webnovel

Aku yang Akan Menyayangi Cucu Kesayanganku

Translator: Wave Literature Redakteur: Wave Literature

Jian Yiling sudah mengetahui kalau Jian Shuxing dan Wen Nuan sebenarnya tidak dia pindah ke rumah kakek dan neneknya.

Karena setelah Jian Yiling membaca apa yang terjadi dalam cerita itu, kejadian ini juga akan terjadi. 

Tentu dalam cerita tersebut Jian Yiling bersikeras menolak, bahkan sampai menangis dan berteriak.

Dan pada akhirnya, Jian Shuxing serta Wen Nuan tidak tega hingga tidak jadi mengantar Jian Yiling ke tempat kakek dan neneknya.

Tetapi hasilnya juga sangat tragis, karena Jian Yunnao yang baru pulang ke rumah Keluarga Jian dan Jian Yiling seperti dua pedang yang tajam yang berada di dalam rumah.

Konflik diantara mereka berdua menjadi semakin intens, dan membuat Keluarga Jian jatuh dalam keterpurukan yang sangat dalam.

Jadi kalau dibandingkan dengan hasil seperti itu, Jian Yiling lebih memilih untuk menurut dan tinggal di rumah kakek serta neneknya untuk sementara waktu.

Keesokan harinya, tanpa menunggu Jian Yuncheng membawa koper Jian Yiling ke tempat kakek dan neneknya, Nenek Jian sudah datang terlebih dahulu.

Ini baru jam 8 pagi, dan Jian Shuxing masih belum keluar dari rumah.

"Ibu, kenapa Ibu datang ke sini? Ibu kan bisa menyuruh supir untuk datang dan mengambilnya, atau nanti malam Yuncheng akan mengantarnya."

Nenek Jian sengaja tidak memperdulikan perkataan Jian Shuxing, dia langsung berjalan masuk ke dalam rumah dan meletakkan koper Jian Yiling di depan pintu, lalu menyuruh supirnya untuk memindahkannya ke dalam mobil.

"Ibu, Ibu jangan marah, Ibu tahu betul mengenai masalah ini, aku dan Wen Nuan juga tidak punya cara yang lain …"

Jian Shuxing mengetahui bahwa ibunya sedang marah, raut wajahnya tampak menunjukkan ekspresi sedih dan tak berdaya.

"Aku juga tidak mengatakan kalau kalian melakukan kesalahan." Ucap Nenek Jian dengan wajah serius, dan tidak ingin memberikan senyuman kepada anaknya sendiri, "Aku tahu kalian juga sedih dan punya alasan sendiri. Aku hanyalah seorang nenek yang menyayangi cucu yang sudah aku didik dari kecil sampai besar, tidak ada yang salah kan dengan hal itu? Kalian tidak bisa memperhatikan dan menyayanginya, lantas apa sekarang kalian masih mau melarang neneknya untuk menyayanginya?"

"Iya benar, Ibu, aku mengerti, untuk sementara ini Ibu harus repot menjaga Yiling." Kata Jian Shuxing yang teringat akan bagaimana kemarin Jian Yiling menjadi begitu penurut, dan itu membuatnya merasa tidak tega serta sedih.

"Aku tidak repot! Aku sangat senang! Lebih baik kedepannya jangan pernah bawa dia pulang ke sini, biar aku saja yang menjaga dan merawatnya."

Suasana hati Nenek Jian sedang buruk, jadi apa yang dia katakan tentu saja terdengar sangat menyindir.

Jian Shuxing hanya bisa menerima amarah ibunya, tetapi dia juga tidak bisa membiarkan Jian Yiling terus tinggal dengan neneknya untuk kedepannya. Jian Shuxing berencana bahwa setelah kondisi Jian Yunnao sudah membaik, maka dia akan menjemput Jian Yiling kembali.

Sebelum Nenek Jian meninggalkan rumah Jian Shuxing, dia langsung mengungkapkan pendapatnya, "Yang pasti aku tidak percaya kalau Yiling sejahat itu, kalaupun dia melakukannya, aku percaya ini hanyalah kecelakaan dan bukan keinginannya sendiri."

Jian Shuxing lalu melihat Nenek Jian meninggalkan rumahnya, dan hatinya pun merasakan sesuatu yang berbeda.

### 

Pada sore hari, Nenek Jian sudah menunggu Jian Yiling di depan sekolah SMA Sheng Hua lebih awal.

Nenek Jian tidak tenang kalau membiarkan supirnya menjemput cucu kesayangannya, karena itulah dia juga ikut menjemput.

Sebelum jam murid-murid pulang sekolah, Nenek Jian sudah tidak sabaran untuk datang menjemput.

"Nenek Jian, jangan terlalu khawatir, Nona Yiling pasti akan keluar kalau sudah waktunya pulang." Supirnya berbicara dengan pelan.

"Kamu tidak mengerti, cucu kesayanganku ini kelihatannya sangat galak, tetapi sebenarnya sangat sensitif." Nenek Jian sudah membesarkan 3 putranya dan cucu-cucunya sendiri, jadi wajar kalau dia sangat memahami hal ini.

Kemudian Nenek Jian menghela napas lagi, "Gadis kecil itu sedikit angkuh dan tidak kenal takut, tidak apa kalau dia bersikap angkuh, aku hanya khawatir kesalahpahaman diantara dia dan kakaknya tidak akan bisa diselesaikan dengan baik."

Tidak lama kemudian, Jian Yiling datang, dan Nenek Jian dengan senang hati membawakan tas cucunya itu, lalu menariknya untuk duduk di sampingnya.

"Cucu kesayanganku, Nenek sangat merindukanmu, sebenarnya kali ini Nenek yang meminta kepada ayahmu, agar kamu menemaniku di rumah, dan ayahmu tidak bisa menolakku."

"Iya." Jian Yiling menganggukkan kepala dan tidak mengatakan apapun.