Briel bergegas mendekati pintu, tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Frans.
"Terkadang, saat kamu dewasa ada beberapa hal yang siap tak siap harus kamu hadapi, Briel. Om sudah mengatakan semua yang seharusnya dikatakan, Om tak ingin apapun. Hanya saja, saat kamu benar-benar mengambil alih perusahaan, kamu jangan melupakan Om!" ucap Frans.
Briel tak mengatakan apapun lagi, dia pun bergegas meninggalkan ruangan Frans.
Di tengah langkahnya, jantung Briel tak hentinya berdegup cepat, seluruh tubuhnya gemetar mengingat semua ucapan Frans. Hatinya gelisah, dia tak bisa diam saja membiarkan kesalahan yang mungkin diucapkan oleh Frans. Separuh hatinya menolak untuk mempercayai ucapan Frans tentang pengkhianatan Bram bersama Clara.
Briel bergegas menuju mobilnya. Dia mengambil ponselnya dan tepat sekali dengan itu ada panggilan masuk dari Erland. Briel menolak panggilan Erland dan menekan panggilan menuju kontak sang kakek, papi mendiang Anita.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com