=Ge POV=
Semilir angin menyapa kami di siang yang terik ini. Berjalan terus dengan mengikuti arah mata angin dari alam, kami telah hampir mencapai tepi hutan.
Tidak ada suara kicauan burung kali ini, kurasa mereka semua telah menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan kami di gedung utama. Ah mungkin tidak, mungkin mereka sedang istirahat karena tidak tidur tadi malam. Argh … Kupijat pelan kepalaku yang mulai berpikiran tak jelas.
Suara dedaunan yang disapa angin menjadi satu-satunya suara dari alam, selain itu ada juga suara Topan bergumam yang mirip suara kumbang.
Pedang emas masih aman di tangan ketua tim kami. Sambil memainkan belati peraknya, Digo berjalan lurus dengan tetap siaga atas apapun.
Aku berjalan sambil menggoyangkan kakiku yang masih nyeri, semakin banyak kugunakan berjalan maka semakin tidak begitu terasa sakitnya. Kami berjalan dengan tanpa berbincang, kurasakan lelah yang luar biasa saat ini.
Zzelrpp!
Bruk!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com