webnovel

CODE: FAUST

" The world is on chaos and despair " ...... ... " The world is turning into hell " ...... ... Tahun 2028 , bumi terserang sebuah penyakit misterius yang membuat manusia menjadi monster , bahkan virus tersebut membuat efek yang sama kepada hewan yang terjangkit dengan virus ini sama seperti manusia , terjangkit dengan virus ini sama dengan keputus asaan , tidak ada yang bisa menyembuhkan virus ini , siapa pun tidak bisa membantu mu , dikucilkan di jauhi , dan terisolasi dan pada akhirnya kamu berakhir mati dan berubah menjadi mutant . Dengan terjadi nya outbreak , dunia perlahan perlahan mulai runtuh , gedung gedung hancur akibat kerusakan yang di buat oleh para monster , yaitu para infected dan juga reated , dua kategori mutant atau monster yang terjangkit virus yang sama , di tahun 2036 manusia telah hidup bertahun tahun di dunia yang sudah jadi neraka ini , peraturan sudah berubah , yang kuat yang akan bertahan sementara yang lemah akan mati terlahap waktu dan mutant . Manusia mulai membuat faksi serta group mereka masing masing , bahkan pemerintah pun mulai kembali bangkit dan memonopoli semuanya. The Government , Black beast , nomads , striker , freedom , the orders dan bahkan faksi militer seperti ghost vulture , gray skull unit dan strider knight pun mulai bangkit dan berjalan kembali . " Perang masih terjadi , meskipun dunia ini berubah " Plague , seorang profesor ahli dalam tubuh manusia bahkan sebelum jadi profesor ia dulu adalah seorang dokter , nama asli dia adalah Dr. Plague , nama ini belum sepenuhnya nama dia yang sebenarnya , dengan tekad dan niat nya ia ingin mengembalikan dunia seperti semula , dengan begitu dia bisa membayar dosa dosanya di masa lalu Tapi , dibalik dunia yang seperti ini , perang masih berjalan dan mutant bahkan radioaktif dimana mana , ada misteri yang menyelimuti mengapa ini semua terjadi .

RaiiyaRay · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
56 Chs

Chapter 24 :A Peaceful Night

Plague dan yang lainnya sedang menikmati makanan yang dibuat oleh jeanne , yaitu sausage sandwich dengan saus spesial buatan jeanne , malam yang dingin ini sangat begitu nikmat untuk berkemah bersama teman , apalagi suasana langit yang begitu indah , serasa seru dan jauh lebih menarik .

" Ugh .... Haah , d- dimana aku ? "

Raphael pun terbangun dari pingsannya , disaat raphael bangun sophia memberikannya sandwich , raphael pun menggosok matanya , dan melihat seorang wanita yang begitu familiar sekali dimatanya , yaitu sophia , kekasihnya yang sudah lama ia cari .

" So-sophia?! , Kamu ... "

" Iya ini aku , akhirnya aku ingat juga raphael , selamat datang kembali "

Sophia memberikan senyumannya yang begitu menawan di depan raphael , sontak raphael langsung memeluk Sophia dengan begitu erat , raphael sangat rindu sekali dengan Sophia , bahkan sebelum tidur ia selalu memandangi foto nya

" Sophia ....akhirnya , kita bertemu juga , syukurlah kamu tidak apa apa " ucap raphael lalu melepas pelukannya

" Iya , aku bersama natsumi berhasil kabur , dan aku juga bertemu dengan raiden , dia adalah Radiative jadi kami berdua sering dibantu oleh nya " ucap sophia melihat Raiden dan juga natsumi yang sedang duduk

" Ah gak kok , aku hanya membantu kecil saja " ujar raiden dengan malu malu

" Hey , kamu sendiri lah yang telah berhasil membuat kami selamat , untung kita bertemu dengan mu , kalo gak , kita bisa dibunuh oleh para bajingan itu , i thanks to you too comrade " tegas natsumi memegang pundaknya seakan akan meyakinkan raiden

" Ah gitu ya ha ha "

Raphael melihat sekitarnya , dan tiba tiba plague berdiri di samping raphael , plague nampak diam tapi terlihat matanya di dalam topengnya mengarah ke raphael , seakan akan plague ingin mengatakan sesuatu

" Sepertinya , aku merepotkan tamu yang baru tinggal di shelter , haah what a drag " ucap raphael lalu menggeleng kan kepalanya

" Hmm , lain kali ...jika membutuh kan bantuan dokter kirim pesan darurat bahwa kau dalam bahaya , jeanne begitu khawatir dan punya firasat buruk tentang mu kau tahu itu " ujar plague menunduk ke raphael lalu mengeluarkan pda dan menggoyang goyangkan pda itu

" Hm , yah ada benarnya sih , seperti nya aku adalah pasien mu hari ini profesor " ujar raphael dengan tersenyum

" Yeah , you don't need to pay me " ucap plague lalu ia pergi ke arah api unggun

Malam itu mereka 6 berkemah di empty lands , dengan tenda yang lumayan besar itu bisa muat 3 tiga orang , total ada 2 tenda dan masing masing tenda memiliki kapasitas yang berbeda , yang satu muat 3 orang yang satu hanya 2 orang saja , karena hal itu natsumi meusul kan ide .

" Hey , tenda kita ini hanya bisa muat 5 orang saja , eh salah maksud ku 3 dan juga 2 , jadi siapa yang akan tidur di luar ? " Tanya natsumi

" Aku akan tidur diluar " ujar plague

" Hey kamu yakin dengan keputusan mu ? Diluar ini dingin dan berbahaya ? " Tanya natsumi karena ia ragu dengan plague

" Iya , lagipula ....kekuatan ku bisa membunuh mutant dengan mudah , aku akan menjaga kalian semua , jadi aku tidur diluar " ujar plague

" Ah iya , kamu ini radiative biomass , kekuatan yang bisa membunuh musuh Dari dalam dengan meracuni nya "

Dan akhirnya natsumi pun memutuskan plague tidur di luar , namun jeanne tampak tak setuju dengan keputusan itu , karena ia masih khawatir juga plague kenapa kenapa , tapi sebenarnya seorang radiative bisa meregenerasi luka mereka dengan begitu cepat , alias fast healing tanpa menggunakan medkit sekalipun

Dan akhirnya waktu pun semakin berubah menjadi gelap dan berkabut , suhu jauh lebih dingin dari biasanya , natsumi membiarkan api unggunnya tetap hidup , tapi plague matikan karena ada potensi untuk membakar tenda jadi ia matikan , setelah plague mematikan api unggun , ia pun duduk di kursi kamping , melihat langit langit , layaknya orang yang sedang galau , tapi dimatanya , ia terlihat tenang dan senang bisa melihat indahnya langit

Tapi di sisi lain , jeanne susah tidur karena memikirkan plague , jeanne bersikap seperti seorang ibu yang panik akan anak nya karena ia tidur diluar , jeanne pun keluar dari sleeping bag nya , lalu mengambil selimut miliki sophia tanpa seizinnya

" Sophia , aku pinjam dulu ya selimutnya bentar aja " ucap jeanne dengan begitu pelan

Suara jeanne tak bisa didengar oleh sophia , terlihat sophia begitu pulas dalam tidurnya , Jeanne pun membuka tenda dengan kecil , agar ia bisa mengintip apa yang di lakukan plague , pintu tenda pun terbuka kecil , terlihat celah dan jeanne melihat plague sedang melihat langit langit , lalu tiba tiba plague melepas topengnya dengan begitu pelan

Akhirnya topeng itu dilepas oleh plague , jeanne yang melihat itu cukup kaget , dan sekali lagi terpukau dengan mukanya plague yang sangat begitu ganteng , seperti karakter cowok ikemen di game , tanpa jeanne sadari ia terus melihat muka plague dengan lama , dan plague pun melihat kearah tenda seperti baru sadar bahwa ada seseorang yang melihat nya , plague pun memanggil siapa yang sedang mengintip nya

" Hey , keluar kenapa kamu intip intip ! " Teriak plague dengan suara yang mayan kencang

" Ah aku ketahuan ~ " ucap jeanne lalu ia keluar dari tenda dan membawa selimut di tangannya

" Kamu belum tidur jeanne? Ini sudah tengah malam loh " ujar plague

" Ah , iya aku belum tidur ...aku, um sebenernya khawatir sama kamu yang tidur diluar , sedangkan diluar itu dingin , jadi aku bawain kamu selimut " ucap jeanne lalu memberikan selimut yang ia bawa

" Terimakasih jeanne , ya udara diluar memang dingin tapi .....bisa melihat pemandangan yang begitu indah rasanya - " ucap plague dan ia berhenti di salah satu kata nya

" Rasanya? ....apa? " Tanya jeanne

" Ah bukan apa apa , sekali lagi makasih ya jeanne " ujar plague

" Iya sama sama "

Jeanne masih terdiam disana dan ikut melihat langit , plague bingung mengapa jeanne tidak masuk kedalam

" Jeanne , kamu kenapa tidak masuk ke dalam tenda? " Tanya plague yang kebingungan

" Ah sebenarnya , aku ingin menemani kamu sebentar di luar sembari menunggu mu terlelap " ucap jeanne

" .....jadi begitu ya , hm tidak usah kamu lanjut tidur saja di dalam " ujar plague

" Haaah , gak papa .....lagipula ini keinginan ku juga , ayo turun dari duduk mu plague mari kita duduk di pohon berdua " ucap jeanne menarik tangan plague

" Hey! Pelan pelan "

Plague pun tak bisa mengelak permintaan jeanne itu sendiri , dan pada akhirnya menyerah dengan keadaan dan ikut duduk bersama jeanne di bawah pohon yang sudah tidak memiliki daun , mesikpun begitu di bawah pohon tersebut masih terdapat rumput yang cukup banyak dan tidak terlalu tinggi

-Bersambung-