Lelaki muda itu jatuh terduduk di depan pintu kamar hotel yang disewa mamanya. Bukan, bukan hanya uang yang dia butuhkan. Namun, perhatian dan kasih sayang dari wanita yang melahirkannya.
"Mama beneran sedang meeting? Gak lagi di hotel sama laki-laki?" Adios memberanikan diri bertanya.
"Apaan sih? Mama bener lagi meeting. Kamu kok malah nuduh mama yang gak-gak sih."
"Oh. Bukan nuduh, Ma. Cuma tadi ada teman yang ngasih tahu Theos lihat mama masuk ke hotel dengan lelaki." Ia mencoba memancing mamanya. Terdengar suara gemericik air di belakang mamamya, juga suara teriakan lelaki. "Siapa, Ma?" tanya Adios memastikan.
"Bukan, siapa-siapa. Team kerja mama. Udah, ya! Nanti mama telfon lagi."
Adios menyugar rambutnya kasar, ia tidak lagi bisa berpikir jernih sekarang. Jelas-jelas ia melihat dengan mata kepala sendiri mamanya masuk kemar ini bersama seorang lelaki, tapi masih bisa wanita itu membuat alasan. Memang dia pikir Adios masih anak kecil yang tidak tahu apa-apa begitu?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com