Tempat itu menjadi hening. Debu tebal terus menghujani tempat itu.
Wush!
Terdengar deru suara angin.
Semua debu kelabu di tempat itu berkumpul di tengah ruangan dan berubah menjadi bola padat seukuran kepalan tangan di atas telapak tangan Vivian.
Vivian meremas bola itu.
Shing!
Bola kelabu itu berubah menjadi api ungu yang menerangi seluruh ruangan. Bola itu semakin mengecil, sebelum akhirnya menghilang dalam hitungan detik.
Angele berusaha berdiri. Dinding-dinding reruntuhan ini terbuat dari bahan-bahan spesial. Jika saja ia tidak punya medan pelindung dan ketahanan tubuh yang tinggi, pasti ia sudah terluka parah karena tabrakan itu.
Vivian segera berjalan mendekati Angele.
Angele sadar bahwa Vivian tidak akan membiarkannya menyentuh bola api emas itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com