webnovel

Pulang Ke Rumah Kakek Dan Neneknya (2)

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

"Yang jelas, aku percaya pada Yiling, dia tidak mungkin bersalah, dan aku percaya padanya! Lalu, cepat pecat asisten yang kalian pekerjakan di rumah. Kalau Yiling tidak menyukainya, kenapa kalian masih mempekerjakannya? Mempekerjakan seorang asisten itu untuk menjaga bosnya, bukan malah membuat bosnya marah!" Neneknya terlihat memalingkan wajah dan melotot, tidak ada yang bisa mengganggu gugat keputusannya.

Karena mereka terus bertengkar, Jian Yiling pun mengulurkan tangan dan menarik baju neneknya.

Neneknya pun menundukkan kepala dan melihat Jian Yiling.

"Jangan bertengkar, aku lah yang salah."

Jian Yiling sebenarnya juga bersalah dalam hal ini, dia tidak seharusnya bertengkar dengan kakaknya hanya karena kakaknya berteman baik dengan lawan jenisnya.

Dalam hal ini, di dalam cerita novel Jian Yiling, dia melakukan kesalahan karena terlalu iri hati.

Kalau tentang masalah apakah dia yang mendorong kakaknya atau bukan, Jian Yiling tidak akan menyangkalnya untuk sementara waktu.

Apalagi bersikeras mengatakan kalau dia tidak mendorong kakaknya, di depan kakek dan neneknya. Itu karena dia tidak bisa memberikan bukti sama sekali, dan malah bisa membuat orangtua dan kakaknya kecewa, semua itu tidak akan ada untungnya baginya.

"Yiling, kamu …" Nenek Jian Yiling melihat cucunya dengan tatapan terkejut.

Mendengarkan perkataan yang jujur dari Jian Yiling membuat hati Jian Shuxing jadi tersentuh.

Bisa dilihat jelas kalau anak ini sudah mengetahui kalau dirinya salah dalam masalah ini.

Kemudian, Kakek Jian Yiling yang diam saja sejak Jian Yiling dan lainnya masuk ke dalam rumah, kini mulai angkat bicara, "Yiling, kemarilah."

Kakeknya melambaikan tangan untuk memanggil Jian Yiling.

Setelah berpikir sejenak, Jian Yiling pun berjalan dengan pelan ke arahnya.

Kakeknya sedang duduk di atas sofa, dia mengulurkan tangannya dan membelai kepala Jian Yiling, "Sebenarnya kakek ingin kamu datang hanya karena mau bertanya kepada ayahmu, bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini. Tapi karena sekarang kamu sudah mengakui kesalahanmu, kakek sangat bangga padamu."

Sama dengan neneknya, kakeknya juga lebih menyayangi cucu putri satu-satunya ini, apapun yang cucunya ini inginkan pasti dikabulkan, apa yang diinginkan cucunya ini dia akan selalu mengabulkannya.

Tetapi kakeknya adalah kepala keluarga di dalam Keluarga Jian, dan korban yang terluka kali ini juga merupakan anak dari Keluarga Jian sendiri, jadi hukuman apa yang seharusnya diberikan pada Jian Yiling.

Wajah kakeknya juga sudah terlihat lebih ramah, dia lalu berkata pada cucu kesayangannya, "Aku bisa memaafkan masalahmu dan kakakmu ini, tapi kenyataan bahwa tangan kakakmu sudah terluka karenamu juga tidak bisa dibiarkan begitu saja, kamu tetap harus dihukum karena sudah melukai tangan kakakmu. Yang paling penting, kejadian seperti ini tidak boleh terjadi lagi, kamu mengerti?"

Jian Yiling pun mengangguk.

Kakek Jian lalu melanjutkan ucapannya, "Tidak apa-apa kalau anak-anak di Keluarga Jian tidak ramah kepada orang lain, tapi jangan pernah melukai keluarga sendiri. Kali ini Kakek memaafkanmu karena kamu masih kecil, dan ini adalah pertama kalinya kamu melakukan kesalahan seperti ini."

Jian Yiling menganggukkan kepalanya lagi.

Dia sama sekali tidak terkejut kakeknya akan menghukumnya.

Karena di dalam kisah yang sebenarnya, pada akhirnya, kakeknya lah yang akan mengusirnya untuk meninggalkan Keluarga Jian.

Neneknya tidak mampu melihatnya lagi, dan begitu pula dengan kakeknya, yang akhirnya memilih untuk menyingkirkannya.

"Kakek, jangan galak-galak, kamu membuat Yiling takut!"

Walaupun neneknya berbicara begitu, tetapi dia masih menghargai suaminya.

Kalau tidak, dia juga tidak mungkin akan mengatakannya ketika suaminya hampir selesai berbicara dan menceramahi Jian Yiling.

Kakek dan nenek Jian Yiling sudah lama saling mencintai, jadi mereka tentu memahami satu sama lain.

Kakeknya pasti akan selalu menuruti semua permintaan kecil Jian Yiling

Tetapi kalau sudah tentang masalah yang serius, kakeknya juga tidak akan segan-segan.

Kalau Yiling tidak mengerti maksud baik kakeknya, takutnya mereka berdua tidak akan bisa bersama selamanya.