webnovel

Crystal Grains

Kekacauan antar kekaisaran elemen mengakibatkan runtuhnya berbagai sekte dari berbagai kekaisaran di benua. Benua Tianshu, dimana terdapat banyak master bela diri berkembang diantara kekaisaran dan sekte yang sudah berdiri ribuan tahun yang lalu. Perang dimana mana, pengorbanan dimana mana, tidak ada yang tahu kapan peperangan akan berakhir. Di abad ini, seorang gadis yang belum berusia 20 tahun menginjakan kaki di benua dengan tidak terduga. Seorang gadis modern dari Shanghai, Fang Yin, menjadi seorang master bela diri dengan dasar spiritual kosong yang dianggap lemah. Tapi siapa sangka bahwa teknik bela diri yang ia bawa dari Shanghai begitu unik ditambah lagi beberapa rahasia tentang dirinya sendiri perlahan terungkap. *** "Namaku Fang Yin, panggil aku Crystal. Siapapun yang menganggap dasar spiritual kosong hanyalah pajangan di pintu gerbang, bersiaplah dengan kekalahan." - Fang Yin -

Chintyaboo · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
13 Chs

Berbagi itu Indah

"Kau ingin aku menambah pakan mereka selama sebulan?" Pengawas itu tertawa terbahak bahak. "Itu tidak mungkin. Ada beberapa alasan mengapa kami memberi mereka makan sekecil itu, itupun sudah bersyukur. Bagi mereka yang lemah, lebih baik mati saja. Kami hanya menerima orang yang kuat!"

Wajah Fang Yin menggelap sebentar kemudian cerah kembali seperti tadi. "Aku ingin tahu apa itu alasannya. Aku butuh alasan jika mati."

"Kenapa butuh alasan? Kau dan mereka, sama sama orang biasa. Kau pikir dengan ini bisa membuat kami berbelas kasih? Jangan lupa, yang kuat yang berkuasa. Lemah ditakdirkan menderita, jangan salahkan yang kuat jika yang lemah menderita. Aku tidak punya banyak waktu untuk berdebat denganmu. Kalau dilihat, kau sepertinya sendirian. Tidak ada laki laki dirumahmu, bagaimana kau bisa bertahan?" Dia mengejek Fang Yin. Memang, peran laki laki di dunia ini sangat tinggi sebagai kepala keluarga ditambah tulang punggung dan pelindung. Dengan Fang Yin yang sendiri, tentu dianggap gadis sial.

"Kenapa kalau tidak ada? Aku tumbuh tanpa laki laki. Laki laki itu adalah hewan buas, aku tidak mungkin menyimpan hewan buas di rumahku." Fang Yin tanpa sadar menyindir semua laki laki di tempat ini, itu membuat mereka tidak terima.

"Kau meremehkan banyak orang. Tidak takut terjadi sesuatu?"

Apa yang bisa terjadi pada Fang Yin? Fang Yin tetap tenang, walau hatinya meronta ronta. Dia bisa saja menggelegar sekarang, tapi itu bukan waktu yang tepat. Dia masih mempertahankan posisi senyum tipisnya yang tampak polos tapi sebenarnya itu senyum pengucilan. Huan Yue tidak ada, jadi dia harus berhati hati pada orang orang ini.

Semua orang memandangi Fang Yin dengan berbagai ekspresi. Ada yang takut ada yang khawatir ada yang menghina karena telah sangat berani menentang seorang pendekar. Bagi Fang Yin, dihadapannya bukanlah seorang pendekar melainkan pengecut. Seorang pendekar sejati bertugas melindungi, bukan menyiksa. "Kukatakan satu hal, aku bukan orang lemah." Suara Fang Yin tampak tenang namun ditelinga penduduk terdengar dingin walau wajahnya menunjukkan senyum tapi senyum mengerikan. "Kalian para ahli bela diri, bukan spiritual, mana bisa dibandingkan dengan ahli spiritual? Diluar sana, pendekar seperti kalian juga ditakdirkan lemah. Disini kalian merasa diatas, hanya berani didalam kandang, bukankah itu menjadi lelucon?"

"Sembarangan! Jangan buat aku melanggar batasan!" Dia sudah sangat marah dan mengepalkan tinjunya.

"Aku ingin lihat bagaimana kau melanggar batasan." Fang Yin memicingkan bibirnya.

Pria besar itu semakin geram dan melepaskan tinjunya ke arah dada Fang Yin. Seakan semuanya melambat di mata Fang Yin, Fang Yin mulai merasa dirinya berbahaya. Dia melihat kepalan tangan tertuju padanya dan langsung mundur dua langkah untuk menghindari pukulan. Aturan pembelajaran Huan Yue ketika belum mencapai kultivasi, hal pertama yang harus dilakukan ketika berlawanan dengan musuh yang lebih tinggi adalah, menghindar.

Serangan peria besar itu terus tertuju pada Fang Yin dengan kepalannya yang keras, seharusnya Fang Yin tidak bisa menahannya dengan kekuatannya. Namun, dia bisa menghindarinya dengan anggun. Fang Yin hanya perlu berjalan menghindar, terus mundur ketika pria itu menggunakan tinjunya hingga terpojok. Ketika Fang Yin merasa terpojok, dia menyingkir ke samping hingga tinju itu mengenai pohon. Seakan tangannya terbuat dari beton, pria besar melancarkan serangan lain dan mulai sangat marah telah dipermalukan gadis kecil.

Yang Fang Yin lakukan hanya menghindar. Bahkan pria tua itu sama sekali tidak bisa menyentuh sehelai rambut Fang Yin yang berterbangan oleh gerakan Fang Yin yang tenang. Gerakannya sangat halus, juga sangat tepat. Bahkan orang orang mulai berpikir bahwa Fang Yin adalah ahli spiritual tipe kecepatan. Tapi itu salah besar, Fang Yin masih tidak bisa disebut ahli spiritual. Dia hanya manusia biasa dengan keterampilan luar biasa.

Ketika pria besar menggunakan kakinya untuk menyerang kaki Fang Yin, Fang Yin melompat seperti angin membuat semua orang terpana akan kecantikan dalam aksinya. Ini hanya langkah awal, dia belum merasakan bagaimana rasanya terkena serangan pedang Fang Yin. Fang Yin sama sekali tidak menggunakan pedang, dia hanya melipat kedua tangannya didada dengan tenang juga dengan senyuman mengejek. Bahkan sesekali Fang Yin memeleti pria besar itu sampai ditertawai rakyat. Seorang pemdekar menjadi bahan tertawaan, itu benar benar hal baru di desa Qingshan!

Pria besar itu tampak ragu dan kelelahan hingga akhirnya berhenti. Fang Yin seakan tidak kehabisan tenaga terus menghindar, dia masih berdiri tegak dengan tenang juga pandangan redup. Sebenarnya Fang Yin lelah, tapi dia menutupinya dengan ketenangan.

Melihat ekspresi pria besar, Fang Yin memikirkan cara untuk membual. "Aku telah melihat banyak pendekar atau prajurit kekaisaran, mereka tanggap dan melindungi rakyat, bertaruh dengan nyawa untuk kemakmuran rakyat. Tapi aku tidak melihatnya disini."

"Kau orang kekaisaran?" Matanya terbelalak. Bukan hanya pria besar di hadapan Fang Yin, melainkan orang orang yang tengah berbaris juga terkejut mendengar tentang kekaisaran.

Fang Yin tersenyum jahil. "Bagaimana menurutmu?"

Mereka saling berbisik bicara tentang Fang Yin. Mereka terlihat bodoh dimata Fang Yin, menggunakan sedikit trik kecil untuk orang orang bodoh hanya masalah kecil. Kecuali jika ada seseorang yang cukup pintar disandingkan dengan kelincahan bicara Fang Yin, barulah dapat menemukan celah.

Didalam kerumunan, tampak seseorang pria muda yang tetap tenang memperhatikan Fang Yin dari jauh. Iris matanya tenang dan dia tersenyum nyaris terkekeh seakan menemukan celah trik kecil Fang Yin. Fang Yin merasakan seseorang memusatkannya, dia beralih ke kerumunan, mengedarkan pandangannya mencari sosok tersebut, tapi tidak menemukan siapapun yang mencurigakan. Seketika Fang Yin mulai gugup.

Sekumpulan pekerja terbelah memberi jalan untuk seseorang. Seorang dengan baju zirah dan badannya tak kalah besar juga tinggi. Fang Yin merasa telah menjadi anak kecil di dekatnya, tingginya melampaui tinggi pengawas yang berdebat dengan Fang Yin dan memiliki aura intimidasi yang lebih menekan, bahkan Fang Yin dapat merasakannya.

"Pimpinan Mu!" Para pendekar itu bertekuk berlutut memberi penghormatan. Tentu terkecuali Fang Yin karena tidak tahu siapapun. Kerumunan yang awalnya penuh bisikkan, menjadi sunyi dan ketakutan ketika melihat seorang pimpinan di depan mata mereka.

Pandangan pimpinan itu terarah pada Fang Yin, dengan tatapan tajam dan dingin, tepat menusuk celah terlemah Fang Yin untuk ditindas.

"Nona, apa terjadi masalah?"

"Pimpinan, nona ini mengatakan bahwa dia dari kekaisaran dan ikut campur masalah rakyat!" Orang yang berdebat dengan Fang Yin mengeluh.

Fang Yin menaikkan alisnya dengan tajam kemudian melirik jendral dengan berani tanpa ekspresi. "Apa aku mengatakan bahwa aku dari kekaisaran?"

Ucapan Fang Yin seakan ejekkan bagi semua orang. Mereka para pendekar mulai marah pada Fang Yin, mereka merasa tertipu sedangkan para rakyat tetap tidak berani bicara. Mereka hanya memandang Fang Yin dengan tidak percaya. Jika berani menentang pasukan itu, maka seharusnya kekuatan Fang Yin tidak biasa untuk seorang gadis kecil, itulah yang di pikiran mereka.

"Kalau boleh tahu, siapa nama nona?" Jendral itu bertanya.

Fang Yin tersenyum. Akhirnya ada yang berani bertanya tentang namanya setelah sekian lama bicara. Fang Yin menangkup kedua tangannya kedepan untuk menghormati seseorang yang diatasnya. "Margaku Fang, Namaku Yin. Orang memanggilku Crystal atau Fang Yin." Setelah mengatakan itu, Fang Yin menurunkan kembali tangannya dan bersikap santai.

"Nona Fang, jika ada sesuatu bisa dibicarakan dengan baik. Ada masalah apa?"

"Aku tidak akan banyak basa basi. Aku ingin alasan kenapa para rakyat tidak mendapatkan hak mereka. Aku sendiri merasakannya ketika memetik herbal paling banyak, tapi mendapatkan jatah lebih sedikit." Fang Yin mengeluh.

"Jadi masalah itu ... Belakangan ini Tuan Muda Qing sedang melakukan pelatihan tertutup. Jadi semua rakyat di pandu untuk membantu pelatihannya dan mewarisi kepemimpinan sesuai syarat dari Tao Ming. Tao Ming adalah guru Tuan Muda Qing, beliau seorang ahli spiritual. Jadi untuk herbal dan pakan, memang sedikit dikurangi untuk kemungkinan di masa depan."

"Kemungkinan?" Fang Yin bertanya tanya.

"Sepertinya Nona Fang tidak tahu. Tao Ming melatih Tuan Muda Qing untuk satu tujuan, penyatuan klan. Klan Xingfu dan Klan Qingshan kami tidak rukun. Klan Xingfu memiliki banyak ahli spiritual di sekte sedangkan Klan Qingshan terlalu miskin untuk disebut sebuah klan. Para klan itu terlalu sombong untuk seorang ahli spiritual dan berniat menyingkirkan sampah seperti kami, jadi satu satunya harapan Tuan Muda Qing Wei untuk mempertahankan klan."

Fang Yin tertegun. Jadi untuk memulihkan Klan ke masa kejayaannya. Tapi cara mereka salah! "Tapi, apa itu berarti nyawa kami tidak penting?" Fang Yin tidak lagi main main. Wajahnya serius bercampur sedih tidak seperti biasanya.

"Nona Fang memikirkannya dengan baik. Hanya saja, kami tidak tahu harus melakukan apa agar Klan tetap utuh."

"Bagiku ... Satu nyawa sangat berharga. Satu nyawa menyebabkan kebencian. Kau tidak memikirkannya? Walau kekuatan adalah hal terpenting dalam hidup, dibandingkan dengan hilangnya salah satu anggota keluarga, itu lebih menjadi pukulan besar. Tuan Muda Qing bisa terus berkultivasi, tapi tidak seharusnya mengurangi komposisi makanan. Makanan adalah hal pokok dan tidak dapat di tunda, kalian ada di tempat saat ini juga karena dukungan warga. Apa layak jika kalian memperlakukan mereka seperti ini?" Suara Fang Yin melembut seperti wanita sesungguhnya. Mengatakan tentang hal itu, membuatnya teringat akan masa lalunya dan dia tidak bisa menahan sedih.

Pimpinan Mu mengangkat sudut sudut bibirnya. "Maaf harus mengecewakan Nona Fang. Ini adalah aturan klan kami. Jika Nona Fang ingin lebih, sebagai tanda terimakasih atas pencerahannya, aku bisa memberimu langsung."

Mata Fang Yin kembali cerah, tapi itu hanya sementara karena hanya dia yang dikasih lebih. Selagi Pimpinan Mu mengambil jatah lebih untuk Fang Yin, Fang Yin memikirkan cara agar rakyat tidak menderita dihadapannya. Fang Yin pernah bersumpah, tidak akan membiarkan siapapun menderita di depan matanya. Itu adalah kebiasaan. Ketika dia melihat pengemis di jalan, dia akan memberikan apapun yang dia punya selain uang meski Fang Yin tidak mendapatkannya.

Banyak sepasang mata iri menuju ke arah Fang Yin. Sedangkan Fang Yin, menatap kosong sekarung gandum menuju ke arahnya.

"Nona Fang, saya pamit." Pimpinan Mu pergi setelah ditanggapi Fang Yin dengan sedikit bungkukkan.

Fang Yin bingung harus melakukan apa. Tidak ada sama sekali yang membantunya membawa karung berat ini dan dia terpaksa menyeretnya dengan lesu. Banyak yang merasa iri padanya, tapi dibalik semua itu, Fang Yin sudah memikirkan cara.

Setelah sekian lama, bersusah payah membawa sekarung gandum yang berat, Fang Yin akhirnya sampai di depan rumah. Fang Yin meletakkan sekarung gandum itu dan melemas lemaskan tangannya yang kaku. Menggunakan cincin ruang untuk mengambil barang, Fang Yin mengeluarkan beberapa kertas yang biasa digunakan orang untuk belanja di dunia modern. Dia tidak punya kantung plastik atau kain yang harus direlakan, jadi mengandalkan kertas yang digulung di tangannya.

Fang Yin mengambil dua potong besi dari cincin ruang tanpa cuma cuma, kemudian membunyikan besi itu dengan membenturkannya seperti gong.

Suara pukulan besi terdengar berisik ditambah lagi Fang Yin berteriak teriak memanggil penduduk. Mengandalkan teknik Huan Yue untuk mengedarkan suaranya melalui angin, suara Fang Yin berhasil meraih tiap penduduk termasuk daerah pusat.

"Para warga desa Qingshan, diharapkan datang kemari untuk menerima makanan! Siapapun yang membutuhkannya, ini GRATIS! Tidak ada pemungutan biaya atau pajak, atau harus menukarkan barang buatan kalian!" Fang Yin menekankan kata gratis untuk menjadi yang lebih jelas.

Jika seperti ini, tanpa disadari Fang Yin telah membuat keributan besar!

Para warga tentu merasa antusias dan semangat membara. Mereka mengenal suara familiar itu yang terdengar lantang di pusat tadi. Dengan berbondong bondong datang mewakili keluarga mereka. Mereka melupakan semua provokasi yang dilakukan Fang Yin tadi, hal yang terpenting adalah mendapatkan apa yang menjadi hak mereka. Lagipula, keberadaan Fang Yin tadi juga merupakan pembelaan untuk tiap warga, meski ada yang tidak mengerti dan menganggap Fang Yin kurang kerjaan.

Berdasarkan himbauan Fang Yin, mereka berbaris dengan rapi. Orangtua dan wanita didahulukan, meski ada yang tidak terima, tapi intinya mereka dapat jatah yang sama. Fang Yin tidak bisa mengukur tiap orang, dia hanya bisa mengukur apa yang dia punya juga makanan untuk dirinya sendiri.

"Nak, kau tidak takut kelaparan? Mereka sudah berbaik hati memberimu jatah sebanyak ini. Kenapa disia siakan?" Seorang wanita tua bicara merasa kasihan.

"Apa berbagi adalah sia sia? Menurutku, berbagi itu indah. Aku berdiri didepan Pimpinan Mu mewakili kalian semua jadi tidak mungkin aku mengabaikan kalian setelah menerima hasilnya. Lagipula, aku tidak tahu cara menghabiskan sebanyak ini. Aku sudah terbiasa makan sehari dua kali dengan porsi sedikit, itu menjaga berat badanku!" Fang Yin bicara dnegan riang dan ceria. Tak apa berbohong demi kebaikan, jika dia berkata dengan jujur mengenai masalahnya, dia hanya akan diejek sebagai anak yang rakus. Gini gini, Fang Yin memperhatikan reputasinya!

Semua yang hadir tadi ikut berkumpul menunggu makanan dari Fang Yin tak terkecuali pria muda yang diam diam menertawakan Fang Yin ketika bicara mengenai kekaisaran tadi.

***

Suara teriakan menggema dibawah kegelapan. Siluet api dan energi saling bertubrukan menyebabkan ledakan diberbagai sisi. Kekaisaran diambang kekacauan, banyak mayat prajurit maupun rakyat bertebaran dengan berbagai luka di tubuh. Darah segar berceceran dilantai maupun dinding teurtama disebuah pedang panjang yang dipegang sosok bermata merah yang baru saja menarik pedangnya dari dada salah seorang prajurit.

Senyum terukir diwajah cantiknya yang memiliki cairan merah di pipinya. Itu bukan darahnya, melainkan darah korbannya. Mata merahnya menatap pedang berlumuran darah itu berbinar dan seringaian mengerikan. Dia sama sekali tidak membiarkan siapapun di sekitarnya kabur dengan mudah bahkan seorang anak kecil sekalipun.

Sosok hitam mendarat 10 meter dari belakangnya. Wajah sosok tersebut datar dan terlihat bahwa dia adalah wanita. Mata ungunya menatap sosok penuh darah itu tajam dan penuh dendam. Dia tidak mengeluarkan senjata apapun dan tetap berdiri dengan aura ungu yang akan membuat siapapun ketakutan.

"Aku tidak menyangka. Hanya karena aksi kecil ini, kau akan menunjukkan diri setelah bertahun tahun," kata si mata merah kemudian berbalik melihat lawannya yang masih berdiri 10 meter jauhnya dibawah tangga. "Kau ingat apa yang terjadi saat itu? Kalau bukan karena mereka menentangku dan memilih jalang itu, kalian akan selamat. Kau pergi seperti anak anjing yang kehilangan arah dan penuh keagresivitas. Kini kau kembali, aku curiga kau sudah memiliki kualifikasi untuk melawanku."

"Tidak tahu jika tidak mencoba. Aku menghabiskan seluruh hidupku untuk ini. Kau menghancurkan mereka kembali, tidak takut dia kembali dan membuat kehancuran untukmu?"

"Dia sudah mati," kata si mata merah sambil menggeleng geleng pelan penuh hinaan. "Semuanya sudah mati tanpa ada yang tersisa kecuali jalang itu. Sangat disayangkan, orang tua itu malah lebih memilih mengurungnya daripada membunuhnya. Kalaupun jalang itu balas dendam, apa dia bisa mengalahkan kekuatan sesungguhnya?" Si mata merah tertawa penuh hinaan.

"Ada pengecualian dalam segala hal. Setelah hari itu terjadi, dewa manapun tidak bisa menyelamatkanmu. Aku sudah menemukannya."

Tawa si mata merah berhenti dan menjadi kekejaman yang tak terhingga. Wajahnya menunjukkan seringai dan mata merahnya menyala seperti iblis. Dia bahkan tidak bisa disebut manusia lagi karena seluruh kekuatan dan tindakannya sudah melampaui iblis.

Sosok hitam itu hanya menatapnya datar tanpa berkata kata dan bersiap akan serangan apapun yang dilancarkan. Sebuah sinar merah keluar seperti meteor menghantamnya. Dalam kecepatan kilat, dia menghindar dan tiba tiba sudah ada didepan si mata merah. Sinar merah itu meledak dibelakangnya menyemburkan api seperti bom.

"Sayangnya, kau tidak memiliki kualifikasi untuk melihatnya."