Setelah itu Qiu Yun mengangkat dagunya dengan bangga dan tertawa, lalu dia berbalik akan meninggalkan Zuo Qing.
"Nyonya Jiang, tolong jangan sakiti putriku. Jika kau membenciku lampiaskan saja kepadaku, aku mohon!" Zuo Qing berlutut di hadapan Qiu Yung dan Jiang Tingmei.
Mendengar ucapan Zuo Qing, Qiu Yun yang akan pergi menoleh menatap Zuo Qing.
"Apa kau mau melakukan apa saja yang aku perintahkan?"
Zuo Qing mengangguk seperti seorang budak, air matanya bercucuran, "Ya! Asalkan kau membebaskan putriku."
"Bu, di sini sangat panas, tidak usah hiraukan wanita ini, ayo kita pergi!" Di bawah terik matahari Jiang Tingmei mengangkat tangannya untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari.
Qiu Yun mendongakkan wajahnya ke atas melihat matahari yang bersinar, kemudian menurunkan pandangannya melihat ke arah Zuo Qing yang sedang berlutut di tanah, "Baiklah, sekarang pergilah ke depan gudang perusahaan grup Jiang, berlututlah di sana di bawah terik matahari, selama kau tidak jatuh, aku akan membebaskan putrimu!"
Zuo Qing mendongak dan menatap Qiu Yun dan putrinya dengan kaget.
Di depan gedung perusahaan grup Jiang?
Dia tidak takut pada terik matahari, tapi dia takut ucapan Qiu Yun tidak dapat dipercaya.
"Apakah ucapanmu dapat dipercaya?"
"Tentu saja, sudah kukatakan, selama kamu tidak terjatuh aku akan membebaskan Zuo Weiyi!"
Zuo Qing bangkit, "Baiklah, aku berjanji padamu!"
"Selain itu, aku akan menggantungkan sesuatu padamu." Qiu Yun tersenyum dan berbalik pergi.
Jiang Tingmei tidak senang dengan ucapan ibunya, "Bu, apakah ibu akan benar-benar membebaskan Zuo Weiyi?"
Qiu Yun tersenyum bangga, "Bagaimana menurutmu?"
Melihat senyum licik ibunya, Jiang Tingmei langsung paham dan ikut tersenyum.
Di pagi hari, Zuo Weiyi sedang sibuk membuat sebuah perencanaan di perusahaan periklanan tempat dia bekerja, namun tiba-tiba ponselnya berdering.
Dia mengabaikan panggilan teleponnya, tapi sepertinya orang yang meneleponnya tidak menyerah untuk terus menghubunginya.
Dia akhirnya memutuskan untuk mengangkat teleponnya, ternyata yang menelponnya adalah nomor asing.
"Halo! Siapa ini?"
"Aku." Terdengar suara rendah namun penuh dengan daya tarik seorang pria.
Zuo Weiyi tidak mengenal suara pria yang ada di telepon.
"Siapa kamu?!" Kata Zuo Weiyi mendesak, dia tidak punya banyak waktu karena dia sedang sibuk.
"Shi Yuting"
"....." Zuo Weiyi tertegun.
Shi Yuting?
Otaknya bekerja dengan cepat, ketika dia tersadar dia hanya bisa menelan ludah.
Shi Yuting?!
Bagaimana bisa dia meneleponnya?
Dan juga bagaimana dia tahu nomor teleponnya?
Ya Tuhan, dia menghubungi Zuo Weiyi bukan untuk membunuh Zuo Weyi, kan?
Zuo Weiyi menelan ludah, dengan hati-hati dia bertanya, "Kamu, apakah kamu ada perlu?"
"Jadilah kekasihku!" Kata-katanya singkat dan jelas, terdengar sangat angkuh dan tak terbantahkan.
Zuo Weiyi membelalakkan matanya, "Dasar gila!"
Seketika tut tut tut teleponnya ditutup.
Teleponnya ditutup, dia menyesal dan menampar wajahnya sendiri beberapa kali.
Apakah dirinya dianggap sebagai wanita murahan? Atau Shi Yuting memang orang yang gila?
Di jok belakang mobil Rolls Royce miliknya, Shi Yuting duduk di sana sambil menatap ponselnya dengan tatapan dingin.
Wanita sialan itu berani-beraninya memanggilnya gila!?
Selama 29 tahun dia hidup, baru pertama kali ini ada seseorang yang berani menghinanya langsung di hadapannya.
Apakah wanita ini sudah bosan hidup?
Dari kursi depan melalui kaca spion terlihat kemarahan di wajah Shi Yuting.