Widya memang orangnya ceria, bahkan dia tidak pernah terlihat sedih sama sekali. Tapi sekali dia sedih dan marah, dia tidak akan peduli dengan orang lain bahkan dirinya sendiri. Aku tidak bisa membayangkan jika Widya sampai salah melampiaskan kesedihannya, yang aku takutkan dia akan melakukan hal yang tidak-tidak. Merugikan dirinya sendiri.
"Aku sudah menghubungi teman-teman, Reno juga Dika akan datang" ucap Widya sambil mengendarai Motornya.
"Terus kita mau kemana Wid?" tanyaku.
"Kalau sekarang kita akan berkumpul di alun-alun, dan kalau nanti, kita tanyakan saja pada mereka. Siapa tau mereka memiliki ide mau pergi kemana kan?"
"Iya deh. Tapi bisakah kau mengendarai motormu dengan kecepatan sedang saja? Jangan ngebut seperti ini Wid!"
"Iya, iya. Maafkan aku. Aku masih terbawa emosi" jawab Widya lalu memelankan laju motornya.
"Aku tau kau sedang emosi, tapi jangan sampai emosi itu menyakiti diri sendiri. Kau mengerti kan Widya" ucapku sambil menepuk pundak Widya pelan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com