webnovel

DEVIL FLOWER

Warning 21+ Mawar adalah nama seorang wanita yang cantik dan anggun. Kecantikan Mawar sangat terkenal bahkan sampai ke sebuah alam lain di dunia lain. Setiap malam Mawar selalu bermimpi di datangi mahluk halus berwujud suaminya. Mereka bercumbu bahkan hampir setiap malam, akankah Mawar sadar bahwa yang bercumbu dengannya bukanlah suaminya? "Siapa yang aku peluk setap malam dan menikmati tubuhku?"

Evangelin_Harvey · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
198 Chs

Dia Arjuna

"Eh kak Juna, sama siapa? Karangan bunganya sedang di susun rapih oleh Mawar," kata Nagita sambil menghampiri pria yang disebut Juna. Seorang pria yang begitu tampan berparas begitu menawan, wajahnya putih alisnya lebat matanya berwarna coklat dan senyumnya begitu manis dan tentunya sangat tinggi.

"Terima kasih Nagita. Saya akan tunggu." Pria itu berkata sambil menorehkan sedikit senyum manis kepada Nagita. Nagita menghampiri Mawar, Mawar yang masih terkejut menatap Arjuna.

"Hei kamu, kenapa kamu? Terkejut ya lihat pria setampan dia?" kata Nagita sambil menyikut siku Mawar dengan menorehkan senyum yang manis.

"Tidak! Aku cuma terkejut saja, ada tamu. Bukan apa-apa, kok," kata Mawar sambil membuang mukanya, sebetulnya Mawar begitu terkejut tatkala melihat Arjuna yang benar-benar sangat mirip dengan seseorang yang dia kenal, tapi di mana itu, dan kapan itu?

"Kak Juna sini, kenalan dulu sama temen aku," kata Nagita sambil tersenyum manis ke arah Arjuna.

"Iya Nagita," jawab Arjuna sambil menghampiri Nagita dan Mawar.

"Ayo Mawar, kenalan dulu." Nagita menggoda Mawar dan menyarankan Mawar untuk berkenalan dengan Arjuna.

Mawar yang sedang menyusun karangan bunga, akhirnya berdiri sejenak lalu menatap kearah Arjuna sedikit kikuk dan kebingungan, tetapi Arjuna langsung menyodorkan tangannya untuk berkenalan bersama Mawar.

"Arjuna Bratayuda," kata Arjuna sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan bersama dengan Mawar.

"Mawar Prameswari," kata Mawar dengan suara yang rendah, sesaat mereka pun berjabat tangan, kedua mata pun saling beradu, baik Arjuna ataupun Mawar, seperti seolah terikat oleh sesuatu benang yang tidak terlihat.

"Ya ampun kalian seperti perangko, tangan kalian tidak mau lepas sama sekali." Nagita terkekeh menertawakan Mawar dan Arjuna yang saling memandang, ketika kini mereka sedang berjabat tangan saat berkenalan.

Dengan segera Mawar menarik tangannya, wajahnya terlihat memerah, gadis itu sengaja menundukkan wajahnya, karena tidak mau terlihat konyol di hadapan Arjuna. Arjuna pun merasa malu dia membuang wajahnya dan sesaat mencuri panjang pandang ke arah Mawar.

"Hai kalian itu, malu-malu ya? Oke Kak Juna, ngomong-ngomong karangan bunga bunga ini kakak pesan untuk siapa? Lihatlah sudah disusun rapi oleh Mawar, dan terlihat begitu cantik," kata Nagita sambil menunjukkan hasil kreasi Mawar yang begitu indah.

"Cantik," kata Arjuna dengan perlahan, lalu menatap kearah bunga yang dipegang oleh Mawar dan sesaat menatap kearah Mawar.

"Sebenarnya yang Kakak puji cantik itu bunganya apa Mawarnya." Nagita kembali membuat Arjuna tersipu malu begitu, pula dengan Mawar.

"Bunga, Mawar, sangat cantik." Arjuna tersenyum manis sambil menatap kearah Nagita.

"Oke aku tahu, Kakak suka bunganya dan juga suka Mawarnya, jadi kakak mengatakan kalau bunga mawar itu cantik, tapi sayang sekali kakak sudah mau bertunangan. Coba kalau Kakak belum belum bertunangan kakak pasti bisa dekat dengan Mawar yang ini," kata Nagita terkekeh. Mawar terkejut ternyata pria tampan yang ada di hadapannya sudah memiliki tunangan dan itu membuat dia sedikit kecewa.

"Ah iya, bunga itu juga untuk Rose, sebetulnya dia ulang tahun, tapi aku tidak bisa memberikan apapun untuk dia. Kekasihku sangat suka dengan bunga, jadi aku hanya akan memberikan dia bunga saja," kata Arjuna sambil menatap kearah Nagita.

"Wahh, romantis sekali, lalu bagaimana kabar Kak Rose sekarang?" tanya Nagita dengan kening yang mengerut.

"Rose masih di Rumah Sakit. Aku akan membawa karangan bunga ini dan memberikan langsung kepadanya, agar dia bersemangat melawan semua rasa sakitnya," kata Arjuna harus tersenyum manis.

"Baiklah, ini sudah selesai Kak karangan bunganya. Kakak bisa langsung memberikan kepada tunangan kakak," kata Mawar menorehkan senyum yang manis kepada Arjuna, sambil memberikan karangan bunga hasil kreasinya.

"Terima kasih banyak Mawar, Nagita apa ini gratis?" Arjuna tersenyum menatap kearah sang pemilik toko.

"Apaan Kakak harus membayar 10 kali lipat, tidak ada kata gratis, nanti tokoku bangkrut." Nagita berkata dengan mulut yang manyun.

"Oh ya ampun please, sekali saja jangan manyun seperti itu, sudah aku akan membayar berapapun yang kamu mau, 10 kali lipat. Kenapa tidak minta 20 kali lipat. Aku sedang punya banyak uang." Arjuna tersenyum lalu Pria tampan menyodorkan beberapa lembar uang, dan ternyata uang yang begitu banyak di sodorkan langsung kepada Nagita.

"Kakak bercanda kan, harga bunga ini cuma Rp120.000, Kakak memberikan uang sebanyak ini, aku tahu Kakak cuma pamerkan." Nagita memicingkan matanya, dia tidak percaya kalau Arjuna akan memberikan uang sebanyak itu untuk sebuah karangan bunga.

"Tidak apa-apa, pakai saja, uang itu bisa kalian pakai berdua." Arjuna tersenyum lalo pria itu pun langsung pergi meninggalkan Nagita dan Mawar.

"Ih kakak pergi begitu saja, uangnya?" Nagita berteriak memanggil Arjuna.

"Sudah ku bilang, ambil saja. Aku pergi dulu ya do'akan Roseku sehat dan segera pulang dari Rumah sakit'," kata Arjuna lalu langsung pergi meninggalkan toko bunga tersebut sambil mengendarai sebuah sedan berwarna merah.

Mawar menelan salivanya, tidak percaya ada pria yang seolah dia kenal, tetapi ia masih kebingungan di mana dia mengenal pria tersebut. Kenapa pria tersebut, terasa sangat tidak asing di hadapannya.

"Gita ... siapa dia?" tanya Mawar mencoba mencari informasi tentang pria yang dia temui tadi.

"Dia anaknya Pak kepala desa. Apa kamu tidak tahu kepala desa di sini kan kaya raya, tidak seperti gaya kepala desa di kampung-kampung," kata Nagita dengan menorehkan senyum manis.

"Uangnya banyak sekali ya, dia sampai bisa menghamburkan uang sebanyak itu, demi sebuah karangan bunga. Aku tidak percaya ada orang tampan dan kaya seperti itu di Dunia nyata aku pikir hanya ada di novel-novel saja." Nagita sedikit tersenyum menyunggingkan senyumnya dan menatap kearah Mawar.

"Bukan karena Arjuna anak kepala Desa, tapi terkena karena Kak Jana itu memang punya banyak uang, Kak Juna baru pulang dari luar Negeri dia di sana dia bekerja sebagai seorang Manajer di sebuah perusahaan besar," Nagita menjelaskan semuanya kepada Mawar dan gadis itu kini hanya bisa mengangguk-angguk saja.

"Aku hanya kebingungan kenapa rasanya aku kenal dengan pria itu, siapa namanya Arjuna tadi, kenapa rasanya aku sempat atau dengannya, bertemu dengan dia tapi aku lupa di mana aku bertemu dengannya?" ungkap Mawar dengan kening yang mengerut, untuk itu mencoba untuk mencari tahu di mana dan kapan dia bertemu dengan sosok pria yang mirip dengannya, tetapi sampai saat ini dia bahkan tidak bisa menemui atau menemukan dimana dia berjumpa bersama pria tersebut.

"Tidak usah dipikirkan mana mungkin Kak Juna bertemu denganmu orang kah juga baru pulang dari luar Negeri. Emangnya kamu pergi ke luar Negeri juga?"

"Iya juga sih, tapi aku masih penasaran dengan wajah itu, seolah-olah aku sangat merindukan wajah pria tersebut. Tapi gimana aku menyimpan rasa ini, aku masih kebingungan," kata Mawar sambil duduk di atas kursi tunggu di sebuah toko perbelanjaan.

______________________________________