Didi itu tak pernah berubah, dan tabiatnya selalu begini, setiap melihat makanan maka dia akan lupa segalanya.
Rudolf pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mendesis kesal.
'Dasar, Rakus!' bicara Rudolf di dalam hati.
"Yaudah, Tante, pulang dulu ya, Didi! Bye!" Jeng Oktaf melambaikan tangannya sebelum berlalu pergi.
"Iya, Tante! Besok-besok kalau ada makanan lagi kasih ke saya ya, Tante!" ujar Didi.
"Ok, sip!" teriak Jeng Oktaf smbil mengacungkan jempolnya.
Setelah itu Didi memakan burger pemberian Jeng Oktaf seluruhnya, tanpa menyisakan untuk Rudolf sedikit pun, padahal burger itu ada dua yang seharusnya satu diberikan untuk Rudolf.
Tapi namanya juga Didi, kalau sudah melihat makanan, maka otaknya mendadak amnesia.
Sampai lupa kalau dia punya kakak yang harus saling berbagi.
"Ehm! Enak tuh kayaknya!" ujar Rudolf seraya bedehem dengan nada menyindir.
Seketika Didi langsung berhenti dan meletakkan potongan burger yang tinggal separuh itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com