webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
369 Chs

Menyesuaikan dengan Keadaan

=Author POV=

"Kuharap bang Arlan sudah memberikan keputusan untuk tawaranku tadi." Ge menghampiri Arlan yang masih duduk di kursinya, belum beranjak walau ruangan sudah setengah kosong karena rapat sudah selesai tiga puluh menit yang lalu.

Ge duduk di sebuah kursi di dekat Arlan.

"Apa kamu yakin dengan keputusanmu tadi? Masa jabatan seumuran hidup, apa itu tidak berlebihan?" tanya Arlan yang nampak berpikir.

"Aku hanya menyetujui semuanya, Bang. Sebelumnya ini sudah pernah hendak dijalankan oleh tuan Hadiyaksa, namun diurungkan karena saat itu banyak jajaran yang telah berusia senja. Saat ini aku akan melakukannya karena semua dari kita masih berusia muda," ujar Ge dengan tawa kecilnya. "Bahkan kurasa kita masih terlalu muda, bukankah bang Arlan juga berpikiran seperti itu? Banyak dari kita bahkan belum berkeluarga." Ge terkekeh.

"Ah benar," sahut Arlan yang segera menyandarkan tubuhnya pada kursi. "Tapi bukankah kematian tidak memandang usia ataupun status hubungan seseorang?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com