satu keturunanku berlatih denganmu, dia memiliki minat tombak. Juga, aku disini untuk menemaninya sekaligus melatih sihirnya karena itu kewajiban bagi ras kami." Jawab Runeas mengatkan maksud kedatangannya membawa Ardius.

"Hmm.... kalau begitu aku akan menerimanya, tapi perlu diingat bahwa pelatihanku akan sangat berat. Ngomong - ngomong perkelankan, aku adalah Ratu Negeri Bayangan Scatchach." Scatchach diam sejenak lalu melihat Ardius, tepatnya melihat otot - ototnya apakah cocok atau tidak. Lalu dia memperkenalkan diri.

'Scatchach?!!!.' Seru Ardius melihat Scatchahc dengan tatapan tidak percaya, apa lagi wajahnya mirip dengan rekan Fate-nya. Lalu dia tersadar ketika Scatchach memandangnya dengan intens.

"Ah, Um.... Perkenalkan aku Ardius Gremory - Orobos! Mohon kerja samanya! Scatchach - sama!." Ucap Ardius buru - buru membungkuk dan memperkenalkan diri.

"Um.... kalau begitu panggil aku Shishou, aku akan melatihmu sekarang." Scatchach tersenyum puas, setidaknya murid barunya ini lebih baik dari yang terakhir.

"Se- sekarang?." Tanya Ardius tidak percaya, dia baru saja sampai dan sudah disuruh berlatih?.

"Um, aku ingin melihat tekadmu Gremory muda." Jawab Scatchach dengan senyum misterius.

Tapi Ardius merasa bahwa senyum itu bukan pertanda baik baginya, dia lalu memandang Runeas yang hanya mengangkat bahunya.

*gulp*

Ardius menelan ludah, dia menyiapkan mental dan fisiknya agar siap mengikuti pelatihannya.