webnovel

Mengundang Ke Pesta

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

Jian Yuncheng adalah salah satu cucu Keluarga Jian yang memiliki bakat untuk berbisnis.

Memiliki gaya seperti Kakek Jian waktu dia masih muda.

Ini membuat hati He Yan yang duduk di samping merasa sangat tidak senang.

Biasanya Kakek Jian mengatakan apa yang disukai anak-anak itu yang paling penting, tetapi pada akhirnya, cucu yang paling dibanggakan oleh Kakek Jian adalah Jian Yuncheng?

Tidak lama kemudian, Yu Xi berkata, "Kakek Jian, rumah kami akan mengadakan pesta hari Sabtu ini untuk menyambung kedatangan Tuan Cheng, aku ingin mengundang Yujie dan Yiling untuk pergi, apakah tidak apa?"

Rumah Keluarga Yu ada di sebelah, hari Sabtu juga hari libur, tidak ada tugas sekolah, jadi kenapa tidak boleh?

Kakek Jian melihat kedua cucunya dan berkata, "Kalau kalian ingin pergi ya pergi, setiap hari otak kalian sibuk belajar, pasti lelah, kadang-kadang bersantai dan bersenang-senang juga bagus."

Nenek Jian juga setuju, "Yiling juga pergi, bermain dan bersenang-senang bersama mereka."

Nenek Jian merasa Jian Yiling pasti sedang dalam kesulitan belakangan ini, jadi dia ingin agar cucunya itu bisa pergi bersama anak seumurannya untuk bersantai dan bermain. 

Walaupun kelihatannya Zhai Yuncheng ini agak nakal, dan bukan anak yang mudah bergaul.

Tetapi Keluarga Yu adalah kenalan lama dari Keluarga Jian, jadi bisa diandalkan dan dipercaya; Yu Xi juga anak yang sangat baik, kalau ada dia Nenek Jian juga tidak terlalu khawatir.

Sebenarnya Jian Yujie tidak terlalu ingin pergi, dia sedang memikirkan bagaimana caranya menolak undangan ini, tetapi ibunya sudah lebih dulu menjawab dan mengatakan dia akan pergi.

"Kebetulan Yujie hari Sabtu ini tidak ada acara apapun, dia bisa pergi ke sana menemani Yiling."

Semua alasan yang ada di ujung lidah Jian Yujie pun tertelan kembali setelah mendengar perkataan ibunya barusan.

Jian Yujie tampak terluka menghadapi sikap diktator ibunya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Nenek Jian menghela nafas dalam hati, biasanya He Yan selalu mengatur Jian Yujie, setiap akhir pekan dia selalu mengatur jadwal yang sangat padat dengan kelas tambahan untuk Jian Yujie agar anak itu tidak punya waktu luang. Namun, hari ini wanita itu malah mengatakan ada waktu dan bisa menemani Jian Yiling.

Jian Yiling memperhatikan tatapan Jian Yujie yang tampak terluka.

Dia berpikir sebentar, sebenarnya dia tidak ingin pergi lalu berubah pikiran, "Baiklah, aku akan pergi."

Suaranya terdengar kekanak-kanakan, tetapi nada bicaranya jelas dan tidak dibuat-buat.

Ternyata Jian Yiling bersedia pergi untuk membuat suasana hati Jian Yujie membaik, tatapan dalam matanya juga tampak bersemangat lagi.

Meskipun Jian Yujie tidak ingin pergi, tapi karena Jian Yiling bersedia ikut, dia pun merasa hal ini bukanlah hal yang buruk.

Ketika semua orang tidak memperhatikan, Zhai Yuncheng mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum.

### 

Rumah Keluarga Jian yang satunya.

Jian Yunnao sedang menikmati makan malam pertamanya bersama keluarga setelah pulang dari rumah sakit.

Demi membuat suasana hati Jian Yunnao lebih baik, Keluarga Jian secara khusus menyuruh Mo Shiyun untuk makan bersama mereka.

Mo Shiyun adalah anak Bibi Mo yang ikut tinggal di kediaman Keluarga Jian, dan seharusnya tidak boleh makan di meja makan dengan tuan rumah, tetapi ini semua demi Jian Yunnao, jadi Mo Shiyun pun duduk di tempat duduk Jian Yiling dulu.

"Tuan, Nyonya, bukankah ini tidak terlalu pantas? Aku… aku lebih baik makan bersama ibuku saja." Mo Shiyun merasa tidak nyaman ketika diundang untuk makan di meja itu.

"Duduklah, hari ini statusmu adalah teman dari Yunnao, bukan sebagai putri Bibi Mo, jadi jangan terlalu sungkan."

Jian Shuxing sebagai kepala keluarga telah berbicara, jadi Mo Shiyun duduk di kursinya dengan perlahan.

Jian Shuxing hari ini tidak ada nafsu makan, dia teringat akan gadis kecilnya saat sedang mengemasi barang.

Entah apakah sekarang Jian Yiling sudah sudah makan malam atau belum, belakangan ini flu banyak menyebar, apakah dia mengenakan baju yang lebih tebal, apakah urusan sekolahnya baik-baik saja atau tidak.

Memikirkan gadisnya yang memiliki badan lebih kecil dan kurus daripada orang seumurannya, membuat Jian Shuxing merasa ingin menangis.