webnovel

Pria yang Tidur Di Lorong Rumah Sakit

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

Jian Yiling sedang mengetik di layar HP nya, ketika di dalam rumah dia menggunakan laptop, dan ketika di luar dia juga tidak ingin membuang waktu, jarinya tidak berhenti mengetik di layar HP, dia sedang memasuki program yang berisi sederetan kata dan simbol-simbol.

Kemudian Jian Yiling membuka inbox email di HP nya, memeriksa email dan melihat ada beberapa email masuk yang semuanya menggunakan bahasa inggris. Dalam beberapa hari ini dia telah mengirimkan beberapa email, dan juga mendapatkan banyak email balasan. Hanya ada satu email yang masih belum dia baca, email yang diterimanya pagi ini, dan dia sedang menyelesaikan urusan terkait email tersebut.

Jian Yiling fokus dengan kesibukannya, dan sama sekali tidak memperhatikan apa yang sedang dibicarakan Jian Yuncheng serta Mo Shiyun sepanjang perjalanan.

Malah kedua orang yang mengobrol di depannya lah yang sering melihat ke arahnya dengan tatapan penasaran.

Setelah sampai di rumah sakit, Jian Yuncheng dan Mo Shiyun langsung memasuki kamar pasien untuk menjenguk Jian Yunnao, dia sangat senang melihat mereka berdua datang.

Sementara Jian Yiling diminta untuk menunggu di lorong rumah sakit.

Dia lalu mencari tempat duduk di lorong.

Lalu ada pria muda yang terlihat sedang berbaring di kursi yang panjang.

Wajah pria itu ditutupi oleh baju, sepertinya dia sedang tidur.

"Krucuk … Krucuk"

Jian Yiling mendengar suara perut pria itu yang berbunyi, dan diwaktu yang bersamaan, HP di dalam saku pria itu juga gemetar.

Pria itu tidak menyingkirkan baju dari wajahnya, dan mengambil HP nya dari dalam saku, lalu langsung menekan tombol untuk mematikan.

Itu artinya pria tersebut sama sekali tidak tertidur.

Tetapi suara perut pria itu sering terdengar.

Jian Yiling pun mengambil kotak makanan dari dalam tasnya sendiri. 

Itu adalah makanan yang dimasaknya sebelum keluar dari rumah, sebenarnya dia ingin memberikannya kepada Wen Nuan dan Jian Yunnao yang ada di rumah sakit.

Tetapi dia bertemu dengan Mo Shiyun ketika hendak pergi ke rumah sakit, dan melihatnya membawa makanan, jadi makanan yang sudah dibuatnya pun tidak akan termakan.

Jian Yiling mengambil kotak makan itu dan berjalan ke arah pria tersebut, lalu mengulurkan tangannya dan menyentuh lengan pria itu dengan pelan.

Pria itu mengambil baju dari wajahnya perlahan, dan hal pertama yang dilihat Jian Yiling adalah, sepasang mata besar milik pria itu, matanya terlihat hitam dan berbinar, dengan tatapan yang terlihat tajam.

Kemudian hidungnya juga lumayan mancung, ujung hidungnya bulat dan tulang hidungnya terlihat indah.

Dan yang terakhir adalah, bibir dan dagu pria itu. Bibirnya tidak tebal tetapi terlihat penuh dan seksi.

Pria itu benar-benar tampan.

Tetapi semua itu bukan hal yang akan Jian Yiling pedulikan.

Dia mengarahkan kotak makanan ke depan pria itu, "Aku dengar perutmu berbunyi, kamu pasti sedang lapar. Makanlah, aku membuatnya pagi ini, dan tidak ada yang menyentuhnya."

Dia sengaja menjelaskan kalau itu bukan makanan sisa dari siapapun.

Dia hanya merasa sayang jika makanan yang dimasaknya harus dibuang, jadi lebih baik diberikan kepada orang yang perlu makan, daripada dibuang begitu saja.

Zhai Yuncheng melihat Jian Yiling agak lama, dan baru sadar kalau sekarang dia sedang diberi sedekah makanan oleh seorang gadis kecil.

Dia melihat Jian Yiling lebih jelas selama 2 detik, penampilan gadis itu terlihat cantik seperti boneka yang diletakkan di jendela toko.

Lalu dia pun mengalihkan tatapannya ke arah kotak makanan yang dipengan oleh Jian Yiling. 

Kotak makanan itu berwarna pink, dan di kotak makanan itu juga ada gambar unicorn.

Kemudian, dia melihat pintu kamar rawat Jian Yunnao terbuka, dan ada orang yang sedang mencarinya, jadi tanpa menunggu pria itu mengulurkan tangannya, dia langsung menaruh kotak makanan itu diatas paha pria tersebut.

Lalu Jian Yiling membalikkan badan dan pergi ke pintu kamar rawat Jian Yunnao.

Zhai Yuncheng melihat kotak makanan pink di atas pahanya sebentar, lalu tiba-tiba ada seulas senyuman nakal di wajahnya.