webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Tidak dipertemukan

KAMAR ROSA

Setelah perlakuan fisik yang di lakukan oleh suami-nya, rosa pun hanya pasrah dan tinggal menunggu suami-nya kembali untuk membawakan salep untuk mengobati punggung-nya yang memar akibat cambukan tadi.

Dan benar saja Rio kembali dengan menenteng satu kotak P3K di tangan-nya, ia pun segera duduk di samping Rosa, meletakkan kotak obat itu kemudian membuka-nya dan mencari di mana salep buat pereda memar itu berada.

Rio: duduk dan berbalik lah, perlihatkan punggung mu padaku biar aku bisa mengoleskan salep ini padamu. (dengan nada yang begitu lembut)

Rosa pun segera duduk dan menuruti perintah suami-nya, perlakuan-nya yang lembut, perhatian seperti ini kerap sekali ia tunjukkan setelah memberikan sanksi kepada Rosa, seolah ia menyesali perbuatan-nya itu sekejap dan sikap-nya akan berubah dingin kembali sedingin salju setelah-nya.

Rosa pun juga bingung dengan sikap suaminya setelah pindah ke rumah ini, Rio yang dulu tidak lah seperti ini, meski ia cuek namun ia tidak pernah main tangan seperti yang di lakukan-nya sekarang.

Pemikiran apakah ia punya kepribadian ganda pun sempat terlintas dalam benak rosa, namun ia tidak bisa membuktikan alibi-nya itu.

Setelah Rio selesai dengan pengobatan-nya, ia pun mengambilkan baju Rosa yang sebelum-nya tergeletak asal dan memakaikan-nya pada Rosa dengan hati-hati.

Rio: istirahatlah dulu, biar aku ambil makan ku sendiri. Apa kamu ingin ku ambilkan makan juga. (setelah membaringkan Rosa ke tempat tidur-nya dan akan beranjak dari sana)

Rosa pun hanya menggeleng tanda ia tidak menginginkan itu.

Rio: ya sudah, aku tinggal (melenggang pergi meninggalkan Rosa sendiri)

Malam itu Rosa lewati dengan tertidur setelah-nya, tanpa ia sadari sorot cahaya yang menembus dari balik jendela menyilaukan mata-nya dan membuat-nya harus terbangun dari tidur panjang-nya malam itu.

Di usap-nya mata itu, mencoba membuka bola mata-nya yang terasa merekat akibat tangis-nya semalam. Perlahan ia bangun, di sandarkan punggung-nya ke sandaran ranjang dengan hati-hati, bekas cambukan tadi malam masih sakit terasa.

Dengan menahan rasa sakit-nya Rosa pun segera bangkit dari tidur-nya dan bergegas keluar kamar, teringat ia belum menyiapkan apa-apa untuk suami-nya pagi ini.

Bola mata-nya pun mengamati keadaan sekitar namun keadaan rumah begitu sepi, tidak di dapati sosok suami-nya di sana. Ia mulai mencari keberadaan suami-nya di setiap sudut ruangan.

Langkah kaki-nya terhenti di meja makan yang terletak di depan dapur, di lihat-nya suami-nya sedang menyantap roti tawar dengan selai untuk sarapan. Seperti-nya pagi itu, Rio telah melakukan-nya sendiri, ia juga sudah tampak rapi dengan setelan jas-nya, begitu pula dengan tas kantor-nya juga sudah ada di samping kursi tempat-nya sarapan pagi ini.

Melihat suami-nya makan dengan tenang, sempat-sempat nya Rosa terpesona oleh ketampanan suami-nya sendiri, yah memang siapa yang tidak akan tertarik dengan seorang pria yang punya tubuh tegap, tinggi, berkulit putih, rambut hitam kelam serta lesung pipi yang ia miliki, lengkap sudah ketampanan itu yang membuat-nya seolah seperti pria sempurna.

Lamunan-nya terhenti mendengar suara dengan nada sedikit berat tengah memanggil-nya. Ya...siapa lagi kalau bukan Rio (suami-nya) yang menyuruh-nya untuk duduk dan makan bersama.

Rio: duduk lah dan makan. (dengan wajah datar dan sikap yang dingin)

Rosa pun segera menarik kursi yang ada tepat di depan suami-nya itu, segera duduk, mengambil selembar roti tawar, mengolesi-nya dengan selai kacang kesukaan-nya dan memakan-nya dengan tenang.

Sesaat sebelum Rio menyelesaikan sarapan-nya, ia pun mengingatkan Rosa akan sesuatu.

Rio: akhir pekan ini kita akan berkunjung ke rumah ayah, persiapkan dirimu dan jangan pernah sekali-sekali kamu ngadu ke ayah tentang luka yang kamu dapat, kalau kamu nggak ingin hal yang lebih dari itu!! (menyudahi sarapan, mengambil tas kantor-nya dan beranjak pergi )

Rosa: iya mas (meletakkan roti yang ia pegang dan segera berlari untuk menata sepatu suami-nya)

Rio pun memakai sepatu yang telah di siapkan oleh Rosa, kemudian berjalan membuka pintu untuk pergi ke kantor, sesaat sebelum ia menutup pintu Rio pun berpesan kembali.

Rio: ingat juga tugas mu setiap aku pulang, paham!! (nada peringatan)

Rosa hanya mengangguk, tanda ia faham dengan maksud suami-nya itu. Kini ia harus lebih berhati-hati agar ia tidak di perlakukan seperti ini lagi. Setelah berangkat-nya Rio ke kantor, ROsa lebih memilih untuk beristirahat agar ia bisa cepat sembuh sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan untuk keluarga suami-nya.

*****

KANTIN SMA KEJORA

Pagi itu aku telah kembali bekerja di sekolah, setelah kemarin aku melihat lokasi kantin yang akan di renovasi, kali ini aku mulai mendiskusikan material yang perlu di beli serta pendanaan renovasi dengan kepala sekolah.

Syukurlah beliau langsung menyetujui-nya dan menyuruh ku berhubungan langsung dengan petugas yang mengurusi keuangan sekolah.

Dengan demikian aku bisa lebih cepat untuk memulai proyek ini, mensurvei toko barang/material yang punya kualitas baik serta memiliki harga yang bisa di nego sehingga pendanaan bisa lebih terkoordinir dan tidak boros.

Itu moto ku tiap kali dapat proyek, cepat dalam memulai pekerjaan serta punya pengeluaran minim namun punya kualitas yang baik.

Aku ingin segera mensurvei toko material untuk proyek ku kali ini, sebelum itu ku sempatkan mengunjungi kantin agar bisa bertemu kembali dengan Rosa.

Dengan semangat aku pun mengarahkan kaki ku ke kantin yang berjarak tidak jauh dari ruang administrasi yang baru saja ku kunjungi.

Sampai di kantin, mata ku memutar mencari-cari di mana keberadaan Rosa, namun tidak ku temui diri-nya di sekitaran kantin.

Aku pun berinisiatif untuk menghampiri-nya ke kedai yang kemarin ku temui dia di sana, namun lagi-lagi dia tidak terlihat, yang ada hanya seorang ibu-ibu tua seorang diri yang lagi melayani murid yang lagi mengantri di kedai itu.

Yosi: permisi bu, ibu sendirian saja kah?? (tanya ku setelah antrian murid habis)

Ibu kantin: iya nak, saya sendiri, bukan-nya anda yang akan menangani proyek kantin ini ya??

Yosi: oh iya buk, saya yang di tugaskan untuk menangani proyek ini.

Ibu kantin: terus gimana nasib kami setelah-nya?? apa akan di renovasi semua nak??

Yosi: tenang saja buk, kami akan renovasi bertahap kog, jadi ibu tidak perlu khawatir. Jadi untuk sementara waktu yang akan berjualan di kedai bisa bergantian saat perenovasian berlangsung bu. (tutur ku panjang lebar pada si ibu sambil mengamati apakah rosa benar-benar tidak ada di dalam kedai itu)

Ibu kantin: syukurlah nak, ibu jadi lega mendengar-nya. Seperti-nya anda sedang mencari sesuatu??

Yosi: iya bu, saya sedang mencari wanita yang kemarin melayani saya di sini. Seperti-nya ia nggak masuk.

Ibu kantin: oh mbak Rosa ya?? (jelas si ibu)

Yosi: iya bu, Rosa nama-nya. Apa ia memang bekerja di sini??

Ibu kantin: sebenar-nya dia yang menyewakan kedai ini untuk ibu, namun ia juga yang bantuin ibu jualan di sini dengan sukarela, meskipun ibu tidak mampu untuk menggaji-nya. Padahal ia istri dari orang kaya, tapi dengan tanpa pamrih ia membantu ibu sampai seperti ini.Jadi ia bukan pekerja seperti yang anda fikirkan nak.

Yosi: begitu ya bu, terus hari ini ia nggak kesini??

Ibu kantin: tadi ia memberi pesan ke ibu bahwa ia tidak bisa membantu-nya jualan karena butuh istirahat. Ngomong-ngomong anda siapa-nya mbk Rosa ya??

Yosi: saya dulu adalah teman semasa sekolah-nya, mungkinkah dia sakit bu?? (tanya-ku penasaran)

Ibu kantin: oalah teman sekolah ya, em masalah sakit atau nggak-nya ibu kurang tau ya nak.

Yosi: ya sudah bu makasih, saya permisi dulu.

Ibu kantin: iya nak.

Aku pun meninggalkan kantin dengan perasaan yang penuh tanda tanya, mungkinkah bekas luka kemarin yang menyebabkan ia butuh istirahat?? atau ada hal yang lain?? sungguh ia selalu memiliki sisi yang selalu membuat ku khawatir semenjak aku bertemu dengan-nya kembali.

*****