webnovel

Dia Imamku.

Perjodohan yang tak diinginkan yang mengakibatkan semua tatanan kehidupan berantakan, hidup seorang wanita cantik nan anggun menjadi sebuah kehidupan yang amat menyeramkan yang menikah dengan seorang pemuda tampan yang sama sekali tidak ia sukai menjadikan batin nya tersiksa. Percintaan yang dimulai dengan rasa benci dan juga dendam sakit hati bercampur kecewa yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Sinta Maharani. “Mencintaimu adalah hal yang tidak ingin aku lakukan dan tak ingin aku rasakan hanya karena kedua orang tuaku, aku harus bersedia untuk menikah denganmu!” Ketus Sinta Maharani dengan lantang berbicara di hadapan pemuda yang menikah dengan nya dengan cara terpaksa. Tersenyum tipis sang pemuda tampan yang ada dihadapan dan menepis pembicaraan Sinta dihadapannya. “Sudahlah aku tahu kamu menikah denganku hanya mau menuruti apa keinginan orang tuamu tapi tenang saja aku tidak akan melarang kamu untuk melakukan hal itu,” celoteh pemuda tampan yang ada di hadapan Sinta Maharani yang sedang marah. “Aku tak pernah mengerti apa maksud dan tujuan mu untuk menikah denganku!” Ketus Sinta dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu didalam hatinya. Bagaimanakah kisah Sinta Maharani??? Yuk baca selanjutnya hanya di DIA IMAMKU !!!

Inlut · Urban
Zu wenig Bewertungen
386 Chs

Pemuda tampan

Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya.

"Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya.

"Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.

Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.

Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya.

"Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta.

"Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.

Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga.

"Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak? Soalnya Sinta di suruh Bapak buat nyuci motor itu, karena motornya kotor banget loh," ucap Sinta kepada Ibunya.

"Lah ya mana Ibu tau nak, biasanya juga di situ lo, coba cari-cari dulu nanti kalau memang bener-bener gak ketemu nanti Ibu yang coba bantu nyariin ya," ucap Ibunya Sinta.

"Dimana-dimana alat cuci motor saya hmm," Sinta bernyanyi sambil mencari alat cuci motornya itu.

"Bu kalau gak ada aku nyuci di pencucian motor aja ya hehe," ucap Sinta kepada Ibunya dengan tersenyum.

"Itu namanya pemborosan, cobalah di cari dulu itu mungkin ke tutup apa gitu, coba nyari nya yang bener Sinta," kata Ibunya kepada dirinya.

"Iya Ibu iya Ibuku sayang," jawab Sinta kepada Ibunya.

Setelah beberapa menit Sinta mencari peralatan nyuci motornya dan akhirnya Sinta mendapatkan alatnya.

"Ini Bu sudah ketemu, ya sudah aku mau nyuci motor dulu ahh kalau gitu biar motornya bersih dan mengkilap," ucap Sinta.

"Eleh apa ya bisa nyuci motor sampai bersih dan mengkilap, nyuci motor aja jarang loo ya haha," ucap Ibunya kepada sinta.

"Yah Ibu meremehkan aku ya, aku bisa loh Bu, oke nantikan hasilnya ya bu ya hehe pokoknya nanti liat hasilnya," ucap Sinta kepada Ibunya.

Sinta pun membersihkan dan menyuci motor miliknya sambil bernyanyi pelan.

"Ahh main air ternyata seru juga, kalau gitu aku yang lama ahh nyuci motornya biar bisa main air hehe," gumam gadis bernama Sinta itu.

Sinta asik mencuci motor dan sambil bernyanyi tiba-tiba datang satu mobil di depan teras rumahnya.

Tin tin tin

Suara mobil yang baru saja datang dan memarkirkan mobilnya di teras depan rumah Sinta.

Orang yang ada di dalam mobil itu pun turun. "Nak orang tua mu ada?" tanya lelaki tua di dalam mobil mewah itu.

"Iya ada paman, tunggu sebentar ya akan aku panggilkan Ibu dulu, paman silahkan duduk dulu," ucap Sinta kepada lelaki itu.

"Bu ada tamu, yang mencari Ibu dan sekarang sedang menunggu Ibu, mereka ada di luar bu," ucap Sinta kepada Ibunya yang berada di dapur.

Tidak lama kemudian Ibunya pun bergegas keluar karena Ibunya takut jika yang datang adalah pelanggan nya, ketika Ibu Sinta keluar lelaki itu seketika menyapanya.

"Heii masih ingat tidak sama aku hehe," ucap Lelaki itu kepada Ibu Sinta.

"Ya ampun ternyata kamu Pak Heri ya ampun sudah lama ya tidak bertemu, kamu sendirian main kesini? " tanya Ibunya Sinta.

"Paman ini teman Ibu ya Bu?" tanya Sinta.

"Iya ini teman Ibu nak, Pak Heri namanya, kamu lanjutkan saja dulu itu mencuci motornya ya," ucap Ibu tercinta itu.

"Hehehe tidak kok aku tidak sendiri, aku ke sini dengan anak laki-laki ku Feri namanya dia masih ada di dalam mobil," ucap Pak Heri kepada Ibunya Sinta.

"Ya sini too suruh turun dulu, sini aku bikinkan teh ya aku juga bikin kue tadi," ucap Ibunya Sinta dan sambil berjalan ke dapur mengambil minuman dan makanan.

"Feri sini dulu turun dulu ini Ibunya Sinta mau bikin kan teh dan ada kue," ucap Pak Heri kepada anaknya.

Tidak lama kemudian anak dari paman Heri turun dari mobil mewahnya itu, semua barang ia gunakan adalah barang mahal dan bermerek Sinta pun kaget melihat anak paman Heri berpenampilan seperti itu dan stylenya keren.

"Buset ini anaknya paman Heri, buset keren banget mana ganteng lagi huuuu," gumam Sinta perlahan dan mengagumi.

"Nah gitu turun dari mobil liat-liat udara segar, atau ikutan tuh sama si Sinta lagi nyuci motornya hehe," ucap Bapaknya.

Sinta melanjutkan mencuci motornya tapi sesekali Sinta melihat dan melirik-lirik Feri yang tengah duduk di kursi panjang depan rumahnya itu.

"Itu anaknya yang punya rumah ini ya Pak?" tanya Feri kepada Bapaknya.

"Iya betul banget itu anaknya yang punya rumah, dia itu gadis yang cerdas dan cantik, terus dia juga nurut banget loh sama orang tuanya,"ucap Bapaknya kepada Feri.

"Iya sih Pak cantik kok dia, wajahnya bersih kelihatan nya juga kalem dan tidak neko-neko," ujar Feri kepada Bapaknya.

Feri memandangi Sinta yang tengah mencuci motor miliknya dan tidak sengaja Sinta juga melirik ke arah Feri pada saat Feri memandangi Sinta, mereka seakan akan saling menatap satu sama lain.

"Eh Feri kok liat-liat sih hayo, kalau suka sana di dekati dengan cara ikut mencuci motornya sana supaya kan tambah akrab gitu," ucap Bapaknya kepadanya.

"Ya ampun Pak baru ketemu beberapa menit yang lalu eh sudah di suruh ngedeketin, nanti aja Pak tunggu waktu yang tepat," ucap Feri.

"Kok pemuda itu melirik ke arahku ya apa aku ada yang salah hmmm bajuku? Wajahku? Oh my god aku selalu begini kalau sedang di liat oleh lelaki tampan seperti dia huh," gumam Sinta dengan pelan.

Sinta menjadi salah tingkah ketika di lirik oleh pemuda tampan bernama Feri itu, mencuci motor pun sudah jadi tidak fokus karena pandangannya mengarah ke lelaki itu.

"Harus cepat selesai mencuci motor dan aku harus cepet mandi dan dandan lah supaya cantik pas pemuda itu melihat ke arahku hummm," gumam Sinta dalam hatinya.

Tin tin tin

Suara klakson motor Bapak Sinta yang baru saja mengantarkan pesanan ke pelanggan.

"Loh loh loh ternyata ada tamu ya, Pak Heri sudah lama menunggu di sini? Lah mana ini Ibunya Sinta ada tamu kok di biarin ini hehe," kata Bapaknya Sinta kepada Pak Heri.

"Tidak-tidak Ibunya Sinta sedang membuat kan teh tadi dan mengambil kue katanya, oh ya kamu dari mana? " tanya Pak heri kepada Bapaknya Sinta.

"Yah biasa lah habis antar pesananya pelanggan hehe," jawab Bapaknya Sinta.

"Ohh iya kamu semakin sukses ya, semoga tambah berjaya ya usahamu, anak gadis mu rajin ya mencuci motornya sendiri kalau anak ku ini si Feri tidak pernah seperti itu, pemalas hahaha,"ucap Pak Heri.

"Ya ampun Bapak jangan buka aib lah Pak hmmm, nanti gadis itu dengar kan aku malu Pak aduh Pak dia melihat ke sini lagi," ucap Feri dengan pelan kepada Bapaknya.

Feri melihat ke arah Sinta dan tersenyum.

Bersambung