webnovel

PULANG LEBIH CEPAT

Paginya , ia masih teringat kejadian kemarin, membuatnya masih merasa sebal. Dia merasa ada diposisi yang benar, sebagai wanita tentu dia ingin diperlakukan sebagaimana seorang kekasih, ingin dimengerti, engga diperlakukan kaku dan dipertanyakan lagi kesungguhannya.

Apa engga kebalik ? seharusnya dia yang tanya Hasann soal itu, pikirnya. Masih muak untuk bertemu dengannya sebenarnya, tapi dia sudah terlanjur ngomong akan membantu ibunya di hari Minggu ini. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan meninggalkan kamarnya untuk mandi.

Masih kepikiran terus dan merasa sebal meski tubuhnya sedang disiram air hangat...inginnya sih langsung mengahiri liburannya dan pulang Semarang hari itu juga, tapi bagaimana ?

Di kamarnya ,perlahan Ririe mengemasi barang-barangnya. Masih merasa bimbang apa yang harus dilakukannya di situasi seperti ini.

Tapi kalau harus meminta maaf atas sikapnya kemarin itu tentu saja bukan pada tempatnya, tapi dengan kondisi seorang diri sekarang ini, perasaannya jadi engga menentu.

Seakan dia butuh seseorang yang bisa menghiburnya, tapi siapa lagi ?mungkin Ardi di Semarang ? tapi apa mungkin untuk memanggilnya berlibur bersama di Bandung ?...waah pikiran yang gila apa lagi ini. Kalo di Semarang sih ada Mei teman baiknya tempat ia curhat.

Ririe menundukan kepalanya, tak terasa ia meneteskan airmata kesedihannya. Getir rasanya. Dia engga mengerti kenapa sikap Hasann masih seperti itu-itu saja. Tapi perlahan ia memutuskan untuk pulang ke Semarang tidak lebih cepat dari hari Selasa, jadi pas 1 minggu liburannya di Bandung, untuk tidak menimbulkan banyak pertanyaan dari pihak keluarga Hasann dan juga keluarganya di Semarang.

Tenang ia duduk kembali disisi ranjangnya, tak berapa lama ia pindah ke kursi mejanya, berjalan kembali keluar kamar dan duduk di ruang tamu, masih lemas. Ia pun kembali ke kamarnya untuk sekedar rebahan dan akhirnya tertidur kembali. Kasihan juga yaaa?

Hasann juga merasakan hal yang sama ,engga menentu perasaannya setelah kejadian kemarin sore itu. Dia engga suka dengan sikap emosi dan super sensitif dari kekasihnya.

Egonya terluka dikatain bego. Ia pun merasa sebal dengan Ririe. Engga mau dia ketemu dengannya untuk sementara waktu ini. Time heals, pikirnya. Tapi masalahnya Ririe sedang ada berlibur dikotanya dan waktu tentunya terbatas sebelum dia kembali ke Semarang. Jadi bagaimana ? Aaaah bikin stress aja, batinnya.

Ia sebenarnya kecewa karena ternyata kekasihnya ini engga bisa diajak ngomong hal yang serius, diajak diskusi soal masalah keuangan yang sedang ada dipikirannya. Seakan dia harus menyelesaikannya sendiri, engga mau tahu kekasihnya. Memang begitu apa perempuan ?, dalam hatinya.

Meski Hasann sudah cukup umurnya dan bergelar Magister Matematik, tapi soal pacaran, dia belum punya pengalaman. Masih bodo , kadang polos dan kaku.

Akhirnya sekitar jam 11 pagi ,Ririe pergi ke alun-alun kota dengan taksi. Ia tidak menggubris pesan yang masuk dari Hasann yang menanyakan rencana hari Minggu ini. Peduli amat dia pikir.

Ririe mampir di toko roti Breadtalk yang terkenal itu . Ia membeli beberapa buah untuk diberikan ke Kartika dan ibunya , juga beberapa untuk persediaannya di kosannya.

Sesampainya di tempat jualan, ia kembali bertemu dengan ibunya Hasann dan Kartika. Perlahan perasaan hatinya kembali normal dan dapat bercanda dan tertawa-tawa riang lagi.

Suasana hari Minggu di sekitaran alun-alun ramai orang berlalu-lalang , terlihat banyak dari mereka yang jalan-jalan dengan keluarganya saling bergandengan tangan. Trenyuh hati Ririe melihatnya.

"Ramai yaa jalanan kalau hari Minggu gini?"kata Ririe sambil tersenyum menikmati keramaian didepannya .

"Iya , tapi kalau hari Minggu, tamu yang makan engga seramai hari kerja Rie, soalnya kantoran pada tutup," jawab Kartika.

"Ooh gitu yaa."

"Iyaa...langganan kita banyaknya dari kantor pemerintahan sekitar sini, orang bank,kadang karyawan toko. kalau hari Minggu gini kebanyakan orang cuma lewat saja," jelasnya.

Ibunya Hasann pun menimpali, "yaaa beginilaaah...hehehe...kita nikmati aja. kadang suka ramai juga hari Minggu . Engga menentulaaah .Namanya orang dagang neng, kadang rame banget sampe engga ada waktu buat makan juga hehe, kadang sepi. Tapi engga sepi-sepi amat sih, ada aja yang beli," ujarnya.

"Rencana neng Ririe sampai kapan di Bandung neng?"

"Mmm...saya hari Selasa pulang Semarang bu...rencananya emang 1 minggu disini. Main ke Semarang bu, kapan-kapan?"

"Hehehe...yaaa mana bisa neng, ibu mah harus dagang setiap hari juga. Beginilah. Dari pagi sampai malam ya disini aja hehehe."

Ririe tersenyum menaruh simpati pada ibunya dan menoleh ke arah Kartika, yang berpenampilan sederhana sama dengan ibunya juga.

Ada beberapa tamu yang datang, dan dilayani oleh ibunya dan Kartika. Sementara Ririe ijin untuk membeli makan siangnya dan kembali dengan 3 bungkus chicken fast-food dan kentang goreng. Dia pikir mungkin makanan jenis ini sedikit berbeda dari yang biasa mereka konsumsi.

"Waaaah...kejutan ini," kata ibunya dengan sumringah menoleh ke arah Kartika sambil membuka kemasannya.

"Makan enak kita siang ini bu hehehe,"balas Kartika senang.

Melihat respon mereka, Ririe ikut senang .

Engga lama setelah selesai makan, Ririe pamit hendak pulang ke kosannya.

"Saya hari ini sampai jam 2 saja ya bu...ijin pulang ada urusan hehehe..."

"Ooh..iya."

"Ini ada roti saya belikan buat ibu dan mba Kartika juga. Enak ini rotinya, nanti ibu coba yaa?" katanya sambil mengelus lengan ibunya.

"Aduuuh terima kasih banyak neng Ririe."

"Iya terima kasih Rie," ucap Kartika sambil memegang kedua lengannya, menatap dia , memeluk erat bergantian dengan ibunya.

"Aku pamit yaaa, sampai ketemu lagi ya bu...mba Kartika !"katanya tersenyum manis sambil melambaikan tangannya.

Menyenangkan hati, bersama-sama menghabiskan waktu siangnya dengan mereka. Ririe pun lega bisa melewati masa sulitnya. Pulang ke kosannya, ia melihat banyak pesan yang masuk di ponselnya, dari orang tuanya, dari teman-teman kuliahnya, juga dari Ardi.

Ririe melihat ada pesan dari Hasann juga, tapi ia engga mau membuka dan membacanya. Biar tahu rasa! dalam hatinya ,masih sebal. Yaaa begitulah perempuan, harus bisa dimengerti baru semuanya berjalan lancar. Tetap hukumnya memang seperti itu tidak lekang dimakan zaman sepertinya.

Hari Senin Ririe sudah membeli tiket pesawat Bandung- Semarang ekonomi klas ,lewat online. Ya, dia berencana pulang dengan pesawat yang hanya memakan waktu 1 jam 10 menit saja. Dia ingin segera mengahiri liburannya, dan kembali ke kehidupannya di kota asalnya. Dia sudah memutuskan untuk sampai dirumahnya lebih cepat.

Bukannya kebanyakan uang sih, tapi sisa uang liburan, dia belikan tiket pesawat saja, pikirnya.

Selasa pagi, Ririe pulang ke Semarang dengan pesawat terbang ,tanpa setahu Hasann yang masih belum juga mengunjunginya di kosannya.

Hasann masih terluka, masih ngambek, masih belum mengerti perasaan seorang perempuan mungkin. Waktu bisa mengobati segala masalah yang ada, tapi waktu juga bisa menghancurkan semuanya ! bagaimana kelanjutan kisah cintanya, masihkah mereka berjodoh atau sudah selesai semuanya ? hmm..yuk kita lihat saja... .