webnovel

Classroom Of The Elite : True Genius [Indonesia]

Ini adalah fanfic pertamaku, jadi masih harus belajar lagi untuk menulis Mungkin sifat Chara yang ada dicerita ini agak berbeda dengan cerita aslinya yang mungkin juga alurnya akan berbeda meskipun tidak banyak Chara bukan milikku kecuali Oc....... Semoga kalian senang membacanya Dan jika ada gambar..... Gambar bukan milik author .................. "Jadilah jenius sejati" "Jadilah orang yang akan menghancurkan jenius lainnya" "Aku menjalani hidup dengan bebas..... Tapi siapapun yang menantangku, aku tidak akan tinggal diam" Selamat membaca...

Rheinn · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
24 Chs

22 - Horikita Suzune

Ren saat ini sedang menuju kamarnya karena pembicaraan bersama dengan ketua OSIS sudah selesai. Sebelum sampai dikamarnya dia melihat Horikita sedang berdiri didepan salah satu pintu kamar. Kamar itu juga tepat berada disebelah kamar Ren, tapi Ren sama sekali tidak tahu kamar siapa itu meskipun ada disebelahnya.

"....Horikita" Ucap Ren yang menyapa Horikita yang belum menekan Bell. Tentu saja Horikita melirik kearah Ren.

"Sakayanagi-Kun? Apa yang kau lakukan disini?" Ucap Horikita yang tidak tahu bahwa kamar Ren ada disebelah kamar yang ingin dia masuki.

"Seharusnya aku yang berbicara seperti itu. Dilantai ini adalah asrama bagi laki laki, dan juga kamarku tepat disebelah kamar yang ingin kau masuki" Jelas Ren kepada Horikita sambil melanjutkan langkahnya menuju kamarnya...

.... Ren sudah menebak apa yang akan Horikita lakukan seperti meminta bantuan atau mungkin memberikan informasi kepada siapapun yang ada didalam kamar.

"Jadi kamar siapa itu?" Tanya Ren sesudah membuka pintu kamarnya.

"Kau yang ada disebelah kamarnya bahkan tidak tahu siapa dia? Apa saja yang kau lakukan sampai tidak mengetahui orang disebelah kamarmu" Jawab Horikita, seharusnya siapapun pasti mengetahui orang yang berada disebelah kamarnya.

Alasan mengapa Ren tidak tahu orang yang berada disebelah kamarnya bukan karena cedera otaknya, tapi karena dia tidak pernah melihat orang itu. Mungkin karena pada saat Ren keluar orang itu tidak keluar dan sebaliknya.

"Itu bukan urusanmu... Yang pasti apapun yang kau lakukan akan sia sia" Ucap Ren yang belum juga masuk kamarnya.

"Apa maksudmu?" Ucap Horikita yang dari nadanya terlihat serius.

"Orang sepertimu tidak mungkin pergi keasrama pria hanya untuk masalah yang tidak berguna.... Kau pasti ingin membahas tentang masalah kelas dengan dia, kan?" Ucap Ren yang sudah bisa menyimpulkan tindakan Horikita.

"..... Itu benar" Balas Horikita yang sebelumnya sempat terkejut karena Ren menyimpulkan nya dengan sempurna.

"Kau juga pasti sudah tahu siapa orang yang mengetahui tentang masalah Sudou... Wanita yang bernama Sakura, kan?" Ucap Ren yang membuat Horikita terkejut.

Ren bisa tahu karena sejak saat masalah ini terjadi hanya Sakura saja yang bertindak aneh. Alasan Ren bisa tahu nama Sakura karena buku catatan tentang murid yang dia miliki.

"..... Bagaimana kau bisa tahu?" Ucap Horikita

"Sudah aku katakan bahwa ini adalah masalah yang mudah diselesaikan... Seperti yang Manabu-Senpai katakan bahwa kau memang tidak bisa naik kekelas A" Ucap Ren sambil masuk kedalam kamarnya.

"Apa yang kau katakan tadi!?" Ucap Horikita yang nadanya agak tinggi. Dia terkejut karena Ren mengucapkan nama ketua OSIS yang adalah kakaknya.

"Seperti yang kakakmu katakan bahwa mustahil kau bisa naik kekelas A jika terus seperti ini" Balas Ren yang akhirnya menutup pintu kamarnya tanpa mempedulikan Horikita yang terkejut.

Disisi lain Horikita sangat terkejut dengan perkataan Ren. Perkataan Ren itu sama seperti perkataan kakaknya, belum lagi Ren memanggil kakaknya dengan nama depan yang berarti mereka bisa dibilang dekat.

Rencana Ren untuk diperbolehkan memanggil ketua OSIS dengan nama depannya salah satunya untuk membuat Horikita menganggap bahwa Ren dan kakaknya dekat. Jika dia menganggap seperti itu maka dia lebih mudah digunakan oleh Ren.

"Apakah Sakayanagi-Kun dekat dengan kakakku? Bukan hanya itu bahkan dia mengucapkan sesuatu dengan mudahnya... Pikirkan itu nanti saja yang terpenting sekarang adalah membahas masalah kelas D terlebih dahulu."Gumam Horikita sebelum akhirnya menekan Bell.

Tidak lama kemudian pintu terbuka dan menampilkan seorang pria yang adalah Ayanokouiji. Tapi sebelum Horikita ingin membahas tentang saksi dia melihat banyak sepatu didalam kamar Ayanokouiji yang membuat dirinya ingin kembali. Sebelum dia pergi Kushida memanggilnya dan Ayanokouiji membisikkan sesuatu yang membuat dirinya tidak jadi pergi.

"Kalian yang sudah mengeluarkan usaha keras untuk hasil yang sia sia, biar kuberi saran.....ada seorang saksi, dan itu juga orang yang kita kenal." Ucap Horikita yang sudah tahu bahwa Sakura, orang yang dibicarakan Ren tadi adalah saksi.

"Kau tahu orangnya?" Tanya Ayanokouiji.

"Orangnya adalah Sakura, anak kelas kita." Balas Horikita yang memberitahukan bahwa Sakura adalah saksi.

Setelah itu mereka masuk kedalam kamar untuk membahas tentang masalah ini. Seperti yang sudah Ren katakan bahwa meskipun Sakura ingin membantu, dia tidak akan bisa berbuat banyak dan hasilnya juga tidak akan berubah, Horikita juga tahu itu.

........

Didalam kamar, Ren sudah menyelesaikan semua urusannya seperti berganti baju, dll. Saat ini dia sedang menatap Vidio yang ada di laptopnya, tentu saja itu adalah Vidio yang bisa menyelesaikan masalah kelas D.

"Bagaimana cara kalian untuk membuat Wanita bernama Sakura itu untuk membantu kalian.... Dan bagaimana caranya agar kalian bisa menyelesaikan masalah ini, aku akan menunggu" Ucap Ren sambil menatap layar laptop yang menampilkan pertarungan Sudou dengan tiga orang dari kelas C.

Setelah beberapa menit akhirnya Ren menonaktifkan laptopnya dan pergi menuju tempat tidurnya kemudian merebahkan badannya.

"Hanya ada satu orang yang dekat dengan Horikita.... Jadi yang ada disebelah kamarku adalah Ayanokouiji, kah?" Gumam Ren sebelum akhirnya dia tertidur.

Horikita hanya terlihat dekat dengan Ayanokouiji dari awal sekolah dimulai. Jadi mudah menebak siapa yang ingin dia temui diasrama lelaki yaitu Ayanokouiji. Meskipun begitu dia mungkin hanya ingin memberitahu bukan membantu, Horikita adalah wanita yang tidak ingin kalah maka dari itu dia ingin melakukan apapun sendirian.

Itulah yang membuat Horikita tidak mungkin bisa naik kekelas A, dia tidak bisa naik hanya dengan kemampuannya saja. Ketua OSIS sadar akan hal itu dan mengatakan secara langsung kepada Horikita tapi dia tidak paham dan tidak mengerjakan apa yang ketua OSIS maksud.

.......

Sekolah berjalan seperti biasa hanya saja Kushida terus saja mencari Sakura untuk berbicara tentang masalah kelas D. Sebaliknya Sakura menghindari orang yang mencarinya karena dia tidak ingin terlibat.

Sementara Ren bersikap seperti biasanya, saat ini dia sedang membaca buku dan dibelakangnya ada Horikita yang ingin berbicara dengan Ren.

"Sakayanagi-Kun apakah kau dekat dengan kakakku?" Ucap Horikita kepada Ren yang sedang asik membaca.

... Pertanyaan inilah yang Ren tunggu disaat dia berkata Manabu-Senpai... Meskipun begitu tapi Ren hanya ingin membuat Horikita bertambah penasaran..

"Entahlah..... Aku berpikir hubungan kami adalah senior dan Junior" Ucap santai Ren yang bahkan tidak berpaling dari bukunya.

".....Apa maksud dari perkataanmu waktu itu? Aku ingin penjelasan" Meskipun masih penasaran dengan hubungan kakaknya dengan Ren, tapi Horikita mengalihkan pembicaraan.

"Hmmm, perkataan apa?"

"Perkataan yang mengatakan bahwa aku tidak bisa naik kekelas A, bahkan itu juga yang dikatakan kakakku.... Apa maksudnya itu?" Ucap Horikita yang meminta penjelasan untuk perkataan Ren.

"Oh..... Itu sudah wajar jika kau tidak bisa meraih kelas A.... Karena kau tidak bisa bergantung kepada orang lain, karena kau tidak memiliki seseorang yang bisa membantumu.....maka dari itu mustahil untukmu naik kekelas A" Jelas Ren santai seakan tidak akan ada yang terluka jika dia mengucapkan itu.

Tentu saja Horikita yang mendengar itu tidak bisa berkata kata karena itu semua kenyataan. Meskipun dia sudah berusaha sekeras apapun jika hanya melakukan semuanya sendirian dia tidak akan berkembang. Manusia adalah makhluk sosial jadi mereka membutuhkan yang lainnya untuk melakukan sesuatu.

Ren juga manusia, jadi dia membutuhkan orang lain untuk membantunya, hanya saja cara yang Ren lakukan terbilang unik. Meskipun orang itu menolong Ren tapi orang itu tidak tahu jika dirinya sudah menolong Ren. Itulah yang membuat apapun yang Ren lakukan terlihat seperti dia melakukan sendirian.

Jika ingin membuat yang lainnya membantu dirimu maka dapatkanlah dulu kepercayaan, maka dari itu apapun yang kau lakukan pasti berhasil... Jika ingin berhasil bersama maka semuanya harus saling percaya, tapi jalan ini adalah yang tidak bisa ditempuh oleh Ren. Maka dari itu Ren mengambil cara lain, dia membuat orang lain percaya hanya untuk mengorbankan orang yang percaya padanya, karena Ren tidak bisa percaya dengan siapapun.

"....."

"Itulah maksud dari perkataanku, mungkin Manabu-Senpai juga bermaksud sama denganku" Ucap Ren yang masih membaca buku.

Sementara Horikita tidak berbicara apapun, dia langsung pergi keluar dari kelas karena saat ini masih istirahat. Ren juga akhirnya menghentikan kegiatan membacanya dan pergi kekantin untuk makan.

Dia duduk ditempat biasa karena tidak ada orang yang duduk disana, tidak lama kemudian muncullah seorang wanita yang langsung duduk didepan Ren yang tidak lain adalah Ichinose.

"Apakah masalah kelasmu sudah selesai?" Tanya Ichinose sambil tersenyum.

"Belum..... Sebaiknya kita habiskan makanannya dulu" Ucap Ren yang langsung memakan makanannya diikuti oleh Ichinose.

Setelah semuanya selesai akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan yang tertunda karena makanan tadi.

"Apakah bantuanku bermanfaat bagi kalian?" Tanya Ichinose kepada Ren yang sudah pasti sia sia karena Ren juga tidak membantu kelas D.

"Aku tidak tahu.... Aku tidak membantu mereka, tapi sepertinya mereka sudah tahu siapa saksi yang melihat kejadian itu" Balas Ren yang sudah tahu bahwa Sakura sedang dicari oleh Kushida.

"Jadi begitu..... Siapa saksinya? Bolehkah aku mengetahuinya?" Ucap Ichinose yang tertarik dengan siapa saksi itu.

"Kalau tidak salah salah satu dari murid kelas D..... Namanya aku lupa padahal aku rasa kemarin aku ingat" Jawab Ren jujur karena dia saat ini sudah lupa nama Sakura.

"Hmm... Mau bagaimana lagi, aku akan bertanya ke Kushida-San nanti" Ucap Ichinose karena dia tahu sudah wajar jika Ren melupakan sesuatu.

Mereka mengobrol hal lain yang menurut mereka menarik sampai akhirnya Ichinose mengatakan hal yang selama ini ingin dia ketahui.

"Sakayanagi-Kun, bolehkah aku bertanya?" Ucap Ichinose yang ingin mengucapkan rasa penasarannya.

"Bukankah sudah aku bilang bahwa jika kau ingin bertanya langsung saja" Balas Ren sambil tersenyum.

"Baiklah..... Bukankah kau bisa menyelesaikan masalah kelasmu dengan mudah? Aku penasaran mengapa Sakayanagi-Kun tidak menyelesaikan masalah ini" Ucap Ichinose langsung ke intinya seperti yang diperintahkan Ren.

"Apa maksudmu?" Tanya Ren seperti seakan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Ichinose.

"Sakayanagi-Kun, kau sudah menebak bahwa kelas D akan mendapatkan masalah sebelum masalah itu muncul... Pastinya kau juga sudah menyiapkan bagaimana menyelesaikan masalah itu, kan?" Jelas Ichinose.

Meskipun Ren menyembunyikan wajahnya secara sempurna tapi Ichinose mengetahui bahwa Ren juga mengerti maksudnya. Ichinose bukan menebak dari wajah atau perilaku Ren karena itu mustahil, tapi dia menebak dari perkataan Ren.

Ichinose adalah anak yang pintar, fakta bahwa dia adalah pemimpin kelas B tidak bisa dibantahkan. Tidak ada yang bisa menebak apa yang ada dipikirkan Ren jika hanya dari wajahnya saja karena Ren pintar untuk menyembunyikan ekspresi nya.

"Hmmm.... Memang aku bisa menyelesaikan masalah ini tapi belum saatnya aku bertindak" Jawab santai Ren yang membuat Ichinose agak terkejut karena tindakan yang diambil Ren itu melibatkan seluruh kelas D.

"Kapan Sakayanagi-Kun akan bertindak?" Tanya Ichinose yang penasaran.

"Jika Saatnya tiba... Aku ingin melihat bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini, karena aku juga yakin meskipun aku tidak bertindak masalah ini juga akan selesai" Jawab Ren yang yakin bahwa semuanya akan kembali seperti semula bahkan jika dia tidak ikut membantu.

"Jika kau berkata begitu maka itu yang akan terjadi.." Ucap Ichinose seakan sudah tahu bahwa perkataan Ren akan selalu benar.

... Di mata Ichinose perkataan Ren seperti ramalan masa depan, apapun yang dia katakan pasti akan terjadi cepat atau lambat.

"Oh ya... Ichinose, besok bisakah kau menemaniku?" Ucap Ren yang meminta bantuan Ichinose.

"Menemani? Kau ingin membeli sesuatu lagi?" Ucap Ichinose karena dia sudah pernah menemani Ren jadi dia sudah sedikit terbiasa.

"Hmmm, ya begitulah meskipun tujuan utamaku bukan itu" Ucap Ren.

"Apa tujuan utamamu?"

"Kau akan tahu besok"

".... Baiklah" Ucap Ichinose yang setuju untuk menemani Ren besok.

Karena jam selanjutnya akan segera dimulai Ren bangun dan berjalan pergi duluan tapi sebelum itu dia mengucapkan sesuatu yang membuat Ichinose memerah.

"Sampai jumpa besok.....Honami" Ucap Ren yang melangkah pergi menuju kelas meninggalkan Ichinose yang wajahnya memerah karena dipanggil dengan nama depan.

Maaf jika ada Typo atau ada kesalahan dan ketidakjelasan

Alasan mengapa author baru update karena ada masalah..... Laptop yang menyimpan cerita ini mendadak error jadi baru bisa berjalan tadi malam

Terima kasih

Sampai nanti

Rheinncreators' thoughts