webnovel

bagian 11

Arka mengajak Yera untuk pergi ke butik membuat gadis itu kebingungan karna Arka mengajak tanpa memberi alasan.

Bahkan ia yang tengah asik bermain dengan Popi harus segera menyudahinya karna Arka bilang ini sangat penting namun pria itu tidak menyebutkan tujuannya.

"Pilih gaun yang menurut kamu cocok," perintah pria itu ketika memasuki butik yang cukup terkenal di daerah Jakarta.

Yera hanya menurut dan berjalan menuju beberapa deretan gaun yang ada disana membuat salah satu karyawan menghampiri guna membuat Yera jika mendapati kesulitan.

Arka duduk di sofa yang disediakan disana lalu tangannya mengambil majalah agar pelanggan yang menunggu tidak bosan.

Arka sesekali menengok kearah Yera yang tengah memilih gaun.

Matanya melirik kearah jam dinding yang ada disana, jam menunjukan pukul lima sore.

"Arka, aku mau ini," ucap Yera menghampiri Arka sembari membawa gaun berwarna putih tanpa lengan.

"Coba kamu pakai," Arka menunjuk ruang ganti yang ada disana membuat Yera berjalan kearah yang dimaksud.

"Tolong sekalian dirias ya dan pilih sepatu yang cocok," ucap Arka pada karyawan yang membatu Yera tadi dengan dijawab anggukan.

Arka menyalakan ponselnya, memilih untuk menonton beberapa video saja karna mungkin Yera akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan semuanya.

Tiga puluh menit berlalu membuat leher Arka pegal.

Suara tirai terbuka membuat Arka menoleh, pria itu tak berkedip beberapa saat ketika menangkap sesosok Yera dengan balutan dress diatas lutut tanpa lengan dengan rambut di gerai curly dengan tambahan bando cantik yang terlihat elegan. Kaki mungilnya mengenakan sepatu slop berwarna senada dengan hak setinggi lima senti meter.

Cantik, ucap Arka dalam hati karna terpesona.

Kenapa Yera secantik ini? Kenapa Arka baru sadar padahal saat melangsungkan acara pernikahan Yera juga mengenakan riasan tapi entah kenapa kali ini berbeda.

Arka berdiri menghampiri Yera dengan pipi merona tersipu malu karna Arka begitu lekat menatapnya.

"Terlalu menor?" tanya Yera memastikan alasan pria itu menatapnya dengan tak biasa.

"Cantik," ucap Arka membuat Yera semakin tersipu.

"Gaunnya," tambah Arka cepat karna ia tak mau ketahuan mengakui kecantikan Yera.

Yera mengangguk, sedikit kecewa memang.

"Carikan saya kemeja hitam namun senada dengan gadis ini," ucap Arka melihat deretan jas yang ada disana.

—[]—

Yera masih tak mengerti sebenarnya mereka akan kemana dengan berpakain formal seperti ini. Gadis itu tak mau protes karna Arka selalu menyuruhnya diam.

Mobil Arka memasuki parkiran sebuah hotel bintang lima yang Yera tahu hotel ini sangat terkenal. Mobil terparkir bersama dengan deretan mobil lainnya yang ada disana.

Arka merongoh kantong jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam, pria itu membukanya dan menampilkan kalung berwarna silver dengan berlian sebagai liontin membuatnya terkesan elegan dan mahal.

Pria itu mengeluarkan kalung dalam kotak lantas beralih memasangkannya dileher jenjang Yera secara tiba-tiba membuat sang empun tersentak kaget.

Arka menjauhkan badannya ketika sudah selesai menyelesaikan kegiatannya itu.

"Kita turun sekarang," ujar pria itu lantas membuka pintu mobil diikuti oleh Yera.

Kaki mungil gadis itu ikut melangkah ketika Arka berjalan keluar dari parkiran.

"Pegang tangan saya," ucap Arka yang membuat gadis itu menurut untuk kesekian kalinya.

"Teman saya menikah hari ini dan saya berniat membawa kamu sebagai pasangan saya," tambah Arka membuat Yera menutup mulutnya karna tak percaya hal ini akan terjadi.

"Harusnya kamu bilang ini dari jauh-jauh hari kan aku bisa latihan dulu buat jadi pasangan diacara nikahan yang baik dan benar biar kamu puas dan mungkin bisa ada peluang buat aku ikut keacara selanjutnya," tutur gadis itu.

"Kamu cukup diam dan bersikap layaknya manusia normal pada umumnya," jelas Arka membuat Yera mengangguk.

Setelah itu mereka mulai berjalan memasuki gedung, terdapat karpet merah dan karangan bunga didepan pintu gedung membuat Yera tak berhenti berdecak kagum ketika benar-benar sudah memasuki ruangan tersebut.

Mewah, kata itu terucap begitu saja dalam benak Yera.

"Hey bro," sapa si mempelai pria ketika mereka menghampiri untuk memberi ucapan selamat.

"Your partner, right," tanya Bryan ketika melihat Yera yang berdiri disamping Arka.

"Yes, she's my wife," balas Arka membuat Bryan heboh.

Disana terdapat Salsa yang tengah berbincang dengan mempelai wanita membuat Yera tersenyum meledek.

"Wait, kenapa lo gak ngundang gue? Atau mungkin karna gue sibuk di luar negri waktu itu?" tanya Bryan dengan tanda tanya besar.

"Cukup rumit kalau gue ceritain," ucapan Arka membuat Bryan mengangguk paham.

"Perjodohan?" tebak Bryan membuat Arka menjentikan jarinya sebagai pertanda jika tebakan Bryan benar.

"Hai, makasih ya udah dateng," ucap mempelai wanita mengajak salaman kepada Yera.

"Amelia," katanya memperkenalkan diri.

"Yera," balas Yera sembari tersenyum.

"Aduh manis banget kamu, cantik," Amelia memuji membuat Yera salah tingkah.

"Suka cake?" Amelia bertanya membuat Yera mengangguk. "Nah ayo kita kesana," Amelia merangkul Yera, mengajak gadis itu menuju meja desert.

"Wah keliatan enak banget," Yera mengambil cake dengan toping stroberi yang tersedia diatas piring kecil.

Yera melahap dengan mata membulat menandakan bahwa ia menyukainya membuat Amelia tertawa gemas.

"Kak Salsa cobain deh enak," tawar Yera karna sedari tadi Salsa hanya diam saja.

"Udah tadi," balas Salsa seadanya.

Amelia menengok, merasakan perubahan drastis pada Salsa karna sebelum Arka dan Yera datang, wanita itu tampak ceria namun sekarang sangat berbanding terbalik.

"Kamu gak papa Sal?" tanya Amelia memastikan membuat Salsa mengangguk.

"Cuman agak kurang enak badan," timbal Salsa.

"Okay, sekarang mana pengantin baru kita?" tanya seorang MC lewat microphone karna acara lainnya akan segera dimulai.

"Aku pamit dulu ya," ujar Amelia setelah Bryan 'menjemput'nya untuk naik keatas panggung.

Yera kembali fokus untuk makan desert karna sedari tadi ia menahan lapar.

Arka berjalan menghampiri Yera lalu tangannya dengan sigap mengusap sudut bibir Yera. "Jangan berantakan," ucap Arka.

Yera hanya cengegesan dengan hati yang tak karuan, ini sangat manis. Bukan, bukan desertnya tapi perlakuan Arka sangat manis.

Acara menampilkan beberapa sambutan dari pengantin lalu diikuti dengan penampilan seorang penyanyi yang cukup digandrungi oleh beberapa orang karna lagunya sempat viral.

"Arka Arka aku sering dengerin lagunya dia," ucap Yera dengan semangat.

"Padahal lagunya biasa saja," timbal Arka membuat Yera berdecih.

"Astaga selera kamu kuno," balas Yera lantas kembali fokus menikmati penampilan penyanyi pria yang usianya masih sekitar dua puluh enam tahun itu.

Arka hanya menatap Yera dari samping menyita perhatian Salsa karna malam ini Arka bertindak seperti tak biasanya.

Arka lebih memfokuskan perhatiannya terhadap Yera membuat Salsa curiga.