webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Rasa yang tidak terduga

Setelah Rosa di panggil oleh ibu-nya, ia pun segera ke sana meninggalkan ku yang tadi sempat membuat seketsa wajah-nya.

Aku pun juga menyuruh-nya untuk segera pergi menemui ibu-nya, sebagai dalih agar ia tidak melihat gambar ku yang belum selesai tadi.

Sebenar-nya ia bersikeras untuk melihat hasil gambar ku kali ini, namun ku mengelak dan berjanji akan menunjukkan pada-nya jika sudah benar-benar selesai.

Beralih ke Rosa yang telah kembali ke kedai ibu-nya, ternyata sampai di sana ibu Rosa mencari nota belanja yang baru saja di beli Rosa untuk tambahan isi bakso yang ada di kedai itu.

Rosa: ada apa bu??

Ibu Rosa: ibu tidak menemukan nota belanja mu tadi nak.

Rosa: oww..maaf bu, Rosa bawa nih. (tersenyum tipis dan memberikan nota yang sedari tadi ada di saku celana-nya kepada ibu-nya)

Ibu Rosa: ibu kira kamu melupakan itu, nggak bisa hitung untung rugi nanti nak.

Rosa: maaf bu, tadi nggak langsung kasih ke ibu, oh ya keuangan kita aman kan bu??

Ibu Rosa: aman kog nak.

Rosa: alhamdulillah kalau begitu bu.

Di sela-sela perbincangan Rosa dan ibu-nya tiba-tiba terjadi perkelahian yang cukup membuat ribut seisi kantin. Rosa pun mengamati apa yang tengah terjadi dari dalam kedai, dan terlihatlah siapa yang tengah berkelahi di sana?? ya..Yosi dan geng-nya si Oga yang terkenal dengan kekuasaan mereka.

Tanpa berfikir panjang, Rosa pun segera berlari keluar menuju tempat lain, ia memilih melapor kepada pak Salim si penjaga gerbang sekolah dari pada ke pihak BK, karena ia tau kalau ia lapor ke BK yang ada Yosi bakal kena masalah dan lebih parah-nya lagi, Yosi bisa saja di skors gara-gara berurusan dengan mereka.

Rosa tau pengaruh keluarga Oga terhadap sekolah ini, dari pada Yosi nanti-nya di rugikan, lebih baik ia memilih jalan ini.

Dengan cepat, Rosa sudah sampai di pos-nya pak salim, untung saja beliau masih ada di sana. Rosa pun melapor dan mengajak pak Salim untuk melerai mereka. Pak Salim yang kami kenal, merupakan satpam gagah tegap serta terkenal keras dan tegas terhadap anak yang melanggar peraturan.

Dengan terengah-engah ia mulai memberitahu pak Salim tentang apa yang terjadi di kantin saat ini.

Rosa: pak...pak...ini gawat!!(dengan nafas yang tidak karuan setelah berlari sekuat tenaga). Tolong lerai mereka, di sana. (menunjuk arah ke kantin sekolah)

Pak Salim: tenang nak, pelan-pelan saja. Atur nafas-mu dulu, baru kamu bisa bicara. (terang pak Salim menenangkan si Rosa)

Rosa: huft...huft... (mulai mengatur pernafasan-nya). Begini, entah masalah mereka apa, tapi tolong ke kantin sekarang pak, Yosi dan Oga beserta geng-nya terlibat baku hantam di depan kantin, tolong pisah mereka. (sambil menarik lengan pak Salim untuk segera berjalan menuju tempat yang Rosa maksut)

Pak Salim: iya nak, sabar dulu.

Rosa: ayolah pak, jika bapak terlambat Yosi bakal dalam bahaya. (semakin erat tangan-nya menarik tangan pak Salim untuk beranjak dari sana)

Pak Salim: iya iya

Mereka pun dengan cepat berlari menuju kantin sekolah, dengan suara lantang-nya pak Salim mampu menghentikan baku hantam yang sedang terjadi. Begitu pula dengan kerumunan anak-anak yang cuma bisa menonton pun langsung minggir dan bubar balik ke kelas mereka masing-masing setelah mendapat instruksi tegas dari pak Salim.

Sesaat pak Salim melerai mereka semua, kala itu aku sudah ada di atas tanah dengan di rundung ke lima anak geng tersebut, wajah ku penuh dengan memar berwarna biru serta darah segar sempat keluar dari ujung bibir ku. Kaki dan tangan ku sempat kena pukul oleh mereka yang menggunakan sebuah kayu yang tergeletak di bawah pohon depan kantin kami.

Nasib ke lima anak geng tersebut tidak begitu parah, mereka hanya mempunyai memar di muka mereka, karena keahlian ku bela diri, aku pun sempat menonjok mereka semua.

Namun karena kalah jumlah, aku pun tumbang dan ter-kroyok oleh mereka berlima. Sebuah tonjokan Oga hampir saja mendarat lagi ke wajah ku. Untung saja pak Salim segera datang dan melerai kami semua.

Pak Salim dengan cepat menarik baju Oga dan geng-nya untuk menjauh dari ku. Kami pun langsung di suruh berdiri dan berbaris serta menjelaskan pa yang tengah terjadi.

Aku pun menjelaskan perihal apa yang terjadi sebelum-nya, dan aku sudah minta maaf pada-nya, namun si Oga malah merendahkan orang lain dan itu adalah Rosa, aku pun ta' terima dan ya memang aku lah yang memukul Oga terlebih dahulu.

Oga sempat tidak terima dengan penjelasan ku, dan membuat kami beradu mulut serta akan berkelahi lagi, sebelum itu terjadi pak Salim memperingatkan agar pergi ke UKS dan tidak memperpanjang masalah ini.

Karena luka ku yang lumayan parah dari pada yang lain, pak Salim menyuruh ku untuk pulang saja untuk istirahat. Beliau juga memintakan surat izin untuk ku.

Dengan kondisi ku yang tidak bisa berjalan, pak Salim meminta Rosa untuk mengantar ku pulang dengan selamat.

Rosa merangkul pundak ku, membawakan tas ku, dan membantu ku untuk berjalan. Dengan menaiki bus, kami pun sampai di rumah ku dengan selamat.

*****

RUMAH YOSI

Keadaan rumah ku kali ini terasa sepi, ayah ku pasti sudah berangkat bekerja sedangkan ibu mungkin sedang tidak ada di rumah. Dan benar saja ada sebuah memo yang tertempel di depan pintu, yang menyatakan bahwa ibu sedang ada urusan sebentar ke tempat kerja si ayah.

Ibu ku yang notabene hanya ibu rumah tangga jarang sekali meninggalkan rumah, saat dia keluar beliau pasti membuat memo untuk ku takut-nya aku mencari-nya, karena aku jarang sekali melihat ponsel ku.

IBU KELUAR SEBENTAR KE KANTOR AYAHMU, KUNCI ADA DI TEMPATNYA.

Ku ambil memo tersebut dan meminta Rosa untuk mengambil kunci pintu depan yang ada di balik batu yang tertata di pot depan rumah.

Yosi: tolong ambilkan kunci-nya di sana mbak!! (menunjuk pot bunga yang berada tidak jauh dari ku)

Rosa: oh..tunggu sebentar, kamu bisa berpegangan dengan pintu kan??

Aku pun mengangguk, sedangkan rosa beranjak dan mencari kunci yang ku maksud. Tidak butuh waktu lama, rosa pun dapat menemukan kunci itu. Dengan segera ia membukakan pintu untukku dan merangkul ku kembali, membawa ku ke ruang tamu serta akan mendudukkan ku di sofa yang ada di sana.

"GUBRAKK....."

Sesaat sebelum mendudukkan ku di sofa tiba-tiba kaki Rosa menabrak sebuah meja pendek yang ada di dekat sofa tersebut, jarak sempit antara meja dan sofa yang ada di ruang tamu ku menyebabkan kami terjatuh ke sofa dengan posisi rosa yang ada di atas ku.

Seketika mata kami saling bertatapan dan hanya menyisakan jarak satu cm dari wajah ku. Dunia ini berasa berhenti seper sekian detik, wajah ku memerah, tubuh ini terasa kaku, serta jantung ini tiada henti-nya untuk terus berdetak begitu cepat.

Yosi: apakah aku jatuh cinta?? (hanya kata itu yang muncul dalam benak ku)