Semua terasa agak aneh, atmosphere di kediaman keluarga Qia terasa sangat suram. Dimana mana dapat dengan mudah terlihat beberapa orang yg berbisik tentang sesuatu. Bahkan ada yg berbisik dengan suara keras hanya agar orang orang disekitarnya dapat mendengarkan.
Mc kita, dengan mengendarai seekor kuda putih khas untuk acara pernikahan baru saja tiba di halaman rumah keluarga Qia. Kehadirannya langsung memecah bisikan bisikan yg ada, bahkan tidak sedikit yg tanpa sadar menoleh untuk melihat ke arah tuluk yg sedang menaiki kuda putihnya.
Tanpa sadar mereka telah terpukau dengan kehadiran seseorang barusan hadir. Tanpa sepengetahuan tuluk, dirinya terlihat sangat gagah dan tanpa cacat saat sedang menunggangi kuda. Itu semua terjadi karena sebuah pasif yg bertujuan untuk memudahkan tuluk mengendarai seekor naga. Hanya seekor kuda bukanlah masalah besar.
Namun jika diperhatikan dengan cermat, sebenarnya kuda putih ini adalah kuda yg agak tidak terawat. Badan yg Kurus dan kotor benar benar terlihat dari dari dekat. Namun dengan bantuan pasif yg dimiliki si MC, kuda benar benar terlihat sehat gagah dan bersih.
Cerita berlangsung seperti di novel aslinya
Qia qingyue menggunakan seni miliknya untuk membekukan tangan dari sang mc. Sang mc hanya bisa menahan dingin yg menusuk ditangannya sembari tersenyum kepada para penonton yg sedang kepanasan. Terlihat semakin banyak kegaduhan yg ada disana sini.
Setelah acara selesai mc langsung menuju ke kamar untuk tidur.
"Apa yg kamu lakukan disini?" Kata seorang wanita dengan dingin.
"Tentu saja untuk tidur, lalu menurutmu untuk apa lagi hah?" Jawaban yg tidak terduga keliar dari mulutku. Aku mengutuk diriku sendiri dalam hati. Sekarang aku bingung untuk menangani pembicaraan ini.
Qingyue terlihat agak terkejut sedikit, namun itu tidak terlalu mengganggunya.
"Begitukah, lalu silahkan pergi dari sini..." Kata qingyue menggunakan seni miliknya untuk membuka pintu. Itu adalah tanda bahwa aku tidak boleh berada didekatnya. Aku hanya menurut dan pergi dari kamar pengantin.
Dengan mengandalkan ingatanku, aku menuju ke arah hutan lebat. tidak seperti di novel, aku harus menjelajahi hutan tanpa bantuan mutiara racun abadi. Hanya mengandalkan instinct untuk terus berjalan kedalam hutan.
Rencanaku tidaklah terlalu rumit, aku hanya akan menggunakan zanpakutonku untuk memisahkan jiwa melati dan racun abadi. lalu aku hanya berharap agar xiao che menemukan racun abadi dan menetralkannnya dengan mutiara racun abadi. Karena kalau tidak, mungkin hanya dengan beberapa ribu tahun pelanet ini akan musnah karena penyebaran racun abadi.
Tak lama setelah berkeliling, aku melihat sosok gadis kecil berrambut merah dengan gaun putih polos penuh goresan dan luka luka.
Aku mulai menyiapkan pedangku dan berkonsentrasi tinggi untuk memisahkan jiwa melati dari tubuhnya.
Lalu hanya dengan sapuan ringan, jiwa melati terpotong dengan rapi terpisah dari tubuhnya. Jiwa itu langsung aku masukkan kedalam dimensi dragon city yg bahkan aku sendiri belum pernah memasukinya. Semoga saja hal ini tidak membuatnya kenapa napa.
___________________________________________
Setelah itu, Aku mulai berjalan menuju ke kediaman Qia manor. Sebelum sampai, aku melihat lingki sedang di goda oleh xiao che. Xiao che ingin menyentuh lingki dengan paksa dan membuat lingki tidak bisa berbuat apa apa. Aku merasa marah dan bergegas ke sana. Namun sebelum itu tiba tiba udara dingin terasa disekitar. Dan sesosok mahluk cantik dan menawan terlihat melayang diatas keduanya. Xiao che terlihat sangat ketakutan dan lingki masih lebih merasa takut pada genggaman xiao che yg belum dilepaskan meskipun ia berusaha.
Sosok itu melihat perjuangan lingki dan membebaskan tangannya dari genggaman xiao che dengan seni bekunya. Xiao che terlihat agak kesakitan namun ada hal aneh yg terbentuk di wajahnya. Terlihat seperti dia menggumamkan sesuatu sambil melirik ke arah sosok yg baru saja tiba itu, jika didengarkan lebih dekat maka akan terdengar seperti "kaki yg indah..." atau "aku akan memilikinya..." Yg membuat sosok itu benar benar marah.
Sosok itu adalah chu yueli, master dari tunanganku Qia qingyue.
Aku melihat rupanya yg menawan meskipun tertutup oleh cadar. Namun aku tau itu masih belum dianggap sebagai puncak kecantikan, bahkan tunanganku Qia qingyue masih memiliki saingan di atasnya.
"Siapa... Siapa kau, tuan muda ini merasa terhina karena kedatanganmu. Lalu bayar dengan tubuhmu." Xiao che mengatakannya dengan seringai mesum. Itu terdengar sangat bodoh namun kebodohan itu tetap masih bisa dimengerti, lagi pula jika berlindung dibalik nama kakeknya dan statusnya sebagai tuan muda klan xiao dapat menjinakan kecantikan, maka xiao che tidak akan ragu ragu.
"..." Chu yueli hanya diam, lalu dengan ringan mengankat tangannya. Es besar seketika membekukan Xiao che dengan utuh. Namun sebelum chu yueli menghancurkan xiao che menjadi serpihan es, ada seseorang yg menghentikannya.
"Tunggu peri chu, aku tau kamu marah. Tapi bisakah kamu berikan masalah ini untukku. Anggap saja ini permintaan maafku dari sesama keluarga xiao" kataku dengan berpura pura menyesal. Aku tidak bisa menyia nyiakan harta karun yg berada tepat dihadapanku bukan?