=Ami POV=
Penjaga toko yang mengetahui kalau kami sedang memperhatikan berita, segera mendekat dan mengajak kami untuk bicara.
"Seperti sudah tradisi ya di negara kita ini. Setiap heri kerja pertama, kunjungan pertama Presiden selalu mendapat serangan dari para pemberontak. Mereka meneror dengan cara yang sama." Pria itu, penjaga toko mengamati TV bersama dengan kami.
"Apa mereka juga memberitakan tentang pemberontak itu?" tanyaku.
"Mereka menyebutnya PPM. Namun masih belum diketahui kebenarannya. Mereka peneror yang aneh memang, tidak pernah muncul selain untuk menyerang presiden. Bahkan pemerintah sempat menganggapnya telah hilang," kata pria paruh baya itu lagi.
"Kita sebagai warga hanya bisa menjadi penonton untuk hal ini, 'kan? Sambil berharap mereka segera menangkap para pemberontak itu," ujarnya lagi.
"Menurutmu, apak para peneror itu berjumlah banyak?" tanyaku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com