Miris hati Azzam mendengar anak laki-lakinya menghardiknya. Sejak di dalam kandungan dia sudah tidak mengakui Hafidz sebagai anaknya. Pantaskah jika sekarang Hafidz juga melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan saat Hafidz masih dalam kandungan? Sedih sekali ketika mendengar anak kandung sendiri tidak mau bersama kita. Justru malah lebih senang kepada ayah sambungnya. Azzam sedih bukan main. Ia baru merasakan menjadi seorang ayah yang diabaikan oleh anak kandungnya sendiri. Perih rasanya saat Hafidz jauh lebih membutuhkan Rafka ketimbang dirinya.
"Sabar ya Hafidz. Papa ada di sini sayang." jawab Rafka sambil melirik ke arah Azzam perubahan raut wajah Azzam itu terlihat dengan jelas dan terlihat kesedihan yang begitu mendalam. Rafka semakin curiga dan dugaannya semakin kuat saat melihat Azzam bersikap seperti itu pada Hafidz.
"Dia siapa sih Pa? sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi aku tidak mengenalnya," ucap Hafidz.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com