webnovel

Taruhan Satu Tangan

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa membawa pisau ke sekolah?" Walaupun Qiu Yichen terkenal nakal, tetapi dia juga tidak mungkin membawa pisau ke sekolah.

Jian Yiling tidak menjawab pertanyaan Qiu Yichen, tangan kanannya mengambil pisau dan menunjuk ke tangan kirinya.

"Taruhan satu tangan.''

Apa-apaan? Taruhan tangan? Apakah dia gila?

Setelah terkejut sesaat, Jian Yiling kemudian lanjut berkata, "Keluarkan buktimu kalau memang ada, dan aku akan memotong tanganku ini untukmu. Tapi kalau tidak, potong tanganmu untukku."

Suara Jian Yiling masih terdengar seperti suara anak remaja, dan masih ada nada yang lembut serta manis, tetapi apa yang dia katakan malah membuat orang jadi ketakutan.

Tangan kirinya memegang pisau operasi, sementara tangan kanannya berada di bawah tangan kirinya sejauh, kira-kira 10 cm. Dia terlihat bisa memotong tangannya kapan saja.

Suaranya yang terdengar lemah lembut itu, malah membuat Qiu Yichen jadi tidak berani.

"Kamu gila ya!" Qiu Yichen merasa Jian Yiling sudah gila.

Semua orang juga terkejut dengan mata terbelalak, tindakan Jian Yiling benar-benar membuat orang ketakutan.

Orang yang jaraknya sangat dekat dengan Jian Yiling, yakni teman sebangkuknya sendiri, malah lebih ketakutan sampai tidak tahu harus apa.

"Kalau kamu memang punya bukti, kamu tidak perlu takut. Aku yang akan memotong tanganku, atau ... kamu sebenarnya tidak punya bukti dan jadi ketakutan."

Sepasang mata jernih Jian Yiling tampak menatap Qiu Yichen.

Qiu Yichen yang melihat sepasang mata itu pun langsung merasa gugup dan ketakutan. 

Apa yang terjadi sekarang?

Jian Yiling yang sekarang masih terlihat sama seperti yang dulu, tapi jika dibandingkan dengan Jian Yiling yang dahulu suka berbuat onar, Jian Yiling yang sekarang punya cara bicara dan tatapan yang lebih lembut.

Qiu Yichen dulu tidak pernah sampai merasa ketakutan saat melihatnya, tapi kenapa saat melihat Jian Yiling yang sekarang dia malah jadi ketakutan?

"Aku …" Pikiran Qiu Yichen menjadi kacau, ada begitu banyak pasang mata yang sedang melihat, kalau dia mengatakan tidak berani, maka hal ini pasti akan menjadi hal yang sangat memalukan.

Tetapi kalau sampai dia taruhan dengan Jian Yiling, dan pada akhirnya Qiu Yichen kalah, bukankah akan lebih memalukan kalau dia tidak mau mengaku kekalahannya?

Kalau begitu siapa lagi yang akan mendengarkannya?

"Kakak Qiu, lebih baik kita tidak usah bertaruh dengannya, kita laporkan saja dia kepada pihak sekolah, karena sudah membawa pisau ke sekolah!"

Anak bawahan Qiu Yichen yang ada di sampingnya memberikan ide yang sangat bagus kepada Qiu Yichen.

Qiu Yichen yang mendengarkannya pun merasa hal itu sangat tepat!

Hampir saja dia terjerumus ke dalam jebakan Jian Yiling!

Dan kemudian Qiu Yichen langsung membawa anak buahnya untuk pergi.

Mereka pergi dengan tergesa-gesa, sementara murid-murid kelas 1 nomor 8 masih dalam kebingungan.

Hanya begitu saja dan selesai?

Kalau begitu, apakah Qiu Yichen sudah tidak berani lagi?

Mereka melihat Jian Yiling dengan tatapan penuh curiga.

Apakah mungkin, Jian Yunnao benar-benar terluka bukan karena didorong oleh Jian Yiling?

Setelah Jian Yiling melihat Qiu Yichen pergi, dia memasukkan pisau bedahnya dengan tenang.

Tidak lama kemudian, wali kelasnya datang.

Wali kelasnya merupakan seorang pria separuh baya berumur 50 tahunan, rambutnya sudah sedikit beruban, dan terlihat sedikit botak.

Postur badannya terlihat kurus, dan memiliki mata yang sipit. 

Dia adalah guru yang dikenal dengan sebutan 'Setan yang suram' di kalangan murid-murid, karena dia merupakan guru yang sangat disiplin, dia juga dengan dengan sebutan 'Komdis' di sekolah Sheng Hua. 

Saat murid-murid kelas 1 melihat wali kelas itu datang, mereka langsung duduk di bangkuk masing-masing, takut ditangkap oleh wali kelasnya karena melakukan kesalahan.

Di belakang wali kelas tersebut ada anak buah Qiu Yichen.

Sekarang adalah saatnya jam belajar sendiri, dan semua kelas yang lain sudah mulai mengeluarkan suara ribut, tapi hanya kelas 1 nomor 8 yang paling tenang.

"Siswi Jian Yiling, katanya kamu membawa pisau ke sekolah?" 

Wali kelas tersebut terlihat menyipitkan mata, dan menatap Jian Yiling dengan tatapan yang tidak ramah.

Masalah Jian Yiling sudah sangat besar di sekolah SMA Sheng Hua, dan para guru tidak mungkin tidak tahu.

Tetapi pihak Keluarga Jian mengatakan kepada pihak sekolah, bahwa Jian Yiling hanya sedang sakit dan perlu di rawat di rumah, jadi pihak sekolah juga tidak banyak bertanya.