webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
38 Chs

Chapter 2 Mystic Eyes

1 bulan telah berlalu sejak diriku terkirim didunia ini sebagai sesosok anak kecil berumur 10 tahun.

Dalam 1 bulan terakhir ini aku tidak memiliki teman sama sekali karena diriku yang begitu fokus untuk melatih fisikku serta teknik bajiquan yang berasal dari china. Alasanku ingin belajar teknik beladiri tersebut karena serangan yang menggunakan tenaga dalam yang hanya dalam 1 serangan saja bisa langsung menumbangkan lawan dan sosok yang bisa melakukan itu hanyalah 1 orang yang begitu terkenal yakni Li shuwen.

Selain itu diriku pun juga terinspirasi dari karakter Fate Series yang kutonton yaitu kotomine kirei, orang itu langsung lewat saja dibenahku saat melihat gereja serta nama marga dari pastor tersebut yakni kotomine yang membuatku mencoba gaya bertarungku mengikuti dia mengingat kemampuannya yang kemungkinan bisa mengalahkan servant dalam jarak dekat.

"Oberon...oberon dimana kamu nak...?!"

Sautan dari seorang biarawati penjaga panti.

Oberon yang mendengarnya pun segera turun dari atas pohon dan segera menghampirinya

"iya tunggu sebentar jessica..."

Balasnya

"apa kamu sedang sibuk mencari serangga lagi diatas pohon ? " tanyanya mengingat oberon sering sekali mencari berbagai serangga karena hobinya.

"ah...ketahuan ya hehe... "balasnya sembari menggaruk garuk kepalanya.

"humhum.... Lain kali berhati hati ya meskipun kamu sering kali bermain main dengan serangga, tapi kamu tidak tahukan mana serangga yang beracun"

"ya....." oberon pun mulai menjadi panik karena tidak bisa membalas perkataan jessica sama sekali

"ya sudah, karena dari semua anak anak yang tidak sibuk hanya kamu, bagaimana kalau kalau temani aku berbelanja untuk makan malam nanti? " tanya jessica yang mulai jungkok sembari menatap mata oberon.

"heee... Tapikan yang lain hanya bermain saja kenapa juga harus aku" balasannya yang membuang mukanya dengan melemaskan seluruh tubuhnya.

"kamu yakin menolaknya? Padahal aku sudah menyiapkan hadiah khusus loh untuk Oberon... "

Setelah mendengar kata kata hadiah, dirinya pun langsung berubah menjadi semangat kembali dan tanpa pikir panjang menerimanya

"baiklah aku menerimanya, tapi itu semua karena hadiahnya saja ya"

Setelah mendengarnya jessica pun tersenyum

dan mencubit pipi kanan Oberon karena sikap menggemaskannya. lalu mereka berdua pun segera berangkat menuju supermarket terdekat.

'Jessica adalah adik dari pastor Axle yang kudengar dengar mereka berdua adalah korban dari perang dibenua eropa. Selain itu Jessica pun begitu disukai oleh anak anak, termasuk diriku selain berparas yang begitu cantik dengan rambutnya kecoklatan dan matanya yang seperti permata zamrud ialah yang selalu memasakan makan malam dipanti'

'Tapi... '

Oberon pun melirik jessica disamping nya melihatnya sedang membasahi bibir atasnya sembari memandangi dirinya dibawah.

'perempuan ini benar benar shotacon, inilah hal yang membuatku bermalas-malasan jika bersamanya. Dari semua anak anak dipanti kenapa hanya aku yang dijadikan targetnya coba!'

"oh ya jessica, kira kira makan malam hari ini apa? " tanya oberon kepadanya

"ra...ha...si...a... " balas jessica dengan ucapan menggodanya

'dan inilah alasan utamaku mengapa aku berlatih seni beladiri. Jika aku lengah sedikit saja bisa-bisa aku langsung diperkosa olehnya'

Setelah cukup lama berjalan akhirnya mereka pun sampai diparkiran kemudian masuk kedalam supermarket.

Saat didalam dirinya hanya melihat beberapa barang seperti mie instan snack, minuman serta lauk pauk lainnya.

Ketika dirinya hendak menuju kasir, ia tak sengaja menabrak kaki seseorang

"aduh! "

"kamu tidak apa apa adik kecil? "

Saat oberon melihatnya dari bawah ke atas, yang benar saja ia melihat sesosok wanita yang akan menjadi ibu dari keluarga itsuka karena sosok wanita itu begitu sangat familiar dengan kotori

"i...iya aku tidak apa apa" balas oberon sembari memegang hidungnya yang agak memerah karena tertabrak oleh kakinya.

Setelah kejadian itu, ia pun memberikan permen lolipop bulat kepada dirinya.

"ini...ambil ya nak sebagai permintaan maaf tante"

Ketika ia menyodorkan permen tersebut Oberon sempat terdiam sejenak sebelum mengambil permen darinya.

'sudah kuduga, ternyata ibu dan anak gak jauh beda'

"ah... Disitu kau rupanya! "

Dari suara yang tak asing ,ia pun berbalik dan melihat jessica sudah menenteng kantong plastik yang berisikan bahan-bahan masakan untuk makan malam.

"terimakasih ya sudah menjaga anak ini"

Ucap jessica kepada wanita tersebut sembari membungkukan tubuhnya.

"ah tak apa lagi pula ini salahku karena agak melamun saat berjalan tadi"

Setelah percakapan singkat tersebut bersama ibu kotori, mereka berdua pun segera pergi dari supermarket

'tak aku sangka aku akan bertemu dengan ibunya terlebih dahulu. Jika dari penampilannya yang kulihat sepertinya dia sudah menikah dan jadi yang permasalahan adalah apakah kotori sudah lahir? Jika sudah berapa tahun ia? '

Saat dirinya melamun memikir hal tersebut, tanpa sengaja ia menabrak preman yang badannya 2 kali lipat lebih besar dari jessica.

"beraninya kau menabrakku, apa kau tidak mempunyai mata HAH!!?"

"tolong maafkan dia, dia masih anak anak"balas jessica

Setelah melihat jessica, ia mulai tertarik kepadanya seperti om om yang mau menyewa seorang jalang dipinggir jalan

"hoh... Kau cantik juga nona, bisa kah kau ikut aku kedalam gang ini? " balas preman tersebut.

Walaupun dirinya begitu benci kepada jessica, tetapi disisi lain ia tau kalau jessica itu baik.

Setelah mendengarnya, ia pun segera mengambil balok kayu disamping tong sampah tersebut dan langsung memukul keras tulang keringnya sampai membuat balok tersebut hancur dan membuat ujung kayu tersebut tipis dan lancip.

"AGH!... SIAL BOCAH TAK TAU DIRI!! "

oberon pun langsung dicengkram kepalanya begitu kuat dan melemparnya layaknya bola baseball.

Dirinya pun dilempar begitu kuat sampai dirinya terbang menghantam tiang listrik tepat diwajahnya.

"....Ngh!.... "

Setelah melempar oberon, jessica pun langsung diseret paksa masuk kedalam gang sempit, sementara oberon yang kepalanya dipenuhi dengan berusaha bangkit kembali walau dengan tubuh yang begitu lemas.

Ketika matanya tertutup saat bangun, ia kembali melihat penglihatan detik-detik sebelumnya saat kurumi pergi meninggalkan dirinya tergeletak diaspal.

Perasaannya mulai dipenuhi balas dendam hingga saat ini. Dirinya pun langsung membuka kedua matanya dan menatap preman yang membawa jessica dengan penuh amarah sampai tanpa ia sadari penglihatannya yang ia lihat kali ini sangat berbeda, semua objek disekitarnya berubah warna jadi begitu gelap di dipenuhi bintik bintik merah, tetapi pandangannya melihat jessica dan preman tersebut terdapat garis garis merah yang begitu absurd dihadapannya.

Ia pun segera berlari dan langsung mengambil balok bekas ia gunakan dan menggunakan ujung runcingnya sebagai senjatanya.

Preman tersebut yang langsung menyadarinya pun mendorong jessica kebelakang dan menyiapkan pisau yang ia keluar dari saku celananya.

"KEMARI KAU BOCAH BAJINGAN!! "

ketika mengayunkan pisau tersebut kepadanya, Oberon pun langsung menargetkan garis absurd pada pergelangan tangannya yang dimana itu langsung membuat lengan kanannya yang memegang pisau barusan langsung terpotong-potong layaknya sosisnya.

"HHGAAAA!! TA-TANGANKU! "

'sensasi ini! Aku tahu pasti ini kekuatan ini'

Oberon pun langsung mengayunkannya kembali dan mengarahkannya kepada kaki kirinya membuat ikut terpotong seperti tangannya.

Jessica yang melihat kejadian tersebut hanya bisa terdiam tanpa bergeming sedikit pun.

Lalu serangan terakhirnya ia lancurkan dengan menusukan kayu tersebut tepat berada dijantungnya membuat langsung mati ditempat.

Oberon yang sudah ditutupi bercak darah dibeberapa bagian tubuhnya pun meletakan balok kayu tesebut ke tanah dan memandangi jasad preman tersebut

'begitu rupanya.. jadi saat aku sekarat waktu itu, tanpa kusadari aku sudah membangkitkan mata ini, Mystic Eye Death Perception'

-To Be Continued-