webnovel

CLASH OF THE CLANS

Menurutmu? Apa tujuan moongoddes menyatukan Clans Ionia dan Cynuria?

Putri_Mataram69 · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
28 Chs

Part 10

Haii princess kembali,

jangan lupa vote dan komen biar aku semangat.

~~~

Suara histeris teriakan seorang gadis menggema di ruangan itu. Tangan dan kakinya terikat pada sebuah rantai besi. Rambutnya yang berwarna biru gelap tak lagi nampak tertata. Matanya terus mengeluarkan buliran air mata, tersedu-sedu memohon ampunan dari sang iblis berwajah cantik jelita.

Seorang gadis cantik dengan gaun panjang menjuntai berwarna hitam itu dengan angkuhnya berjalan mendekati gadis yang sedang terisak itu. Jemarinya yang mulus dengan kuku yang cantik itu memegang dagu lancip gadis tersebut.

"Butuh ampunan Putri Alina?" ucapnya setengah berbisik.

Gadis yang di ketahui bernama Alina itu mendongak, menatap mata orang di hadapannya dengan tajam. Takut? Tentu saja Putri Alina takut, tapi dia harus tetap terlihat berani, right?

Cuihh. Putri Alina meludahi wajah gadis di hadapannya itu.

"Dasar kau iblis keparat. Kau fairy tapi hatimu lebih dari iblis. Bahkan Yang Mulia Pangeran setengah iblis masih lebih baik darimu!!!!"

Gadis cantik yang wajahnya di ludahi oleh Putri Alina itu berdiri tegap. Punggung tangannya membersihkan bekas hinaan di wajah cantiknya. Dia terkekeh. Senyumnya tak pudar.

"Oh Putri Alina. Kau pasti tau siapa Ibuku kan? Setengah manusia dan setengah dewa. Apakah kau tau dewa yang mana?"

Gadis itu mengelilingi Putri Alina sambil sesekali melihat sekeliling yang penuh dengan pengawal dan juga dua orang lelaki tampan yang sedari tadi memandanginya.

"Kakek buyutku adalah Zeus. Ibuku adalah anak dari Ares. Kau tau kan kekuatan dewa Zeus dan Ares?"

Putri Alina bungkam. Mulutnya tak bisa berkata-kata. Dia baru mengetahui fakta mencengangkan itu. Terisak-isak di sela diamnya. Sakit bekas cambukan di kakinya masih perih.

"Dengar ya Putri Alina yang terhormat. Jika kau masih ingin menghirup udara di dunia ini. Jangan sesekali kau menyentuh apapun milikku. Aku tidak akan segan membunuh. Orang tuaku mengajarkanku untuk tidak berbelas kasih kepada orang lain kau tau?"

Putri Alina hanya bisa mengangguk pelan dan pasrah. Dia mengaku salah. Dengan berbesar hati Princess Berly melepas ikatan rantai pada tangan dan kakinya. Membiarkan para pengawal memapahnya menuju tempat pengobatan. Ya, begitulah Berly. Dia tetap punya sisi manusia, semua ini dia lakukan hanya untuk membuat kaum wanita jera. Terlebih pengagum kekasihnya itu sangat banyak.

"Mate" panggil Pangeran Gavriil lembut.

Princess Berly tersenyum dan meraih tangan yang terulur itu. Gavriil menghela napas lega. Kekasihnya itu memang unik.

~~~

Pasangan kekasih yang di mabuk asmara itu berjalan menyusuri danau buatan di tepi kerajaan. Danau ini di buka untuk umum, jadi sesiapapun bebas mengunjungi danau ini. Princess Berly dengan gaun hitamnya itu sangat kontras dengan kulitnya yang bening. Sementara pria tampan di sebelahnya sangat menawan dengan pakaian dan jubah berwarna biru di dalam dan hitam di luar itu.

Banyak pasang mata yang memperhatikan apalagi gadis-gadis. Membuat Berly jengah, karena mereka tersenyum manis dan bahkan ada yang terang-terangan mengerlingkan mata. Semua itu di balas dengan anggukan dari pria itu.

"Tak bisakah kau diam saja sayangku?" tanya Berly. Tangannya tak pernah melepas pelukan di lengan pria itu.

Gavriil menaikkan alisnya sebelah, dia tak mengerti apa maksud kekasihnya itu.

"Jangan membalas senyuman mereka, aku tak suka. Kau ingin aku membunuh mereka semua?" Berly memajukan bibirnya, merajuk.

Gavriil mengelus surai panjang kekasihnya itu. Membenahi helai rambut yang tertiup angin. Memegang kedua bahu gadisnya itu, menatapnya dalam.

"Cemburumu berlebihan, sayangku.

"Berlebihan bagaimana? Aku hanya tidak suka mereka bersikap genit padamu."

"Mereka itu rakyatku, jadi kau tak perlu sekejam itu, sayang. Oke."

Princess Berly memejamkan matanya.  Mengepalkan kedua tangannya di depan dada.

Blammmm....

Semua wanita yang bersikap genit menurutnya itu seketika memegangi dada mereka, sesak napas yang mereka rasakan.

Gavriil menatap punggung gadisnya itu yang telah pergi dari hadapannya, terbang rendah dengan sayap indahnya. Sungguh, walaupun Gavriil anak dari seorang iblis tetapi jiwa kejamnya tidak melebihi batas. Tetapi Berly? Gadis itu sungguh menakjubkan. Membuat Gavriil menyunggingkan senyumnya.

Benar-benar cocok menjadi pasanganku, batin Gavriil.