webnovel

Les Hari Minggu

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

Setelah pesta berakhir, Jian Yujie mengantar Jian Yiling pulang ke rumah.

Dia baru bisa tenang kalau sudah mengantar adiknya sampai masuk ke rumah, dan menyerahkannya kepada Nenek Jian.

Jian Yujie tersenyum dan melambaikan tangan kepada Jian Yiling. "Yiling, aku pulang dulu ya, kalau ada masalah hubungi aku lewat Wechat ya!"

Setelah Jian Yujie pergi, Jian Yiling pergi ke kamarnya sendiri, dan melihat di depan lorong kamarnya ada banyak barang.

Dia pun dengan bingung melihat pembantunya yang mengikutinya di belakang.

Pembantunya menjelaskan kepada Jian Yiling. "Barang-barang yang sebelah kiri yang banyak warna pink adalah pemberian dari Tuan Yujie, lalu kotak-kotak yang dibungkus dengan rapi di sebelah kanan ini adalah pemberian Tuan Yuncheng. Karena tidak tahu Nona Yiling mau apakan barang-barang ini, jadi kami hanya bisa menyimpannya di sini dan menunggu keputusan dari Nona, yang mana yang mau dibawa masuk ke kamar, dan yang mana mau di simpan di ruangan pakaian."

Ruangan pakaian Jian Yiling sebenarnya kosong, tetapi dalam beberapa hari, Nenek Jian telah 'berusaha' mengisi kamar itu hingga setengah penuh.

Sekarang kalau barang sebanyak ini masuk ke ruangan pakaian, pasti tempat itu langsung penuh.

Jian Yuncheng barusan datang, dan mengantarkan banyak barang.

Semua barang yang diberikan oleh Jian Yujie sekali lihat langsung tahu kalau barang itu darinya, karena semuanya adalah berbagai macam mainan boneka mewah dan lucu.

Tapi barang yang diantarkan oleh Jian Yuncheng harus dibuka satu persatu supaya bisa tahu isi di dalamnya.

Jian Yiling pun membuka kotak-kotak itu.

Di dalamnya ada baju yang dilipat dengan sangat rapi, sepatu dan berbagai macam barang yang mungkin dipakai sehari-hari. Melihat cara menyimpannya, dia langsung bisa tahu kalau Wen Nuan yang menyusunnya. Jian Yuncheng adalah seorang pria, tidak mungkin dia bisa menyusun baju dengan serapi dan sebagus ini.

Lalu ada 1 kotak yang di dalamnya berisi makanan, dan semuanya sudah disusun dengan baik.

Selain itu, di atasnya juga ada satu lembar kertas dengan tulisan tangan yang rapi.

Tulisan tersebut menjelaskan setiap macam barang dengan detail, seperti menjelaskan apa barang itu dan cara makannya, serta beberapa nasihat untuk Jian Yiling tentang hal-hal yang mungkin terjadi di pagi hari. 

### 

Ketika hari Minggu, Qin Chuan bersiap untuk pergi ke rumah Keluarga Jian.

Pengurusnya tidak langsung membawa Qin Chuan bertemu dengan Jian Yiling, tetapi membawanya untuk bertemu dengan Nenek Jian.

Nenek Jian memintanya agar membuat jadwal belajar yang terlalu padat untuk Jian Yiling. Dia ingin Qin Chuan memberikan waktu istirahat yang lebih banyak kepada Jian Yiling.

Alasan Nenek Jian sangat sederhana, dia hanya ingin melihat cucu kesayangannya senang dan bahagia.

Dia tidak ingin membuat cucu perempuan satu-satunya yang menjadi kesayangannya ini, harus belajar terus setiap hari.

Jian Yuncheng menyuruh orang untuk memberi kelas tambahan kepada Jian Yiling, tujuannya agar sikap Jian Yiling bisa lebih baik, belajar lebih banyak dan pikirannya lebih benar.

Oleh karena itu, Nenek Jian hanya menginginkan cucu kesayangannya lebih penurut, dan itu tidak harus dengan belajar terus-menerus, karena belajar terlalu sering juga bukan hal yang baik.

Qin Chuan tidak menolak, karena sejak dia bersedia bekerja untuk mengajar Jian Yiling, Jian Yuncheng juga sudah bilang kalau dia tidak perlu memaksa Jian Yiling untuk belajar sampai lelah. Dia hanya perlu melatih karakter dan sifat gadis itu, serta mencari cara agar Jian Yiling tidak terlalu santai dan berpikir yang aneh-aneh.

Jian Yiling memberikan kesan pendiam bagi Qin Chuan, dan pemuda itu tidak tahu permainan seperti apakah yang disukai gadis kecil ini.

Oleh karena itu, Nenek Jian menyuruh pengurus rumah untuk membawa Qin Chuan dan Jian Yiling ke bawah pohon anggur di taman Keluarga Jian.

Pembantunya mempersiapkan makanan ringan dan buah-buahan untuk mereka berdua.

Buku-buku sekolahnya malah dikesampingkan ke sudut meja.

Beberapa kali bertemu, hubungan Qin Chuan dan Jian Yiling sangat harmonis dan tenang. Jian Yiling sepertinya takut dengan Qin Chuan. 

Qin Chuan juga tidak tahu mengapa Jian Yiling takut padanya.

Kalau bisa tidak berbicara dengan Qin Chuan, Jian Yiling tidak akan berbicara.

Walaupun dia berbicara, dia pun hanya akan bicara sedikit saja dan langsung pada intinya.

Qin Chuan juga tidak tahu, tapi Jian Yiling bukannya takut padahnya, gadis itu hanya tidak ingin berbicara dengannya, dan lebih tidak ingin lagi berhubungan denganya.

Jian Yiling merasa tidak nyaman kalau ada pria yang tidak dikenal terlalu dekat dengannya, apalagi kalau pria itu adalah Qin Chuan.