webnovel

Memperdaya target

Hari sudah mulai gelap, Carlos masih di tempat kediaman Mike dia menunggu pria itu yang masih di berada kantor. Malam ini Carlos dan Mike akan mencari orang yang di maksud oleh Willy.

Carlos berjalan ke teras dia melihat anak buah Mike sedang berjaga-jaga. Di sana juga ada Rick ,Marco, Albert, Garry juga Willy teman Dario.

Dia mengambil minuman dan gelas kemudian berjalan dan bergabung dengan mereka. Carlos meletakkan apa yang dia bawah ke atas meja lalu ikut berbincang bersama mereka.

Tidak lama kemudian Carlos kembali ke dalam lalu menuju ke ruang makan, di sana sudah tersedia banyak makanan. Carlos kembali ke teras dan memanggil mereka untuk makan.

Carlos meminta Marco dan Rick untuk mengganti berjaga lalu menyuruh anak buah Mike yang berjaga di belakang untuk makan. Carlos kembali ke dalam, sambil menunggu Mike dia berbaring di sofa lalu ponselnya berbunyi. Carlos melihat Federico yang menelopon, dia langsung menjawabnya.

"Hallo, Dad," sapa Carlos seraya bangun dan duduk.

"Nak, kamu dimana? Sudah malam kamu belum pulang. Mommy sangat khawatir," ujar Federico. Dengan kepergian Dario secara tragis kedua orang tua Carlos sangat berhati-hati.

"Dad, jangan khawatir aku ada di tempat Mike. disini juga ada Rick, Marco, Albert dan Garry," jawab Carlos menenangkan Federico.

"Katakan pada mommy jangan khawatir, aku baik-baik saja." Mendengar jawaban Carlos, Federico menjadi tenang.

"Baiklah kalau begitu." Telepon ditutup lalu Carlos kembali merebahkan diri sofa.

Terdengar suara mobil masuk, Carlos berdri dan melihat keluar. Ternyata Mike yang datang. Carlos menyambut Mike, mereka berjalan bersama-sama ke ruang tamu.

"Carlos kamu sudah makan?" tanya Mike seraya meletakan tas kerja di sofa dan duduk.

"Sudah, anak buah juga semua sudah makan. kamu sudah makan, Mike?" tanya Carlos. Dia melihat wajah Mike tampak kelelahan.

"Belum," jawab Mike dengan suara memelas.

"Kalau begitu makan sekarang, aku temani kamu." Mereka berdua berjalan keruang makan lalu duduk, Mike mengambil makanan dan Carlos mengambil buah.

Tidak berselang lama Carlos dan Mike kembai ke depan, mereka ingin menyusun rencana untuk malam ini.

"Panggil Willy kesini!" perintah Mike kepada Rick.

Tidak lama kemudian Rick datang membawa Willy kepada mereka lalu menyurunya duduk. Mike menatap Willy ada yang dia pikirkan.

"Willy, kamu bersama aku dan Carlos di mobil, Marco kamu yang menyetir," tutur Mike sambil menatap Marco.

"Rick dan Albert bersama anak buahku. Begitu sampai di club, Willy akan di dampingi Marco dan Garry." Carlos memperhatikan Mike dengan seksamam begitu juga anak buahnya.

"Kalian akan berpura-pura jadi pengunjung, anak buahku akan menyebar di dalam club sebagai pengunjung juga," lanjut Mike sambil memperhatikan satu-persatu anak buahnya.

"Aku juga sudah perintahkan yang lain untuk melihat situasi tempat itu, sampai di belakang club sudah aku suruh awasi." Kembali Mike menjelaskan kepada mereka semua.

"Di belakang ada cctv begitu juga pintu masuk, kita harus membuat cctv itu rusak dan itu bagian Garry dan Rick." Mike menatap kedua pria itu lalu mereka menganggukan kepala tanda mengerti.

Carlos terus memperhatikan strategi yang di terapkan Mike kepada semua anak buah. "Dia sangat pintar mengatur rencana. gumam Carlos dalam hati.

Selesai membuat strategi Carlos melihat jam sudah menunjukan pukul 22:30, merekapun bergerak. Semua langsung masuk ke mobil lalu pergi menuju club itu.

Willy bersama Carlos dan Mike. Sedangkan Marco menyetir mobil, Mike duduk disamping Marco. Carlos dan Willy duduk di belakang.

Mobil mereka melaju lalu berhenti di seberang jalan dan mengawasi club itu. Semua anak buah sudah menyebar. Tiba-tiba Willy menepuk bahu Mike.

"Tuan, Mike. Itu orangnya," tunjuk Willy sambil menunjuk empat orang yang lagi berdiri di dekat pintu masuk.

"Yang mana orangnya, Willy? Mereka di situ berempat." tanya Mike sambil sedikit membungkukan badan melihat keempat orang itu.

"Itu yang lagi merokok, Tuan." Mike melihat yang orang yang di tunjuk Willy.

"Carlos telepon Albert, beritahu targetnya," perintah Mike sambil mata tetap mengawasi orang itu.

Carlospun langsung menelpon Albert lalu terdengar suara Albert di seberang telepon.

"Bagaimana, Carlos?" tanya Albert.

"Albert targetnya depan pintu masuk," info Carlos sambil matanya melihat orang yang di tunjuk Willy.

"Yang mana, Carlos? Mereka berempat disitu," tanya Albert sambil memperhatikan empat orang sedang berdiri di depan pintu masuk.

"Itu yang lagi merokok, Albert." jawab Carlos.

Albert melihat target yang di beritahukan Carlos. Albert terkejut karena dia mengenal target itu.

"Carlos, kita harus merubah rencana. Aku mengenal orang itu," saran Albert. Dia ingin mendekati temannya itu tanpa ada kekacauan.

"Kamu mengenalnya Albert?" tanya Carlos dengan heran.

"Iya, aku mengenalnya. Namanya Alden, tuan Federico pernah membantunya. sebaiknya kita ruba rencananya saja." Albert menutup telepon lalu berjalan menuju mobil yang di tumpangi Carlos.

Carlos menyuruh Albert masuk kedalam mobil, lalu mereka menyusun rencana kembali.

"Carlos, Alden itu pernah di bantu oleh tuan Federico. Waktu itu aku dan Alden sedang berjalan tiba-tiba sekelompok orang menghadang kemudian kami di keroyok dan di tingalkan di pingir jalan dengan luka di badan kami." Carlos dan Mike mendengar penjelasan Albert.

"Tiba-tiba tuan Federico juga anak buanya datang lalu membawa kami kerumah sakit dan tuan Federico meninggalkan kartu namanya kepadaku." Kembali Albert menceritakan kisah dia dan Alden.

"Setelah sembuh aku menghubungi tuan Federico. Aku ingin berkerja dengan Beliau dan tuan Federico menerima aku," tutur Albert sambil mata melihat Alden yang masih merokok di depan pintu masuk.

"Alden tahu kalau kamu bekerja dengan Daddy?" tanya Carlos dengan penuh selidik.

"Tidak, Alden tidak tau. Karena setelah kejadian itu aku dan orang tuaku pindah ke kota lain," jawab Albert.

"Apa rencanamu?" tanya Carlos, dia ingin tahu strategi apa yang akan dilakukan oleh Albert.

"Begini, aku akan menemuinya di dalam. Rick dan anak buah Mike tunggu di belakang club," sarab Albert terlihat Carlos menganggukan kepala.

"Kami sudah periksa di belakang club ada pintu keluar. Aku akan membawa Alden lewat pintu belakang." Carlos dan Mike saling pandang, mereka berdua setuju dengan saran Albert.

"Baiklah, Albert. Kamu hati-hati ya, di dalam sudah ada anak buahku, cctv belakang sudah dimatikan. Semoga berhasil," ucap Mike seraya menepuk lengan Albert.

"Baik, Mike." Albert keluar dari mobil dan menyeberang jalan menuju club tersebut.

Mereka mengamati Albert, semua anak buah sudah siap siaga. Terlihat Albert menyalami Alden dan mereka berpelukan.

Sementara di depan club Albert menghampiri Alden dan menyapa.

"Hei … Alden apa kabar?" sapa Albert seraya menepuk bahu pria itu.

"Hei, Albert." Alden terkejut melihat Albert, dia langsung memeluk sahabatnya itu. Kemana saja kamu selama ini?" tanya Alden seraya memperhatikan Albert.

"Emm … kamu sepertinya sudah sukses ya," Canda Alden dengan menepuk pelan perut Albert.

"Ah … kamu bisa saja." Albert melayangkan pandang ke mobil yang di tumpangi Carlos kemudian dia berbisik kepada Alden.

"Oh ya, Alden. Kamu ikut aku, ada yang ingin aku bicarakan." Albert langsung menarik tangan Alden masuk kedalam club sehingga membuat Alden menatapnya dengan heran.

"Ada apa, Albert? Kamu terlihat seperti sedang khawatir?" tanya Alden seraya berjalan di samping Albert.

"Um ... begini, Alden. Kita tidak bisa bicara disini, musiknya terlalu kencang. Ini sangat penting, ini demi keselamatanmu," ungkap Albert seraya memperhatikan semua anak buah Mike yang sudah ada di dalam club.

Alden mengajak Albert keruangan belakang dekat gudang, dia sangat penasaran dengan perkataan Albert yang mengatakan ini demi keselamatanmu.

"Ada apa, Albert? apa maksudmu demi keselamatanku?" tanya Alden dengan wajah kebingungan, Alden berpikir selama ini dia tidak mempunyai masalah dengan siapaun.

"Em ... begini, Alden. Anak buah tuan Federico sedang mengincarmu." Alden mengerutkan dahi mendengar informasi dari Albert. Belum sempat dia bertanya Albert sudah berbicara kembali.

"Lebih baik kamu segera meninggalkan tempat ini. Karena mereka semua sudah ada di dalam club menyamar sebagai pengunjung." Alden semakin bingung, dia tidak mengerti mengapa ada yang mencarinya.

"Kenapa mereka mengincarku, dan siapa tuan Federico itu?" tanya Alden dengan heran.

"Hei, Alden. Tuan Federico itu yang membantu membawa kita kerumah sakit." Albert mengingatkan kembali kepada Alden tentang kejadian mereka dulu.

"Mereka mendapat informasi kalau kamu terlihat bersama dengan anak Tuan Federico pada malam kejadian itu." Alden mulai berpikir-pikir tapi dia masih ragu.

"Oh … siapa anak tuan Federico itu?" tanya Alden lalu Albert mengeluarkan foto Dario dari sakunya, dan menunjukkannya kepada Alden.

"Dia anak tuan Federico?" tanya Alden dengan wajah panik dan ingin melarikan diri. Tapi Albert menahan lengan pria itu.

"Kamu jangan pergi, semua anak buah tuan Federico ada di depan." Alden terhenti, dia menjadi bingung apa yang harus dia lakukan.

"Kalau kamu keluar lewat depan, mereka akan menghabisimu. Apa ada pintu keluar lain disini?" Albert kembali berpikir dia ingat di belakang club ada pintu.

"Ada, Albert. Pintu belakang, sebaiknya kita lewat sana saja," saran Alden sambil matanya mengawasi sekeliling mereka.

"Baiklah, ayo pergi sebelum mereka menemukan kita," ajak Albert. "Dasar bodoh." Albert behasil mengelabui Alden.

Albert dan Alden menuju pintu belakang, sementara Rick beserta anak buah Mike sudah menunggu di sana.

Begitu Albert dan Alden keluar, Rick langsung memukul belakang Alden lalu pria itu jatuh pingsan. Mereka mengangkat Alden kemudian memasukannya ke dalam mobil, tangan dan kaki Alden di ikat serta mata juga mulut ditutup.