webnovel

Chapter 178 Tiger Cat and Alfa Wolf

"Tunggu.... Sudah ku bilang aku tidak mau!!" Neko mencoba memberontak di kursi tengah dan Felix yang mendekat padanya terus mencium lehernya. 

"Apa kau suka jika melakukan nya di mobil?" Felix terus mencumbui nya. 

"I... Itu... Tidak... Ini...." Neko gemetar menahan itu. 

"Aku mengerti.... Kalau begitu ini harus di bantu," Felix melepas kancing kemeja Neko. 

"Hei tunggu!!"

Dia juga menarik ke atas kaus kerah tinggi milik Neko dan seketika terlihat bekas cupang yang semalam ia buat masih ada. 

"Haha.... Dimana aku harus menambahkan lagi...?" dia memegang celana Neko dan menariknya hingga lepas semua. 

"Tunggu..... Aku tidak suka ini... Hentikan!!" Neko terus memohon, tapi Felix tetap melakukan apa yang dilakukan tangan nya. 

Dia membuka paha Neko. "Benar benar cantik, paha yang masih merah ini, apa tak apa jika aku pegang begini... Ini masih sakit atau apa?" Felix memegang kencang paha Neko yang bahkan masih merah. 

"Ugh.... Hentikan.... Aku akan membunuh mu..."

"Kenapa? Kau masih tidak mau mengakui ini, bahwa kau sudah ikut padaku.... Mengapa ketika masalah mu yang sangat sulit di pecahkan tak mau dibicarakan bersama ku, bukankah itu tertulis di kontrak nomor 4, jika kau membaca nya, kau pasti ingat, bagaimana jika katakan padaku," Felix menatap. 

"Tidak akan!! Kau bajingan!"

"Hm... Katakan lebih keras..." Felix tiba tiba memasukan jarinya di vagina Neko perlahan tapi itu benar benar cepat dan sangat menusuk membuat Neko terkejut. 

"He... Hentikan.... Hentikan..." ia terpaku, ia bahkan mengalirkan air mata. 

"Katakan padaku jika kau gadis baik," tatap Felix. 

"No... Nomor empat dalam kontrak... Hanya tertulis kalimat bahwa kau hanya harus tahu masalah utama... Bukan masalah inti."

"Itu sama saja bukan, karena hal yang utama sudah dapat menjelaskan inti dan akhir... Jadi jangan buat aku mengulangi ancaman ini yang hanya membuang waktu," tatap Felix. 

Neko benar benar tak tahu harus apa, dia benar benar tidak kuat di perlakukan seperti itu dan ketika Felix menarik kembali jarinya, itu membuat Neko terkejut langsung bernapas tak percaya. 

Felix mendekat dan mencium leher Neko lagi. Ia terus melakukan itu di saat saat Neko gemetar, karena hal itu tadi membuat Neko menutup vagina nya dengan tangan nya dengan gemetar di sela sela itu. 

Felix terdiam melihat itu, dia lalu memegang tangan Neko. "Kenapa? Apakah vagina mu terbuka? Ingin dimasuki sesuatu?" tatap nya. 

Neko benar benar ketakutan menggigit bibirnya lalu mengatakan sesuatu. "Hentikan ini... Hentikan ini..... Kau benar benar kejam.... Aku tidak suka ini!!" ia bahkan menangis. 

Felix terdiam, dia lalu mendekat mencium bawah mata Neko yang teraliri air mata. "Cepat atau lambat, ini akan terjadi... Gadis kecil..." 

Di saat itu juga, Neko menutup mata dengan wajah lemas lalu Felix mengangkat wajahnya menatap. 

Ia terdiam melihat Neko tanpa reaksi apapun. Felix menghela napas panjang. "Kau harus patuh... Aku tak mau melihat ada luka lagi di tubuh maupun wajah mu, satu satunya yang harus dilakukan, membuat mu bicara semuanya, sendirian...."

---

Neko kembali terbangun di ranjang, kali ini bukan suatu ranjang yang kecil, dia ada di ranjang yang besar. 

"(Apa yang terjadi.... Bagaimana bisa aku tertidur? Mengapa aku cepat sekali tidur... Di sebut pingsan juga tidak.... Apa aku terlalu takut, sialan.... Bajingan itu,)" ia kesal, lalu saat akan terbangun, lehernya tertahan sesuatu membuat nya terkejut tertarik hampir jatuh. 

"(Apa yang?!)" ia menoleh dan rupanya ia memakai kalung leher merah itu lagi dengan adanya rantai mengikatnya di dekat ranjang.

"(Apa ini?)" ia menjadi terkejut. Hanya menggunakan kemeja saja membuatnya semakin yakin bahwa ini adalah ulah Felix. Dia hanya memakai kemeja hitam nya bahkan tanpa pakaian dalam maupun celana apapun. 

"(Sialan, ini benar benar tidak bisa lepas,)" Neko terus berusaha menarik narik rantai itu dari lehernya, tiba tiba ia merasakan sakit pada perutnya. "(Ugh otot perutku sangat sakit...)" ia menekan perutnya dengan rasa sakit dan masih berusaha melepas rantai itu tapi Felix datang membuatnya terkejut.

"Lepaskan aku!!!" teriak Neko yang langsung menghadap pada Felix. 

"Kenapa? Kenapa aku harus melepaskan mu jika nantinya kau tidak patuh padaku," Felix menyela. 

"Memangnya apa hak mu, cepat lepaskan aku!!!"

"Bagaimana jika kau ulangi perkataan mu yang kau tidak tahu siapa yang memburu mu?" tatap Felix dengan serius.

"Kau!" Neko menjadi terdiam. Ia sangat kesal karena Felix ikut campur dalam urusan nya bersama Beum. "(Aku tidak akan memberi tahu nya apapun!!! Dia melakukan ini padaku hanya ingin aku membuka mulut apakah benar Beum pernah ingin mendapatkan ku,)" dia memilih diam. 

"Kau tidak mau menjawab rupanya, kalau begitu biarkan aku membantumu menjawab nya, dia Viktor bukan?" tatap Felix. 

Seketika Neko berwajah tak percaya dengan mata lebar nya. "Kau.... Bagaimana kau bisa tahu?!!"

"Dia pria yang tergila gila padamu, membuat sandiwara pernikahan itu dan tak ku sangka dia masih mengejar mu seperti ini padahal dia juga tahu siapa yang sedang mengambil mu darinya."

"Tunggu, apa maksudmu, dia tidak tergila gila padaku!! Dan dia tidak tahu soal kau dan apa masalah mu dengan ku!!" Neko menatap dengan berteriak.

"Dia sudah tahu segalanya, itu sebab nya aku memanggilnya tergila gila padamu, karena dia mencari informasi mu di mana mana." 

"Tapi jika kau sudah tahu dia juga ingin aku kenapa kau malah merebut ku darinya?"

". . . Aku sudah bilang dari awal, aku hanya melakukan ini karena ingin mengambil mu saja," Felix membalas, lalu dia memegang dagu Neko.

"Kau lebih menganggap ku apa. Penahan mu atau malah penolong mu?" Felix mendekat. 

"Sampai kapanpun aku tak akan pernah percaya pada orang lain," Neko membalas dengan tatapan kesal. 

"Apa yang membuatmu mengatakan itu?"

"Itu karena..." Neko terdiam mengingat Cheong. "(Dia bedebah, berani memainkan kesetiaan ku padanya hingga punya putri yang benar benar tidak ku sadarkan,)" ia mengepal tangan nya membuat Felix terdiam menunggu.

". . . Aku sekarang sudah mengerti, apa kau mencoba berpikir bahwa kau sudah beberapa kali menjadi seorang Loyal?"

"Itu tidak benar, aku tidak pernah menjadi Loyal!!"

"Hmp... Lalu kau sedang memikirkan apa, kau pikir aku tidak tahu apa yang ada di kepalamu saat ini," Felix mendekat membuat Neko terdiam kaku hingga Felix menciumnya membuat Neko terkejut.

"Lepaskan aku, kau tidak bisa menahan ku!!" teriak Neko tapi rantai di lehernya terus saja membuatnya berat. 

"Apa kau mau terluka lagi, kau mau mati tanpa harga diri. Aku tidak ingin kau sakit lagi," Felix menyela.

"Apa urusanmu, pergilah dari sini!!" Neko mencoba mendorong Felix dengan akan menendang nya tapi tak di sangka sangka, Felix menangkap satu kaki Neko dan menekan satu kaki Neko di bawah membuat kedua kaki Neko terdiam. 

"Kau benar benar kucing yang aneh," tatap nya lalu melepas bajunya sendiri membuat Neko terdiam kaku. Untuk kedua kalinya, menunjukkan tato mengerikan yang bahkan belum dilihat Neko. 

"K... Kau mau apa?!" Neko menjadi panik mundur perlahan. 

"Mau apa lagi, aku ingin permen dari tubuh mu ini," balas Felix yang mendekat menarik kedua tangan Neko mendekat sehingga ia bisa mencium leher Neko. 

"Ahhh... Lepaskan aku... Brengsek!!"

"Kenapa kau begitu ketakutan, seharusnya kau tahu aku tidak akan melakukan nya lebih, aku tidak akan melakukan seks dengan mu," Felix menyela seketika Neko terdiam mendengar itu. 

"(Dia... Tidak ingin melakukan seks dengan ku?) Ke... kenapa?" tatap Neko dengan tatapan kosong. 

"Itu karena kau tidak akan bisa menerima hubungan ini nantinya karena itulah aku perlahan melakukan ini padamu, lagi pula kau tidak suka seks," kata Felix. 

Di saat itu juga Neko terdiam menatap kosong dengan pipi yang sedikit memerah. Lalu Felix mendekat berbisik. "Jika kau tahu soal hal ini, jika kau ikut dengan ku, maka kau ikut dengan apa yang aku kerjakan, aku bergerak dalam hal apa... Maka selama nya, kau bisa melunasi hutang mu padaku," tatap nya. Lalu ia keluar dari ranjang dan berdiri menatap Neko yang masih gemetar. 

"Kepala mu masih belum stabil, tunggulah di sini sampai perban itu bisa di lepas," tambah nya lalu berjalan pergi dari sana membuat Neko terdiam. 

"(Kenapa.... Kenapa kau melakukan ini.... Kenapa.... Kenapa kau sama seperti Cheong, jangan jadikan aku sebagai pajangan mu!! Aku tak mau itu!! Lepaskan aku!! Aku bukan pajangan di sini....)"

--

"Park Choisung!! Apa yang baru saja kau lakukan pada Ha Cuen?" Negan tampak berteriak ketika Felix masuk ke kantor. 

". . . Orang itu, bukankah dia yang mengaku memiliki kekayaan padahal hanya bawahan ku saja..." Felix menatap biasa. 

"Dia kembali lagi, dia ingin meminta mu menarik kontrak itu lagi, dia ingin bekerja di bawah mu dengan hal yang lebih," tatap Negan. 

"Suruh saja menunggu," kata Felix, dia mengatakan itu sambil membuka laci di meja kantornya. Siapa sangka, itu adalah senjata tajam yang panjang berwarna hitam semuanya. 

Negan terkejut melihat itu, dia mengangkat ponselnya dengan gemetar menempelkan nya di telinga nya seperti menghubungi seseorang. 

Felix hanya memasang wajah datar, lalu berjalan melewatinya sambil mengatakan sesuatu membawa senjata itu. "Bawa beberapa orang saja..."

Tak lama kemudian, di tempat sebuah bar. Ada kerusuhan di sana. "Sialan.... Kau bisa bekerja tidak!!" seorang pria membanting wanita suruhan terjatuh. "Ah... Apa yang anda lakukan!! Aku melakukan apa yang anda mau!!"

"Kau tidak becus... Dimana bos kalian!!" rupanya pria itu adalah Ha Cuen, orang tua ini benar benar sangat menjengkelkan. 

Lalu datang Acheline. "Halo Tuan Chen, mau apa mencari Tuan park?" ia menatap polos. 

"Sialan.... Kenapa kau tidak meminta atasan mu untuk menerima ku kembali dan aku dengar, dia mendapatkan seorang gadis yang dulu pernah menghancurkan lahan nya bukan!! Lebih baik berikan gadis itu padaku saja!!" tatap Ha Cuen. 

"Ah begitu... Haha... Seperti nya tidak bisa," Acheline menggunakan nada tanpa takut nya. Tapi siapa sangka, banyak suruhan milik Ha Cuen mengepung tempat itu. 

"Wanita murahan ini mau apa?" Ha Cuen menatap merendahkan Acheline yang hanya tersenyum membalas.