webnovel

DISANTET MANTAN

safitri, gadis desa yang berparas cantik dan berpendidkan tinggi, hidupnya mulai di kepoin oleh tetangganya setelah dia lulus dari kuliah. mulai dari ditanyain 'kapan kawin?' sampai dengan di jodohkan. akhirnya, dia memilih menikah dengan seorang pemuda biasa yang telah berhasil menaklukan hatinya yang bernama nafi, pemuda itu baru pulang merantau dari malasyia. namun siapa sangka ujian pernikahan sangat cepat menghampiri mereka , mereka tidak dapat merasakan hangatnya bulan madu. safitri dinyatakan posistif hamil saat memasuki bulan kedua pernikahan, namun kehamilannya sangat lah janggal, dia tidak bisa menelan makanan sedikitpun, hidupnya bergantung pada air infus yang masuk ke urat nadinya. hari demi hari penyakitnya tambah aneh, tiba-tiba matanya tidak bisa melihat, bahkan kedua tangan dan lidahnya menyerupai ular kobra. akhirnya nafi, memilih mengobati safitri lewat dunia perdukunan, ternyata setiap dukun memiliki ritual yang berbeda-beda untuk mengobati pasiennya. ada dukun yang mengeluarkan banyak paku dalam kepala, mengeluarkan jarum dalam telur ayam, ada dukun yang membakar kemenyan dan membutuhkan ayam jantan berwarna hitam. semua syarat dipenuhi oleh nafi. namun safitri justru semakin lemah, dia bahkan sampai pingsan saat dimandikan dengan air kembang. “tolong jangan bunuh aku, aku harus tetap disini tidak boleh pulang”. Safitri menjawab dengan suara seperti nenek tua. “kenapa kamu harus disini, disini bukan tempat mu”. Yahman masih adu mulut dengan jin itu. “ kalau aku pulang, ayah ku akan menyiksaku. Aku akan dihukum, akan diikat dan tidak dikasih makan”. Hiks hiks hiks jin dalam badan safitri menangis memelas kepada yahman. penerawangan antara para dukun pun berbeda - beda, ada yang mengatakan kalau safitri disantet oleh tetangganya sendiri. dukun terakhir mengatakan kalau safitri di santet oleh mantannya sendiri. dukun yang manakah yang harus nafi percaya? apakah benar safitri disantet oleh mantannya? safitri tidak pernah bercerita pada nafi soal mantannya.

anfeili_hanafiah · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
32 Chs

BUNGKAH

Malam ini juga nafi akan membawa safitri ke bungkah, dia ingin merasakan hangatnya matahari esok pagi. Saat dia ke belakang, di atas meja sudah ada kopi hangat dan nasi goreng, siapa lagi yang menyiapkannya selain kak umi, safitri masih tertidur dengan tangan yang seperti ular disamping badannya. "semoga nanti malam ada keajaiban tuhan sayang, semoga tuhan mengirim penawarnya melalui orang tersebut". Nafi berbisik dalam hati sambil memandang sendu wajah safitri.

" kak umi, nanti malam saya akan membawa safitri ke bungkah untuk berobat, kira-kira mobil siapa yang bisa kita sewa ya kak? Karena safitri tidak mungkin dibawa dengan becak". Nafi meminta saran pada kak umi.

"kamu bisa sewa mobil pak abdullah, beliau biasanya bahkan mengijinkan mobilnya dipakai secara gratis jika ada orang yang mengalami musibah sakit atau meninggal". Tidak salah nafi meminta saran kak umi, kak umi lebih tau banyak hal tentang kampung ini dibandingkan dia.

Sore nanti nafi akan meminta pinjam atau menyewa mobilnya pak abdullah untuk membawa safitri ke bungkah, kata menyerah tidak ada dalam kamus hidup nafi. Saat melakukan ijab kabul dengan kata "aku terima nikahnya", disitu juga segala keluh kesah, susah senang, derita bahagia, sehat sakit akan dilewati bersama. Pernah kawannya bercanda untuk menyuruh nafi menikah lagi karena safitri belum tentu akan kembali normal kalau dia sembuh nanti, nafi sangat marah mendengar candaan kawannya " pernikahan bukan Cuma tentang kebahagian saja yang kita terima". setelah mengeluarkan kalimat tersebut, nafi beranjak pergi meningalkan temannya itu.

"assalamualaikum pak abdullah, assalamualaikum pak abdullah", nafi berteriak di depan pintu pagar rumah pak abdullah. Sepertinya pak abdullah tidak ada di rumah, sudah beberapa kali nafi memberi salam tetapi tidak ada sahutan dari dalam rumah, apakah pak abdullah sedang shalat?, mobil ada di garasi, nafi menerka dalam hatinya.

Saat bang nafi berbalik arah mau pulang, pak abdullah muncul membuka pintu depan rumahnya, "walaikumsalam, maaf saya sedang shalat ashar barusan, ada keperluan apa nafi?, pak abdullah langsung menebak kalau nafi lagi ada keperluan.

"saya mau minta tolong pak abdullah, saya butuh pertolongan pak abdullah untuk menyewakan mobilnya kepada saya sebentar pak, saya mau membawa istri saya berobat nanti malam ke bungkah". nafi tidak terlalu kenal dengan pak abdullah ini, tetapi dia memberanikan diri demi kesembuhan istrinya.

"boleh, dengan senang hati. Apakah ada sopir yang akan menyetir? Kalau tidak ada biar saya antar sekalian". Ternyata pak adullah ini sangat baik orangnya, nafi tidak terfikir akan sopir sama sekali, dia tidak teringat sama sekali untuk mencari sopir dan tidak tau siapa yang akan diminta untuk menyetir. Akhirnya nafi mengiyakan atas bantuannya pak abdullah, jadi nanti malam pak abdullah yang akan mengantar safitri ke bungkah.