webnovel

Dia Imamku.

Perjodohan yang tak diinginkan yang mengakibatkan semua tatanan kehidupan berantakan, hidup seorang wanita cantik nan anggun menjadi sebuah kehidupan yang amat menyeramkan yang menikah dengan seorang pemuda tampan yang sama sekali tidak ia sukai menjadikan batin nya tersiksa. Percintaan yang dimulai dengan rasa benci dan juga dendam sakit hati bercampur kecewa yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Sinta Maharani. “Mencintaimu adalah hal yang tidak ingin aku lakukan dan tak ingin aku rasakan hanya karena kedua orang tuaku, aku harus bersedia untuk menikah denganmu!” Ketus Sinta Maharani dengan lantang berbicara di hadapan pemuda yang menikah dengan nya dengan cara terpaksa. Tersenyum tipis sang pemuda tampan yang ada dihadapan dan menepis pembicaraan Sinta dihadapannya. “Sudahlah aku tahu kamu menikah denganku hanya mau menuruti apa keinginan orang tuamu tapi tenang saja aku tidak akan melarang kamu untuk melakukan hal itu,” celoteh pemuda tampan yang ada di hadapan Sinta Maharani yang sedang marah. “Aku tak pernah mengerti apa maksud dan tujuan mu untuk menikah denganku!” Ketus Sinta dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu didalam hatinya. Bagaimanakah kisah Sinta Maharani??? Yuk baca selanjutnya hanya di DIA IMAMKU !!!

Inlut · Urban
Zu wenig Bewertungen
386 Chs

Semua tentang permasalahan

Selalu saja Ibu Sarah menyemangati Hasan karena Ibu Sarah tidak ingin melihat Hasan tidak bersemangat dan selalu mencari Putri kemana pun dia cari.

"Sudah ya kamu jangan sedih terus, coba kamu cari tahu di teman-temannya siapa tahu dia sedang menginap di sana ketika ada masalah dengan kamu," ujar Ibu Sarah.

"Terima kasih ya Bu, sudah menasehati aku kalau begitu aku mau pamit dulu jangan lupa salam kan dengan Bapak Adam juga ya Bu, Assalamualaikum," ujar Hasan kepada Ibu Sarah.

Akhirnya Hasan pergi pulang ke rumahnya tetapi sesampainya di pertengahan jalan Hasan pun melihat warung kopi yang sedang buka dan dia pun bergegas untuk singgah membeli kopi terlebih dahulu karena dia ingin menenangkan pikirannya.

"Aku pesan kopi ya," ucap Hasan kepada sang penjual.

Entah apa yang dipikirkan oleh Hasan tetapi dia selalu saja seperti orang yang sangat bingung dia sudah kehilangan anak dari istrinya dan juga dia sekarang kehilangan Putri yang entah ada dimana.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com