webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Teka teki rosa

Setelah ku berbincang cukup lama dengan-nya tidak ku sadari bahwa sudah cukup banyak anak-anak sekolah yang telah mengantri di belakang ku.

Satu teriakan seseorang dari belakang membuat ku tersadar untuk segera memesan makanan dan bergantian dengan mereka.

Dengan segera ku pesan semangkuk bakso dan segelas es teh, kemudian beranjak dari tempat antrian tersebut untuk menanti pesanan ku di bangku yang telah ku tunjuk pada-nya.

Namun sesaat ada hal yang membuat ku ke-fikiran lagi, yaitu sempat ku lihat bekas biru pada lengan-nya yang tadi sempat tersibak saat mengangkat nampan.

Luka apa ya itu?? itu yang ada dalam fikir ku saat berjalan menuju bangku favorit ku. Kenapa hidup-nya penuh teka-teki seperti ini. Dari kenapa ia kerja di kantin ini terus sekarang malah ku ketahui ada bekas luka pada diri-nya. Apa lagi yang sedang dia alami sekarang ini.

Aku pun menghela nafas panjang dan berfikir akan menanyakan-nya nanti pada mbak rosa.

Kembali ku duduk di bangku favorit ku ini, sambil menunggu pesanan-ku datang. Tidak berselang lama mbak rosa pun datang dengan membawa pesanan-ku dan menaruh-nya di meja.

Rosa: nih (memberiku sebotol yogurt dengan rasa jeruk kesukaan-ku)

Yosi: ingat saja kesukaan aku mbk??

Rosa: hem (melemparkan senyum manis-nya)

(flash back)

Hari itu di bangku ini juga, sering ku duduk sendiri mengawasi si dia dari jauh. Tangan-ku mulai bergerak mengambil sebuah kertas dan pensil. Sebuah goresan mulai nampak pada kertas tersebut, kali ini ku gambar kantin yang ada di hadapan ku tersebut, lengkap dengan pernak-pernik yang ada di dalam-nya.

Nampak gadis itu mondar mandir bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain untuk mengantarkan pesanan anak-anak, semenjak aku tau dia berkerja di kantin kami, aku pun jadi sering nongkrong di sini dan sering memesan youguth rasa jeruk di kedai-nya.

Entah sebab apa aku suka aja beli minuman itu di kedai-nya, sampai-sampai ia pun jadi hafal saking sering-nya ku beli minuman tersebut.

Dengan alasan tersebut kami pun menjadi semakin dekat, tapi kali ini aku belum berani untuk menggambar sosok-nya yang menawan itu.

Tiba-tiba sebuah rasa dingin mendarat tepat di salah satu pipi ku, ternyata rasa dingin tersebut berasal dari sebotol youguth dingin yang di tempelkan rosa pada ku, sejenak diriku terkejut.

Ia datang dari arah belakang ku, sedang kan aku yang sedang asyik menggambar sampai ta' merasa ada yang datang di sekitar ku.

Rosa: bagus juga gambar lo!! (seru-nya dari belakang). Nie buat nambahin semangat lo!! (memberikan youghut itu pada ku)

Yosi: makasih (ku terima youghut itu dan meletakkan-nya di meja)

Rosa: nggak di terusin gambar-nya??

Yosi: oh...jangan lihat dong, gue jadi malu!! (menutupi gambar tersebut dengan kedua lengan ku yang ku taruh di meja)

Rosa: ngapain malu?? bagus loh gambar mu, sumpah!!gue nggak bohong!! (tutur-nya penuh semangat)

Yosi: masa'?? gue sih belum terlalu pd dengan karya gue sendiri mbak.

Rosa: asal terus di asah, pasti bisa jadi lebih baik lagi. Oh iya.. balik ke kelas gih, ini masih jam pelajaran loh!! (sedikit mendorong tubuh ku untuk segera meninggalkan tempat tersebut)

Yosi: bentar kali mbak, nanggung!! nie udah mau selesai.

Rosa: udah sana cepetan, nggak baik bolos terus!! (terus saja mendesak untuk pergi)

Yosi: oke oke, gue pergi. (membereskan lembaran gambar dan alat tulis ku dan beranjak dari tempat ku duduk). Makasih buat minuman-nya. (ku angkat youghut pemberian-nya dan melenggang kembali ke kelas ku)

(flash back and)

*****

Lamunan ku ter-buyarkan dengan suara-nya yang tengah menanyakan kabar ibu ku.

Rosa: ibu mu gimana?? beliau sehat kan yos? (mengambil duduk tepat di hadapan ku)

Yosi: oh..ibu baik kog. (dengan sedikit gelagapan)

Rosa: alhamdulillh, lega dengar ibuk baik-baik saja, beliau ikut lo ke sini juga kan?? karena kabar terakhir gue dengar, beliau ikut lho ke kota XX.

Yosi: ow..iya mbk, kami udah balik ke tempat lama kami kog mbak, selama masih di butuhkan di sini sih, kami akan tinggal di sini.

Rosa: kapan lo kembali-nya ke sini??

Yosi: baru aja kemarin mbak, nie aja belum beres-beres trus langsung dapat tugas ke sini.

Rosa: emm...sukses bener nih kelihatan-nya. (mencubit lengan ku lirih)

Yosi: apa sih mbak, ya lumayan lah mbak. Do'ain aja selalu lancar.

Rosa: amin..di makan gih bakso-nya!!

Yosi: iya mbak. (ku sruput kuah bakso tersebut dan ku masukkan potongan bakso ke mulut ku). Em..mbak masih tinggal dengan ayah?? (tanya ku ragu)

Rosa: enggak yos, kami yudah hidup sendiri sejak beberapa tahun ini.Tepat-nya di apartemen seberang jalan ini. Mas rio ingin kami hidup mandiri.

Yosi: ooo..ayah baik-baik aja kan mbak??

Rosa: ya begitu lah yos, penyakit jantung-nya sering aja kambuh.

Yosi: apa?? sejak kapan beliau punya sakit jantung mbak?? (hati ku tidak kalah terkejut mendengar berita tersebut, aku tau aku memang membenci-nya, namun ia tetep lah ayah ku, ayah yang terlihat sayang padaku)

Rosa: sudah satu tahun belakangan ini yos, tengoklah ia sesekali, ya gue tau hubungan lo sama ayah nggak baik, namun alangkah baik-nya lo datang ke rumah belia, rumah belau masih sama. (tutur-nya menasehati ku)

Yosi: akan gue pertimbangkan. (meneruskan menikmati bakso ku)

Rosa: ya sudah lo terusin makan-nya, gue harap lo bisa punya pilihan yang bijak, gue balik dulu. (beranjak dari tempat duduk dan akan pergi)

Yosi: tunggu!! (dengan reflek ku genggam pergelangan tangan-nya)

Rosa: aauuu. (mengaduh kesakitan)

Yosi: maaf, tapi bukan-nya gue cuma pegang mbak nggak kencang loh, kenapa mbak marasa kesakitan??

Rosa: enggak apa-apa. (melepas genggaman tangan ku perlahan)

Yosi: mbak..jujur sama gue, mbak kenapa?? (seketika ku berdiri dan memastikan luka apa yang telah ku lihat sebelum-nya). Ini apa mbak?? kenapa ada bekas memar di sini?? apakah mbak mengalami kekerasan?? bilang padaku mbak?? (seribu pertanyaan ku keluar begitu saja melihat gadis yang ku sayangi itu kesalitan)

Rosa: ini cuma terbentur kemarin, lo nggak perlu memperbesarkan masalah, ini nggak seperti yang lo kira. Gue harap lo nggak perlu terlalu mempermasalahkan ini. (terlihat seperti mengelak)

Yosi: tapi mbak??

Rosa: sudah lah yos, gue nggak apa-apa, ini bukan hal besar. Gue kembali ya, udah banyak pelanggan.

Ia pun melenggang meninggalkan ku dengan semua tanda tanya besar, tentang-nya yang punya seribu teka-teki, sebuah teka-teki yang hanya di simpan untuk diri-nya sendiri. Tanpa mengizinkan ku untuk mengetahui maupun membantu masalah-nya tersebut.

Semoga apa yang ku hawatirkan memang nggak terjadi pada-nya.

*****