webnovel

Tuan Cheng Bertamu

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

He Yan merasa tidak senang dan berpikir, tentu saja Nenek Jian bisa berkata begitu karena anak Jian Shuxing dan Jian Shupeng sudah ada yang bisa mengurusi bisnis mereka, jadi Nenek Jian tidak khawatir.

Namun bagaimana dengan He Yan? Apakah kedepannya dia hanya bisa mengandalkan keponakannya untuk hidup?

He Yan menutupi ketidaksenangannya dan terus tersenyum lalu berkata, "Kita bicarakan masalah ini nanti saja, tunggu Yujie selesai ujian baru kita diskusi lagi."

Senyuman di wajah Jian Yujie banyak berkurang, di wajahnya ada ekspresi putus asa yang tidak bisa ditutupi.

Tetapi Jian Yujie segera kembali merasa senang lagi, dia adalah orang yang sabar dan tidak cepat putus asa, kalau tidak, mana mungkin dia masih bisa mempertahankan keinginannya selama beberapa tahun ini, meskipun ibunya selalu bersikeras menentangnya.

Lalu, tanpa disangka-sangka, ada orang yang tiba-tiba bertamu ke kediaman Keluarga Jian, yakni Zhai Yuncheng.

Ini membuat Kakek Jian terkejut dan bingung.

Kakek Jian sudah sejak lama mendengar kabar bahwa Zhai Yuncheng tinggal di kediaman Keluarga Yu yang ada di sebelah, tetapi dia tidak menyangka kalau pemuda itu akan datang sendiri untuk bertemu dengannya.

Keluarga Jian dan Zhai sama sekali tidak kenal satu sama lain, jadi seharusnya Zhai Yuncheng sama sekali tidak punya alasan untuk bertamu ke rumahnya.

Beberapa hari ini orang yang ingin bertemu dengan Zhai Yuncheng tidak sedikit, tetapi Yu Simiao menolak permintaan itu satu per satu.

Kakek Jian juga tidak ingin pergi ke Kediaman Yu, karena dia tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Zhai dan group Tian Xing.

Jadi walaupun Zhai Yuncheng tinggal di sebelah rumahnya, tapi mereka tidak ada saling berhubungan.

He Yan juga terkejut ketika mendengar yang datang adalah Tuan Cheng, karena dia pernah mendengarkan kabar tentang Tuan Cheng ini.

Sudah banyak orang yang mengetahui kalau Tuan Cheng datang ke Kota Heng Yuan, jadi He Yan tidak mungkin tidak tahu.

Dia sebenarnya juga ingin untuk bertemu dengan Tuan Cheng ini, tetapi suaminya tidak memperbolehkannya.

Suaminya merasa kalau keluarga mereka dan Keluarga Zhai tidak pernah berhubungan, jadi tidak perlu bertamu sekarang, nanti kalau tidak baik malah akan merusak semuanya.

He Yan baru menghapus keinginan untuk bertemu dengan Tuan Cheng ini.

Tetapi dia tidak menyangka kalau dirinya bisa bertemu dengan Tuan Cheng di rumah mertuanya.

Dalam pikiran He Yan, orang yang lebih tua memang lebih berpengalaman, Kakek Jian ternyata terkenal juga, bahkan Tuan Cheng yang datang ke Kota Heng Yan belum lama ini datang untuk bertemu dengannya.

Kakek Jian sendiri menyambutnya, sementara yang lain duduk menemani Nenek Jian minum teh di taman kecilnya.

Jian Yiling mengangkat cangkirnya, lalu mencicipi tehnya dalam diam dengan sangat tenang.

Jian Yujie yang ada di samping Jian Yiling menunjukkan teknik sulap yang baru dipelajarinya, dia diam-diam belajar dari membaca buku atau internet, dia belajar sendiri.

Walaupun Jian Yiling tidak mengerti teknik sulap. tetapi dia juga dapat melihat dan merasakan ketertarikkan Jian Yujie terhadap sulap dan bakatnya di bidang tersebut.

Sementara He Yan tampak tak tenang, dia sama sekali tidak sedang ingin minum teh. 

Melihat menantu keduanya yang tidak bisa diam membuat Nenek Jian menghela nafas. 

Sebaliknya, melihat cucu perempuan kesayangannya serta Jian Yujie yang bersikap penurut membuatnya merasa senang.

Tidak lama kemudian, Kakek Jian datang bersama dua orang laki-laki. 

Salah satunya sudah mereka kenal, yakni Yu Xi, penerus dari Group Qi Yue. 

Penampilan Yu Xi sangat luar biasa, postur badan wajahnya juga sangat tampan.

Tetapi hari ini dia kalah tampak kalau dibandingkan dengan pria yang ada di sampingnya. 

Pria tersebut adalah pria yang barusan bertemu dengan Jian Yiling di luar, pria yang tadi bersandar di mobil sport berwarna hijau itu.

"Tuan Zhai silahkan duduk." Sikap Kakek Jian sangat ramah, tidak ada tindakan yang spesial dan berbeda saat menghadapi Zhai Yuncheng dengan tamu-tamunya yang lain.

Zhai Yuncheng dengan tidak malu duduk di depan Jian Yiling sambil menatapnya.

Pemuda itu lalu tersenyum, senyumannya membuat orang terpikat.