webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Siapa yang dapat bagian

Prov Rio

Siapa yang menyangka anak itu akan muncul lagi di depan mata ku, dengan senyum palsu serta tingkah laku-nya yang ta' ku suka dari dulu, dia tetap merebut perhatian ayah dari ku meskipun setelah sekian lama-nya, kenapa ta' dari dulu ku habisi saja dia, itu yang ada di pikiran ku saat ini.

Kesal, amarah, emosi seperti air yang mendidih tergambar dalam raut wajah ku tapi sebisa mungkin ta' ku tunjukkan itu pada ayah karena aku ingin bermain cantik di sini, masih banyak upaya ku untuk menyingkirkan dia dari kehidupan ayah ku tanpa terlihat oleh-nya seperti yang aku lakukan untuk-nya dahulu.

Rio: cihhh!! pemandangan yang menyebalkan! aku harus terlihat seperti anak baik de depan ayah agar semua rencanaku bisa berjalan dengan lancar. (gumamku dalam hati saat kulihat dia memeluk ayah dengan erat di depan ruang makan)

Ayah terlihat senang dengan kedatangan-nya, terlihat dia juga memeluk dengan erat putra-nya itu, satu lagi yang membuatku kesal yaitu tatapan hangat yang di tujukan oleh istriku pada-nya saat dia merangkul ayah untuk duduk bersama di meja makan tempat kami berkumpul, tatapan yang ta' pernah aku dapat kan selama menjadi suami-nya.

Dia (istri) hanya bergerak layak-nya boneka yang bila ku suruh ke sana, dia akan ke sana serta akan akan kesini, bila ku suruh ke sini, hati-nya bukanlah untuk ku dari dulu, orang yang dia suka ada di depan ku saat ini. Ini membuatku semakin menggila, entah mungkin itu yang kadang membuatku hilang kendali saat bersama-nya.

Kenapa semua-nya begini?? kenapa?? ta' akan ku biarkan dia mendapatkan apa yang dia ingin kan, harus hanya aku yang dapatkan semua ini, ta' boleh ada orang lain.

Kami pun makan bersama dalam satu meja, ta' ada banyak perbincangan, hanya menghabiskan makanan yang telah di persiapkan.

Setelah selesai barulah kami berbincang-bincang ringan, bicara ini itu. Sebenarnya hanya aku dan ayah yang berbincang setelah itu, sedangkan Yosi berpamitan ke toilet saat kami berbicara.

Ku fikir biarlah dia pergi untuk sesaat, agar ta' mengganggu percakapanku dengan ayah, namun ku menyadari sesuatu, setelah ku lihat sekeliling ta' kudapati Rosa di samping ibu, dia kemana?

Saat ibu menghampiri kami, ku pun beranjak dari kursiku untuk mencari Rosa.

Rio: ma, temenin ayah ya, aku mau cari Rosa dulu ( ucapku pada mama )

Mama: oke nak ( menggantikanku dan duduk di sebelah ayah )

Aku berkeliling dan berfikir mungkin dia ada di toilet namun ternyata ta' ada, langkah kakiku berjalan menuju dapur dan apa yang ku lihat saat ini sungguh membuatku geram.

Rio: bisa-bisanya mereka bermesraan di belakangku, lihat saja apa yang bisa ku lakukan. ( melangkah dengan cepat )

Ku rampas jari istriku yang di pegang oleh Yosi dengan kasar.

Rio: apa yang sedang kamu lakukan? ( ku genggam erat tangan Rosa )

Yosi: aku cuma membantunya ( jawabnya santai )

Rio: bohong!! ( ku tampar dia dengan keras ) itu cuma akal-akalan kamu saja kan untuk bisa dekati Rosa! ingat Yos, Rosa itu istriku sekarang. Jangan coba-coba bersikap seperti ini lagi padanya. Ngerti kamu ( ku peringatkan dia dengan tegas )

Rosa: ini ta' seperti yang kamu fikirkan mas. ( mencoba melepaskan genggaman tanganku yang membuatnya kesakitan )

Rio: diam kamu!! ( bentakku padanya )

Rosa: tapi mas. ( mencoba mengelak )

Rio: ikut aku sekarang. Dan untuk kamu Yosi, ku peringatkan sekali lagi, jangan ganggu istriku atau aku tidak akan tinggal diam. Camkan itu. ( mengacungkan satu jariku ke wajahnya lalu segera ku ajak pergi Rosa dari si Yosi brengsek itu )

Dia tampak biasa saja sambil mengusap pipinya, dia ta' mempedulikan perangatanku itu, tenang saja akan ku balas dia lebih kejam dari sebelumnya, kamu kira aku ta' punya seribu cara buat menghancurkan dia.

Rio: Kamu sudah mendapatkan hati ayah dan sekarang dia juga mau merebut Rosa dariku, ta' bisa ku biarkan. Aku akan cari cara buat menyingkirkan dia dari kehidupan kami. ( gumamku dalam hati )

*****

( flas back )

Hari di mana awal bertemunya mama dengan ayah setelah sekian tahun. Aku baru tahu bahwa mama dan papaku yang sebenarnya bukanlah sepasang suami istri yang harmonis, mereka menikah hanya karna bisnis bukan dengan cinta, papa pun banyak mempunyai wanita simpanan, namun mama ta' peduli, hingga mama memilikiku pun, itu cuma di gunakan papa untuk melancarkan rencananya buat menguasai harta kekayaan kakek yang bakal di wariskan untuk mamaku.

Dalam hal ini papa hampir saja membuat mama meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, ia dengan sengaja merusak rem mobil mama hingga menyebabkan dia mengalami kecelakaan dan di situlah ada ayah yang membantunya untuk selamat dari maut, ayahlah yang membawa mama ke rumah sakit terdekat.

Ayah juga menanti mama hingga siuman, dunia ternyata sempit, mama adalah pacar serta cinta pertama ayah dalam sekolah dulu, namun cinta mereka pupus karena kakek sudah menjodohkan mama dengan papa.

Ayah menunggu di samping ranjang tempat mama berbaring sambil menanti keluarga mama datang, di tatapnya mama dengan sesama, mungkin rasa yang dulu itu ada lagi saat mereka di takdirkan untuk bertemu kembali.

Ayah: Maya, kita akhirnya bertemu lagi ( mengelus pelan rambut mama )

Perlahan mama membuka matanya dan tersadar, saat dia sadar orang yang ada di depannya sekarang adalah orang yang benar-benar ingin di temuinya.

Mama: Doni?? ( wajahnya tampak bingung tapi dia kemudian tersenyum )

Ayah: iya ini aku Maya. ( menggenggam tangan mama dengan lembut )

Mama: aku ada di mana? ( mencoba untuk bangun dari ranjang tempat tidur )

Ayah: kamu di rumah sakit May. Pelan-pelan. ( membantunya untuk duduk dengan pelan )

Mama: auuu ( memegangi dahinya yang di perban sebab sempat terbentur setir mobil saat kecelakaan itu ). Aku ingat, aku ta' bisa menggunakan rimku saat ingin berbelok di tikungan itu. Trus gimana kamu bisa menemukan aku Don?

Ayah: entahlah, mungkin takdir May. Aku ta' sengaja melewati tempat yang kamu lewati dan ku lihat ada sebuah kecelakaan lalu saat ku tau yang ada di dalamnya itu kamu, aku langsung memukul kaca mobilmu dan menyelamatkanmu sebelum mobil kamu terbakar.

Mama: apa?? mobilku terbakar?? ada berkas penting di dalamnya. ( dengan wajah lesu )

Ayah: tapi semua sudah ta' bersisa May, semua sudah hangus.

Mama: aku harus temui kakek sekarang Don, aku harus beritahu keburukan Iwan pada kakek. Ada kemungkinan dia juga yang membuat aku seperti ini.

Ayah: Iwan?? ( masih penasaran )

Mama: orang yang di jodohkan kakek untukku, aku mengetahui bahwa dia sudah memanipulasi dana anggaran perusahaan tanpa sepengetahuan kakek.

Ayah: kamu masih belum stabil May, kamu harus perbanyak istirahat. ( cegahnya pada mama )

Mama: tapi Don. ( bersikeras untuk pergi dan hampir saja mencopot infus yang di pakainya )

Ayah: tenang dulu May, keluargamu akan segera datang. Suster sudah menghubunginya.

Ta' lama, Kakek, Papadan Aku sampai di rumah sakit dan bergegas menuju ruangan mama. Papa bersikap seolah ta' melakukan apa-apa, aku pun yang saat itu ta' curiga apapun pada Papa.

Hingga setelah Mama membaik dan sudah di perbolehkan pulang oleh dokter barulah Mama membongkar semua keburukan Papa ke Kakek, bukti di mana dia menggelapkan uang perusahaan ( berupa file dan dokumen), perselingkuhannya ( berupa foto-fotonya dengan banyak wanita) serta rekaman sisi tv yang memperlihatkan ia yang sudah menyebabkan kecelakaan Mama pun ta' bisa di elaknya lagi. Semuanya sudah jelas.

Ta' ada yang bisa di elak lagi oleh Papa, Kakek yang mengetahui langsung syok dan marah besar, Kakek membuang bukti-bukti tersebut di depan muka Papa saat mereka berkumpul di ruangan kakek bersama Mama.

Kakek: ini balasan yang kamu berikan padaku setelah ku percayakan perusahaanku padamu. ( dengan nada amarah )

Papa: ini pasti akal-akalan Maya agar bisa berpisah denganku kek. ( elaknya )

Kakek: semua sudah jelas beserta bukti-buktinya Iwan. Kamu harus segera ceraikan Maya dan pergi dari keluarga kami.

Papa: nggak bisa, aku tidak bisa meninggalkan ini semua ( tergambar jelas raut amarah di wajahnya )

Kakek: pergi sekarang juga ( suruh Kakekku pada Papa )

Hal yang ta' terduga pun terjadi, Papa yang saat itu kalap membawa sebilah pisau kecil di balik jasnya dan menghunuskan pisau itu ke perut Kakek berulang kali hingga ia tergeletak di lantai dan mengeluarkan banyak darah, Mama yang mengetahuinya mencoba mencegah, namun dia terpental ke pojokan dan terbentur kembali ke tembok dan tersungkur.

Saat Papa akan keluar dari dari ruangan Kakek, aku ta' sengaja melihat itu semua dan berteriak dengan keras sehingga penjaga yang ada di luar pun berlari dan menuju tempat sumber suaraku.

Sempat terjadi perkelahian heboh antara Papa dan pengawal saat mama menyuruh mereka untuk menangkap Papa yang berlumuran darah dan masih memegang pisau yang di gunakannya untuk membunuh Kakek, hingga dia bisa di di atasi dan kami bisa menjebloskannya ke penjara.

Mama: semoga dia menyesali apa yang dia perbuat

*****