Permulaan yang Telah Ia Pikirkan (1)

Shen Liangchuan memandang layar ponselnya di ruang studi, namun alisnya terlipat ketat.

Again, she wanted two million dollars. Was it because her brother's condition had worsened? Or because—

Saat dia memikirkannya, dia mengangkat ponselnya dan menelepon Song Cheng. "Bantu aku pantau kondisi Qiao Yi," katanya.

Setelah menutup telepon, dia menyelesaikan apa yang sedang dia tangani. Lalu dia berjalan menuju kamar tidur.

Dia menyadari bahwa dia telah tertidur setelah mendorong pintu terbuka.

Di bawah lampu samping tempat tidur yang redup kuning, bahkan saat bermimpi, dia masih mengerutkan kening. Seperti ada masalah yang tak bisa dia lepaskan.

Pandangannya perlahan menjadi lembut dan dia mengulurkan tangannya, mencoba melicinkan kerutan di dahinya.

Kecurigaan yang mendalam di hatinya pun terkendali, begitu saja.

Dia menatapnya untuk beberapa saat. Sudut bibirnya perlahan terangkat saat dia tersenyum simpul.

Pandangannya menjadi semakin lembut.